Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Program SEGAR, Ubah Wajah Petambak Garam Indramayu

Sejak pendampingan KKP, produktivitas tambak garam di Desa Krangkeng, Kabupaten Indramayu, mencapai 130 ton per ha per musim.

31 Agustus 2021 | 18.24 WIB

Program Sentra Ekonomi Garam Rakyat (SEGAR) yang dijalankan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Pengelolaan Ruang Laut (Ditjen PRL) sejak tahun 2020
Perbesar
Program Sentra Ekonomi Garam Rakyat (SEGAR) yang dijalankan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Pengelolaan Ruang Laut (Ditjen PRL) sejak tahun 2020

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

INFO NASIONAL – Program Sentra Ekonomi Garam Rakyat (SEGAR) yang dijalankan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Pengelolaan Ruang Laut (Ditjen PRL) sejak 2020, mulai menunjukkan hasil. Keberadaan Gudang Garam Nasional (GGN) dan washing plant (alat pencuci garam) mampu memberikan nilai tambah bagi para petambak utamanya dalam meningkatkan pendapatan masyarakat petambak garam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

“Sejak washing plant beroperasi, harga garam yang sebelumnya berkisar antara Rp 400-Rp500 per kilogram, setelah diolah dan dikelola oleh koperasi kini harganya berkisar antara Rp1.800 hingga Rp1.900 per kg. Ini berdampak besar bagi perekonomian para petambak dan akan dirasakan saat musim panen raya,” ujar Plt. Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Indramayu, Edi Umaedi saat bersama KKP meninjau lokasi GGN dan washing plant di Desa Krangkeng, Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat Kamis, 26 Agustus 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Edi menambahkan tahun 2011 rata-rata produksi garam rakyat di Indramyu sekitar 60 ton per hektare per musim, namun sejak KKP mendampingi kini produktivitasnya mencapai 130 ton per ha per musim.

“Bila harga kurang wajar, kami punya beberapa Gudang Garam Rakyat (GGR) dengan kapasitas tampung 100 ton. Lalu ada juga dua GGN bantuan KKP yang berkapasitas tampung masing-masing 2.000 ton, sehingga bahan baku garam untuk diolah dengan washing plant akan selalu tersedia,”katanya.

Sementara Plt. Direktur Jenderal PRL,Pamuji Lestari, saat meninjau ke lokasi GGN dan washing plant di Indramayu menjelaskan pembangunan garam rakyat melalui sentra ekonomi garam rakyat merupakan program KKP untuk memberdayakan petambak garam. Program di Desa Krangkeng merupakan konsep pengembangan garam dari hulu ke hilir, mulai pra produksi, produksi, pasca produksi hingga pemasarannya.

“Washing plant di sini merupakan salah satu dari 7 washing plant yang dibangun KKP melalui dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) tahun 2020. Melalui washing plant, kualitas garam mampu ditingkatkan kadar NaCl nya hingga 97 persen dan warnanya lebih putih,” ujar Pamuji atau yang akrab disapa Tari.

Selain meninjau lokasi GGN dan washing plant di Kabupaten Indramayu, Dirjen PRL juga k menyambangi washing plant di Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah.Menurutnya, KKP terus berkomitmen meningkatkan produksi dan meningkatkan kualitas garam rakyat diiringi dengan pembinaan ke masyarakat.

“Kita harapkan ini bisa terus berlanjut, tidak hanya di Indramayu tapi juga di beberapa lokasi lainnya sejalan dengan instruksi Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono untuk terus meningkatkan kesejahteraan petambak garam dan meningkatkan Pengembangan Usaha Garam Rakyat (PUGaR),” katanya.(*)

 

Prodik Digital

Prodik Digital

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus