Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PT Inco -- pembangunan indonesia ...

Profil PT International Nickel Indonesia (PT Inco) yang menelan modal investasi lebih dari us$ 1 milyar.Usaha pertambangan nikel terbesar ke-4 di dunia. mempunyai fasilitas dan sarana serba lengkap.

24 Maret 1990 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pembangunan Pertambangan Secara Besar-Besaran Dalam Rangka Kerja Sama Internasional Jauh di tengah-tengah belantara pengunungan di suatu daerah terpencil di Sulawesi, kita temukan suatu keajaiban buatan manusia. Bagaikan terukir pada permukaan bumi, kompleks pertambangan PT. Inco telah mengatasi pelbagai rintangan alam dan teknis untuk kini berdiri megah sebagai usaha pertambangan nikel terbesar keempat di dunia. Semenjak awalnya, fasilitas pertambangan ini merupakan contoh kerjasama yang terbaik antara sebuah bisnis internasional dengan Indonesia. Inco Limited, perusahaan tambang raksasa dari Kanada, adalah salah satu dari sejumlah perusahaan pertambangan yang memasukkan tender atas invitasi Pemerintah Indonesia dalam tahun 1967 untuk eksplorasi dan pengembangan tambang nikel laterit di Pulau Sulawesi. Berkat reputasi internasional serta keahlian teknis yang dimilikinya, maka pada bukan Januari 1968 Inco Limited terpilih untuk mengadakan negosiasi kontrak karya dengan Pemerintah Indonesia. Setelah penandatanganan kontrak tersebut, yang termasuk pertama dari jenis kontrak seperti ini, pihak Indonesia dalam bentuk badan hukum PT International Nickel Indonesia (PT. Inco) segera memulai kegiatan eksplorasi atas areal seluas 6,6 juta hektar yang dicantumkan dalam kontrak. Setelah beberapa tahun melakukan eksplorasi intensif di daerah perbukitan bagian timur Sulawesi Tengah, para ahli geologi PT. Inco dalam tahun 1973 menyimpulkan bahwa daerah tertentu di dekat Soroako mempunyai kandungan nikel yang memungkinkan untuk mendirikan sebuah tambang nike yang besar. Analisis pertama dari sampel-sampel bijih nikel yang diambil memberi proyeksi masa depan yang cerah bagi lokasi tambang tersebut, yakni kapasitas sebanyak 15.000 metrik ton per tahun selama 30 tahun. Pembangunan dimulai pada tahun 1973 termasuk pemasangan sebuah pipa pembakaran tunggal (single furnace line). Namun dalam jangka waktu setahun saja, telah ditambahkan 2 pipa pembakaran lagi, menjadikan usaha ini salah satu kompleks penghasil nikel yang terbesar di dunia. Sarana Penunjang Setelah terbukti bahwa kwalitas bijih nikel tergolong baik dan prospek yang panjang cukup menggembirakan, Inco kemudian menghadapi tantangan yang jauh lebih besar lagi, yaitu untuk membangun sebuah kompleks industri total, lengkap dengan sarana-sarana penunjangnya. Pembangunan jaringan pipa, jalan, lapangan udara, sekolah, rumah sakit, layanan kemasyarakatan serta perumahan untuk hampir 4000 karyawan dan keluarga mereka menjadi tanggung jawab dari Inco dan harus sudah ada sebelum operasi penambangan dapat dimulai Secara total, pembangunan proyek raksasa ini menelan m~odal investasi lebih dari US$ 1 milyar dan waktu 10 tahun. Hasilnya memang dapat dibanggakan. Sebab, ketika pada akhirnya fasilitas pertambangan ini siap dibuka pada tahun 1978, Inco telah berhasil mengubah sebagian dari hutan belantara Sulawesi itu menjadi salah satu komunitas kecil paling modern di Asia Tenggara. Fasilitas yang tersedia di Soroako antara lain sebuah rumah sakit berkapasitas 32 tempat tidur, klinik kesehatan, sarana pendidikan dari TK sampai SMA, mesjid, pura ~Hindu Bali dan gereja sebagai tempat-tempat beribadah. Para karyawan Inco dan ~masyarakat setempat lainnya juga memperoleh air bersih dari instalasi air minum, dan menggunakan sistem pembuangan yang modern. Tak ketinggalan adalah fasilitas-fasilitas olahraga dan rekreasi yang memadai. Pembangkit Listrik Tenaga Air Semua sarana dan fasilitas di lokasi pertambangan tersebut membutuhkan tenaga listrik dalam jumlah besar, yang mana merupakan sumber daya yang langka dan mahal di tengah-tengah hutan belantara yang terpencil pula. Nikel laterit, yaitu jenis nikel yang ditambang oleh PT. Inco ini, terdapat dalam timbunan di lapisan atas bumi, berbeda dengan nikel sulfid yang harus digali dari dalam bumi. Oleh karena itu, operasi penambangan di Soroako menggunakan teknologi-teknologi yang berbeda sekali dari teknologi yang dipakai pada tambang-tambang yang dalam . Para insinyur Inco yang sejak awal su~dah menunjukkan pendekatan yang fleksibel terhadap pemecahan problem-problem, memasang instalasi listrik tenaga air untuk memenuhi kebutuhan energi yang besar yang diperlukan dalam proses pengolahan bijih laterit. Dengan satu kali mengeluarkan biaya besar, kini Inco memiliki 165 megawatt tenaga listrik yang dapat diandalkan dan jaun lebih murah daripada menggunakan generator-generator minyak. Sarana pembangkit listrik ini, yang merentangi Sungai Larona kira-kira 30 kilometer dari lokasi, tambang, dimulai pembangunan Ilya pada tahun 1975 dan secara resmi selesai 3 tahun kemudian. Proyek ini merupakan satu lagi contoh kerjasama antara Pemerintah dengan industri swasta, oleh karena sebanyak 5 megawatt tenaga listrik tersebut diberikan kepada Pemerintah untuk dijual pada konsumen-konsumen setempat. Pembangunan fasilitas pembangkit listrik ini dapat dikatakan merupakan suatu prestasi tersendiri di bidang konstruksi. Pertama-tama dibuat bendungan melintangi Sungai Larona sekitar 8 kilometer di hilir danau Towuti. Kemudian sebuah saluran beton sepanjang 7 kilometer negeri. Selain itu, persediaan energi ini juga memberikan suatu kelebihan pada PT. Inco dibandingkan perusahaan-perusahaan tambang nikel laterit lainnya di dunia. Dengan adanya pusat pembangkit listrik tenaga air ini, biaya untuk pengadaan energi dapat ditekan sampai 50% dari biaya yang akan dipikul seandainya operasi perusahaan tergantung sepenuhnya pada energi dari minyak bumi. Meskipun tujuan utama membangun pembangkit listrik tersebut adalah untuk mensuplai energi untuk tungku-tungku pembakaran di pabrik pengolahan bijih, tak kalah pentingnya adalah pengadaan tenaga listrik untuk masyarakat terpencil yang sebelumnya tidak pernah merasakan kenikmatan-kenikmatan seperti penerangan jalan, televisi, pemakaian lemari es atau kompor listrik. Dari Tambang Ke Pasaran Pekerjaan Yang Sangat Besar PT Inco adalah sebuah perusahaan pertambangan dan pengolahan yang modern dan efisien yang bergerak terutama dalam usaha pertambangan dan pengolahan bijih nikel laterit, serta menghasilkan produk nikel menengah, yaitu "nickel matte" yang mempunyai kandungan nikel antara 77 sampai 80 persen. Nikel matte ini sudah dihasilkan selama 12 tahun, semenjak produksi komersial dimulai pada tahun 1~978. Produk ini, yang diekspor ke Jepang, kemudian diolah dan ditingkatkan lagi menjadi pelbagai bentuk nikel yang lain. Pada kapasitas penuh, PT. Inco menambang sekitar 12 juta ton basah pertahunnya, dan membuang lapisan tas limonit sebanyak 7 juta ton basah pertahun. Dalam satu tahun, Perusahaan akan mengangkut sekitar 5 juta ton basah bijih kotor dan membawanya ke 4 stasiun penyaringan. Hasil penyaringan sebanyak 4 ton basah diangkut ke area penimbunan atau dikirimkan langsung ke alat-alat pengiring di pabrik. Sepanjang waktu, bulldozer dan alat sekop listrik mengupas lapisan atas bumi yang menutupi deposit bijih nikel laterit di Soroako. Tambang terbuka semacam ini adalah salah satu yang terbesar di dunia, dengan kandungan nikel sebanyak ~1,9 persen. PT. Inco juga membuat program untuk pelestarian alam di mana lapisan-lapisan bumi teratas yang masih mengandung materi organik disisihkan untuk nanti dipergunakan dalam proses penghijauan kembali daerah-daerah yang telah habis ditambang. Deposit bijih kotor yang terkumpul diangkut ke stasiun penyaringan dimana batuan yang ukurannya lebih besar dari 15 sentimeter akan dipisahkan. Hasil saringan pertama ini yang kaya dengan bahan nikel akan dibawa ke area penimbunan dahulu, atau bila perlu dapat langsung diproses lebih lanjut dalam alat-alat pengering besar. Setelah melalui tahap pengeringan, bijih nikel tersebut disaring kembali hingga tekstrurnya kini menyerupai butir-butir pasir untuk akhirnya diteruskan ke gudang penyimpanan bijih kering. Dalam proses selanjutnya, bijih kering ini disalurkan melalui "reduction kiln" sepanjang 100 meter langsung ke dalam tungku-tungku peleburan dimana bijih tersebut akan dilebur menjadi matte nikel yang kandungannya sekitar 25%. Matte nikel ini selanjutnya dipindahkan ke dalam Pierce-Smith converter, disini matte diolah sedemikian rupa hingga kandungan nikelnya bertambah menjadi antara 77 sampai 80%. Produk akhir ini kemudian didinginkan, diolah menjadi butiran-butiran halus dan dipak dalam kantung-kantung karet seberat 3 ton untuk akhirnya diangkut ke pelabuhan di ~Balantang dan dikapalkan. Angorro Lasampa, 41 tahun, mulai bekerja pada PT. Inco dalam tahun 197 dan menjabat sebagai supervisor dibagian penghancuran (crushing area), di mana ia mengawasi pengoperasian alat-alat besar. Ia sudah menikah dan adalah ayah dari tiga orang anak yang masih kecil. Pertanyaan: Apa arti masuknya PT In~co di daerah ini bagi Anda dan keluarga? Dapat dikatakan PT. Inco merupakan periuk nasi bagi keluarga saya. Oleh karena itu saya selalu berusaha sebaik mungkin dalam m~enjaga dan merawat peralatan yang dipercayakan pada saya. Saya merasa beruntung dapat bekerja untuk PT. Inco dan selama masih dibutuhkan saya ingin terus bekerja disini sampai pensiun. Dengan tiga tanggungan anak, saya berhadap PT. Inco akan tetap beroperasi di daerah ini dengan sukses. Saya pertama kali mengenal dunia industri ketika bergabung dengan Inco dalam tahun 1976, pada waktu itu masih dalam tahap pembangunan. Banyak hal yang musti saya pelajari, tidak saja cara menjalankan alat-alat, tetapi juga tuntutan-tuntutan kerja - seperti kewajiban masuk kerja, tidak peduli hari panas atau hujan. Yang terpenting, saya menyadari dan menghargai artinya bekerja dalam kelompok atau "teamwork". Seperti mata-rantai, kami semua bekerjasama untuk lancarnya operasi kerja. Tanpa teamwork yang baik, pabrik tidak akan jalan. Fasilitas Di Soroako Menghasilkan Nikel Dengan Biaya Yang Rendah Dalam tahun-tahun awal setelah memasuki produksi komersial, PT. Inco masih menanggung biaya operasional yang tinggi dengan hasil produksi yang rendah. Produksi yang rendah ini disebabkan oleh masalah-masalah teknis operasional yang saat itu belum teratasi, kemudian ditambah dengan menurunnya permintaan akan nikel dan jatuhnya harga nikel di pasaran. Dalam situasi ekonomi seperti itu, Inco meluncurkan program dengan satu tujuan khusus, yaitu menjadikan dirinya penghasil nikel laterit yang paling efisien di dunia. Beberapa langkah yang diambil antara lain memperketat pengelolaan inventaris, mengatur penggunaan kendaraan agar lebih efisien. Lebih memanfaatkan komputer dalam pengawasan dan akuntansi~ berhasil mengurangi biaya overhead. Selain itu, program-program pelatihan ditambah prosedur kerja yang diatur dengan baik, telah dapat meningkatkan produktivitas dan seiring dengan itu Dari tahun 1982 hingga 1989, secara menakjubkan Inco berhasil menurunkan biaya-biaya operasional sebanyak 55%, suatu prestasi yang memang mengagumkan dan menjadikan perusahaan penghasil nikel matte yang paling efisen dalam biaya di seluruh dunia. Converter Baru Barangkali perubahan yang paling berarti adalah ditukarnya 2 di antara 3 rotary converter yang semula dipakai, dengan converter yang lebih konvensional dan terpercaya buatan Pierce-Smith. Alat-alat besar berbentuk silinder ini digunakan untuk meningkatkan kwalitas nikel yang dihasilkan dengan cara mengisahkan kandungan besi yang terdapat dalam massa bijih tersebut. Selain ini, perubahan-perubahan yang dilakukan terhadap cara kerja "reduction kiln" dapat menurunkan kebutuhan akan bahan bakar sebanyak 30%, dan penghematan energi ditingkatkan dengan menambah kekuatan tungku-tungku peleburan. Dengan tingkat pembiayaan yang rendah -- kira-kira hanya US$ 1 per pound -- jelas menguntungkan posisi PT. Inco dalam persaingan, apalagi jika terdapat kelebihan produksi yang akan menekan harga nikel di pasaran. Ini tentunya akan lebih terasa merugikan bagi perusahaan-perusahaan nikel yang biaya produksinya lebih tinggi. Upaya-upaya untuk menurunkan lagi biaya produksi masih terus dipikirkan hingga kini. Salah satu program yang sedang dilaksanakan mencakup penggantian unit-unit peralatan tambang yang lama dengan alat-alat yang baru dan lebih efisien Juga, dalam tahun 1988, PT. Inco telah mulai melakukan pengerukan di bagian hulu Sungai Larona untuk menjamin bahwa aliran air yang lancar dapat dipertahankan lebih lama pada musim-musim kering. Persediaan Yang Berlimpah-limpah Mendorong Ekspansi Deposit nikel laterit di Soroako ditemukan di atas lapisan bahan "ultrabasa" yang tersingkap yang paling luas di dunia. Daerah proyek Soroako ini diperkirakan mengandung cadan~gan bijih sebanyak 94 juta lebih ton kering dengan kandungan nikel 1,9 persen. ~PT Inco masih mempunyai diposit bijih nikel lainnya di darah propinsi Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara. ~~Para akhir tahun 1989, cadangan bijih diperkirakan berjumlah total sekitar 85 juta ton bahan nikel laterit yang mengandung nikel sebanyak 1,5 juta ton. ~Rata-rata kwalitas bijih yang ditambang adalah 1,9 persen. Cadangan sebanyak ini diharapkan cukup untuk berproduksi paling sedikit 25 tahun lagi. Namun demikian, PT. Inco masih mempunyai cadangan sumber daya ~mineral lainnya di Pulau Sulawesi yang cukup besar untuk meneruskan produksi selama lebih banyak tahun la~gi, disamping kemungkinan melakukan ekspansi karena program-program eksplorasi masih dilanjutkan Ekspansi Usaha Fasilitas pertambangan di Soroako sedang dikembangkan dari 36.000 metric ton nikel per tahun menjadi 47.600 metric ton dengan biaya perkiraan sebesar US$ 81 juta. ~Perluasan produksi ini, yang di harapkan dapat rampung pada akhir tahun 1990, terdiri dari pemasangan reduction kiln yang ke empat, perbaikan alat-alat pengering yang sudah ada, serta peningkat dan perbaikan lain yang diperlukan, disamping penambahan beberapa peralatan atau fasilitas haru. Inco Limited Perusahaan Pusat Dan Perkongsian ~PT. Inco didirikan dalam bulan Juli tahun 19~86~ sebagai subsidiary dari Inco Limted, salah satu perusahaan tambang dan logam terkemuka di dunia. Perusahaan ini merupakan produsen nikel terbesar di dunia, dan mensuplai hampir sepertiga dari kebutuhan nikel di pasar bebas. Inco didirikan di Kanada pada tahun 191~6. Bidang usahanya berkisar sekitar dua kelompok produk: logam primer dan campuran (alloy) serta produk-produk olahan. Inco juga merupakan produsen besar dari tembaga, logam-logam mulia/berharga, cobalt, asam sulfur dan sulfur dioksida cair. Selain di Indonesia, Inco juga memiliki tambang-tambang besar di Kanada sendiri, yaitu di dacrah Sudbury, Ontario dan di daerah Thompson, Manitoba. Inco mempunyai pabrik penghalusan logam (metal refinery) di Port Colborne, Ontario Clydach, Wales dan Acton, England. Sedangkan di wilayah Asia Inco Limited mempunyai saham dalam perusahaan-perusahaan filiasi di bidang pengolahan nikel di Jepang, Taiwan dan Korea. Hasil produksi lain dari Inco mencakup bahan pencampuran nikel (nikel alloys), mata pisau, diskus, cincin dan komponen-komponen mesin lainnya yang terbuat dari logam campuran tertentu. Penawaran Untuk Umum Kesempatan Investasi Rencana PT. Inco untuk menawarkan saham kepada masyarakat akan memungkinkan orang Indonesia berpartisipasi dalam pertumbuhan perusahaan ini. PT. Inco merencanakan untuk melepas saham-sahamnya ke pasaran melalui bursa saham Indonesia dengan cara menjual dahulu saham-saham yang dipegang oleh Inco Limited, sebagai pemegang saham terbesar. Saham-saham ini akan ditawarkan di kota Jakarta dan Surabaya. Dengan penawaran ini, perusahaan akan: * menunjang kebijakan Pemerintah Indonesia dalam mempromosikan pasar modal Indonesia * memungkinkan masyarakat memiliki saham dalam perusahaan ini, dan * memenuhi kewajiban perusahaan sebagaimana tercantum dalam kontrak karya dengan Pemerintah Indonesia yaitu untuk menyediakan sampai 20 persen dari saham-sahamnya untuk orang-orang Indonesia. Para pemegang saham Indonesia ini sebagai satu kelompok akan mempunyai hak untuk mengajukan nominasi untuk seperlima anggota dewan komisaris perusahaan ini. Penawaran pertama terhadap penjualan 2 persen dari "equity" PT. Inco diajukan kepada Pemerintah Indonesia dalam tahun 1980 dan dalam setiap tahun berikutnya sampai dengan 1988, sebagaimana ditentukan dalam Kontrak Karya. Pemerintah telah mengkonfirmasikan bahwa penawaran saham-saham Inco Limited sudah memenuhi persyaratan. Pendapatan PT. Inco dan sebagian besar dari pengeluarannya, termasuk biaya untuk bahan bakar, peralatan dan pelayanan, dinyatakan dalam US dollar. Oleh karena mata uang yang digunakan secara fungsional dan di dalam pelaporan adalah US dollar maka perusahaan ini memberikan kesempatan yang unik untuk berpartisipasi dalam perluasan pasar modal Indonesia melalui investasi yang secara efektif adalah "dollar-bassed". Harapan Jangka Panjang Membawa Keuntungan Usaha pertambangan adalah usaha usaha jangka panjang yang membutuhkan investasi besar dalam modal, peralatan, tenaga kerja, teknologi dan waktu. "Suksesnya Inco Limited adalah hasil dari investasi kami untuk jangka panjang" demikian dikatakan oleh Donald J. Phillips, Ketua, Presiden Direktur dan Chief Executive Officer pada Inco Limited. "Karena kami mempunyai sejarah yang panjang dan pengalaman di seluruh dunia dalam industri pertambangan, kami memahami perlunya menetapkan pandangan dan perencanaan jangka panjang dan memiliki kesabaran untuk menunggu imbalan yang positif". Di PT. Inco kesabaran itu memang telah membawa hasil. Hampir 20 tahun setelah eksplorasi pertama kali dimulai dan setelah bertahun-tahun mengalami kondisi pasar yang lemah - fasilitas pertambangan di Soroako akhirnya menghasilkan laba untuk pertama kalinya dalam tahun 1987 yang lalu, dengan pendapatan bersih sebesar US$ 1 juta. Semenjak itu, laba perusahaan semakin melejit mencapai $174 juta dalam tahun 1988 dan $182 juta dalam tahun 1989. Indonesianisasi: Pemeliharaan Potensi Rakyatnya Dengan ditandatanganinya Kontrak Karya dalam tahun 1968, salah satu prioritas dalam persetujuan antara Republik Indonesia dan PT. Inco tersebut adalah untuk melatih dan mempekerjakan orang-orang Indonesia. Walaupun secara tradisional, penambangan membutuhkan tenaga kerja yang banyak, perkembangan baru serta terobosan-terobosan dalam teknik dan peralatan tambang kini menuntut para pekerja untuk memiliki ketrampilan dalam matematika, geologi dan engineering. Sementara landasan sedang dipersiapk~an untuk suatu pembangunan besar-besaran, PT. Inco meluncurkan program rekrutment untuk mendapatkan tenaga kerja Indonesia yang kini mencapai 98% dari seluruh angkatan kerja di Soroako. Pada akhir tahun 1989, dari 2,182 tenaga kerja, 2.119 orang adalah bangsa Indonesia. Pelatihan, baik untuk karyawan baru maupun lama, merupakan proses yang berjalan terus di PT. Inco. Setiap tahunnya, beribu-ribu jam digunakan untuk menjaga agar fasilitas pertambangan ini dapat tetap bersaing dalam pasaran dunia. Dalam tahun 1989 saja, sebanyak 125.000 jam telah dihabiskan dalam upaya perbaikan diri dan pengembangan karir oleh para karyawan yang mengikuti kursus-kursus pelatihan yang diselenggarakan oleh PT. Inco. Agar dapat mengikuti perkembangan teknologi dalam industri pertambangan, fokus dari pelatihan tersebut adalah mengembangkan ketrampilan pada pekerja, melaksanakan komputerisasi, disamping kursus-kursus khusus seperti statistik, perawatan peralatan dan lain sebagainya . Rekor Keamanan Di P.T. Inco, keselamatan karyawan adalah prioritass yang tak dapat diabaikan. Meningkatkan standar-standar keselamatan dan kesadaran akal pentingnya kesalahan merupakan unsur yang selalu terdapat dalam setiap program pelatihan. P.T. Inco dapat membanggakan rekor keselamatan yang termasuk salah satu yang terbaik di dunia. Sejalan dengan kondisi kerja yang aman adalah perawatan yang baik. Dengan penggunaan ratusan alat-alat berat dalam lokasi yang terpencil seperti Soroako, menuntut adanya perawatan mesin yang prima. Oleh karena itu titik berat dari pekerjaan para mekanik PT. Inco ialah perawatan preventif. Setiap alat dan mesin harus di servis mengikuti jadwal yang ketat untuk mencegah terjadinya kerusakan dan memperlambat keausan. Kamaruddin Sagena, 25 tahun, pegawai lama di PT Inco. Sejak tahun 1974 ia telah bekerja sebagai kontraktor selama konstruksi di kompleks pertambangan dan, sejak operasi komersil pada tahun ~1978, yang berhubungan langsung dengan perusahaan. Dalam karirnya, sekarang berumur 44 tahun, ayah dari 4 anak-anak, telah mempunyai keahlian yang tinggi dalam pertambangan, juga telah di promosikan terus-menerus sampai sekarang mempunyai posisi sebagai Kepala dibagian operasi Pertambangan. ~Di tahun 1986, Zadrach Sapan Trandepandang baru saja selesai dari Sekolah Tinggi Teknik, dan ikut dengan PT. Inco. Ia memakai tenaga karin~ya u~ntuk bekerja di operasi pertambangan dan ~mengambil keuntungan dengan mengambil edukasi dan program-program latihan yang diberikan oleh perusahaan, istri dan ke tujuh anak-anak lakinya. P~ertanyaan: ~Bagaimana b~ekerja di PT. I~nco telah m~~eningkatkan kehidupan ? Sagena: Bekerja pada Inco telah meningkatkan taraf kehidupan saya dalam dua jalan besar: Cukup gaji untuk meningkatkan kwaliti kehidupan saya dan keluarga, dan pengalaman yang praktis untuk mendapatkan prospek-prospek yang lebih baik untuk kemajuan hari depan. Contohnya, karena saya bekerja untuk Inco, saya selalu dapat mengikuti program untuk mendapat perumahan karyawan, dan bisa membeli perumahan ini dari perusahaan untuk saya dan keluarga tinggali. Trandepandang: Begini saja, Orang tua saya berjuang untuk membantu saya sampai Sekolah Teknik Tinggi, dimana, untuk mereka hanya menjadi impian saja. Diwaktu itu, untuk mencari karir tidaklah gampang. Tetapi ketika Inco terlihat dalam gambaran, keseluruhan hidup saya berubah. Melalui menyelesaikan bekerja yang berat, sekarang saya dapat mengirim dua dari anak laki-laki yang tertua ke universitas, dimana yang lima lainnya menunggu gilirannya. Untuk sanak saudara, dan tentunya kepada saya sendiri, Inco telah memberikan betul-betul kesempatan sebuah impian yang benar-benar datang. Manajemen Lingkungan Kunci Elemen Dalam Operasi Pertambangan Inco Limited mempunyai komitmen untuk mempertahankan kondisi lingkungan dengan sebaik-baiknya, di manapun ia melakukan kegiatan penambangan. Sementara di satu tempat alat-alat berat mengupas kulit bumi, di tempat lainnya para ahli pertanian dalam team Inco bekerja sama keras untuk penghijauan kembali daerah-daerah yang telah habis ditambang. Pertumbuhan kembali dapat dimulai setelah lima tahun digarap dan dalam waktu 10 tahun pertumbuhan tanaman dan pepohonan di daerah tersebut umumnya sudah sama lebatnya dengan daerah sekitarnya yang asli. Persediaan Nikel Soroako Untuk Menjamin Pasaran Dunia Hasil tambang dari PT. Inco merupakan bahan pemasok (feed material) untuk pabrik-pabrik pengolahan nikel di Jepang, antara lain oleh Shimura Kako Company, Tokyo Nickel Company dan Sumitomo Metal Mining Company berdasarkan kontrak. Sumitomo, yang mempunyai 20% modal dalam PT. Inco, menanggung sekitar 20% dari produksi tahunan pertambangan PT. Inco. Seratus persen dari produksi PT. Inco dihasilkan unt~uk memenuhi kontrak-kontrak jangka panjang dengan para pemilik utama, yaitu Inco Limited beserta afiliatnya dan dengan perusahaan Sumitomo Metal Mining. Adanya kontrak-kontrak penjualan ini, yang didasarkan pada harga-harga dalam London Metal Exchange, menjalin bahwa PT. Inco mempunyai "outlet" yan~g stabil untuk produk-produknya. Pada mulanya PT. Inco didirikan untuk mensuplai nikel bagi Jepang dan beberapa pasar lainnya di Timur Jauh. Pada saat ini, praktis seluruh hasil produksinya diperuntukkan pasar di Jepang, yang merupakan sekitar 25% dari seluruh permintaan akan nikel di pasar bebas dunia. Lebih dari 60% nikel ini digunakan untuk membuat baja anti karat (stainless steel) yang nantinya akan dipakai untuk memb~uat ratusan jenis barang, dari pisau, panci, perabot dapur nantinya sampai pintu-pintu, lift, atau tangga berjalan dalam gedung perkantoran . Sedang nikel alloy merupakan komponen vital dalam pembuatan mesin jet untuk pesawat terbang, atau peralatan teknologi bawah laut. Bahkan alat-alat dalam pesawat ruang angkasapun banyak memanfaatkan bahan stainless steel. Kosim Gandataruna Direktur Jenderal Pertambangan Republik Indonesia ~Kehadiran PT. Inco di Indonesia sudah pasti mempunyai dampak sosial ekonomi yang positif untuk negara kita terutama untuk propinsi Sulawesi Selatan~ sesuai dengan jiwa Undang-Undang Penanaman Modal Asing No. 1967. Perusahaan ini telah berhasil mengembangkan sebuah proyek raksas~a di daerah Sulawesi Selatan yang dahulunya adalah tempat yang terpencil tanpa kegiatan ekonomi yang berarti, dan mengubahnya menjadi daerah yang "hidup". Ternyata di Soroako terdapat deposit nikel yang termasuk paling besar di dunia. Dengan dibangunnya pembangkit listrik serta sarana-sarana lainnya, nikel tersebut kini dapat ditambang, diolah dan diekspor. Ini merupakan s~uatu s~~umbangan besar kepada sektor non migas, dan untuk penyerapan teknologi baru yang akan bermanfaat bagi perkembangan sektor pengolahan mineral secara umum. ~Dalam pengelolaan proyek besar seperti PT. Inco ini tentu dibutuhkan keahlian dan ketrampilan dalam berbagai bidang. Ini merupakan kesempatan yang baik bagi bangsa Indonesia untuk belajar dan meningkatkan keahlian mereka. ~Pemerintah kita ~~mendukung proses Indonesianisasi dan ~PT . Inco telah memberikan perhatian yang cukup ke arah ini, antara lain dengan melalui program-program pendidikan dan pelatihan. Dan terlihat setiap tahun jumlah tenaga asing menjadi semakin berkurang sementara semakin banyak orang Indonesia mendapat jabatan manajemen yang tinggi. Manfaat Bagi Masyarakat Masyarakat di sekitar lokasi proyek telah dapat merasakan manfaat kehadiran PT. Inco secara langsung maupun tidak langsung. Selain terbukanya kesempatan kerja, terbuka pula kesempatan usaha untuk penduduk setempat, mulai dari para usaha tani hingga transportasi dan lain-lain. Sedangkan fasilitas yang dibangun oleh perusahaan ini, seperti jalan, sekolah, layanan kesehatan, listrik, air dsb., dapat dimanfaatkan dan dipakai oleh masyarakat sana pula. Prospek hari depan PT. Inco cukup cerah. Dunia selalu membutuhkan nikel dalam pengembangan industri dan ekonomi, selain itu perusahaan ini telah berhasil mengatasi problem-problemnya dan menjadi produsen nikel yang paling rendah pembiayaannya. Ia pun mempunyai potensi untuk menjadi salah satu pembayar pajak yang besar di Indonesia! Kini PT. Inco merencakan untuk "go public". Ini merupakan perkembangan yang menarik dan memberi kesempatan untuk mendukung proses Indonesianisasi serta partisipasi masyarakat di dalam suatu proyek industri yang maju dalam industri sumber daya yang penting.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus