Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Peserta Konferensi PPD BKKBN Kunjungi Kampung KB Sleman

Kampung KB merupakan salah satu "senjata pamungkas" baru pemerintah dalam mengatasi masalah kependudukan, terutama di wilayah-wilayah yang jarang "terlihat" oleh pandangan pemerintah.

1 Desember 2017 | 09.16 WIB

Peserta Konferensi PPD BKKBN kunjungi kampung KB Sleman, Yogyakarta, Kamis, 30 November 2017
material-symbols:fullscreenPerbesar
Peserta Konferensi PPD BKKBN kunjungi kampung KB Sleman, Yogyakarta, Kamis, 30 November 2017

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INFO NASIONAL-- Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengajak para peserta pertemuan tahunan anggota Partners in Population and Development (PPD) 2017 dan Konferensi Internasional Antarmenteri untuk Kependudukan dan Pembangunan ke-14 mengikuti Field Visit ke Kampung KB yang ada di Sleman, Yogyakarta, Kamis, 30 November 2017.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sekretaris Utama BKKBN Nofrijal mengatakan, BKKBN ingin berperan nyata dalam dunia internasional, dan menjadi guru dunia dalam bidang KB. “Program kampung KB di Indonesia ini efektif untuk menanggulangi perkembangan jumlah orang di daerah terpencil, jauh, dan mengalami masalah dalam hal kependudukan,” katanya disela acara pertemuan tahunan anggota Partners in Population and Development (PPD) 2017 di Yogyakarta, Rabu, 29 November 2017.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Sejak dicanangkan Presiden Joko Widodo pada 14 Januari 2016, Kampung KB terus tumbuh pesat. Semangat membentuk dan mendirikan Kampung KB di seluruh Nusantara telah menghasilkan ribuan Kampung KB. Targetnya pada 2018 nanti terdapat satu Kampung KB di setiap satu kecamatan di seluruh Indonesia. Di Provinsi DIY sendiri telah tercapai 25 Kampung KB.

Kampung KB merupakan salah satu “senjata pamungkas” baru pemerintah dalam mengatasi masalah kependudukan, terutama di wilayah-wilayah yang jarang “terlihat” oleh pandangan pemerintah. Kedepan program ini akan menjadi ikon program kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga (KKBPK).

Kehadiran Kampung KB bertujuan meningkatkan kualitas hidup masyarakat di tingkat kampung atau yang setara, melalui program KKBPK serta pembangunan sektor lain dalam rangka mewujudkan keluarga kecil berkualitas. Prinsipnya Program KKBPK mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera dengan melaksanakan delapan fungsi keluarga.

Penerapan fungsi keluarga ini membantu keluarga lebih bahagia dan sejahtera, terbebas dari kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan. Keberhasilan program KKBPK dapat dilihat dari beberapa aspek. Pertama, aspek pengendalian kuantitas penduduk, kedua, aspek peningkatan kualitas penduduk yang dalam hal ini diukur dengan peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarganya.

Deputi Bidang Pelatihan dan Pengembangan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Rizal Martua Damanik mengatakan pembentukan kampung KB ini, bertujuan juga untuk meningkatkan kualitas hidup berdasar siklus reproduksi. “Artinya kita tidak hanya menyasar pada pasangan usia subur saja, melalui pemasangan alat kontrasepsi misalnya, itu dulu. Sekarang  juga untuk meningkatkan kualitas  hidup dari bayi, anak-anak, generasi muda, juga ibu rumah tangga dan lansia, semua di perhatikan,” katanya.

Kampung KB menjadi program inovatif yang strategis dalam mengejawantahkan program KKBPK secara paripurna di lapangan. Pasalnya, Kampung KB menjadi model atau miniatur pembangunan yang melibatkan seluruh sektor di masyarakat. Kampung KB merupakan  Satuan  wilayah  setingkat RW, dusun atau setara yang memiliki kriteria tertentu dimana terdapat keterpaduan program KKBPK yang dilakukan secara sistemik dan sistematis.

Manfaat Kampung KB selain bisa mengentaskan kemiskinan, kata Rizal, juga mendekatkan pembangunan kepada masyarakat. Intinya program ini melibatkan semua sektor pembangunan. Dengan kata lain, Kampung KB tak hanya berbicara soal membatasi ledakan penduduk, tapi juga memberdayakan potensi masyarakat agar berperan nyata dalam pembangunan.

“Manfaat lain adalah membangun masyarakat berbasis keluarga, menyejahterakan masyarakat, serta memenuhi kebutuhan masyarakat melalui pelaksanaan integrasi program lintas sektor. Pembangunan lintas sektor dan kemitraan melibatkan peran bernagai pihak seperti swasta, provider, dan pemangku kepentingan lainnya,” katanya. (*)

Abdul Jalal

Abdul Jalal

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus