Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
INFO NASIONAL - Komunitas Tionghoa Cinta Damai menggelar acara silaturahmi lintas agama dan budaya yang berlangsung meriah di Resto Pesisir Seafood Meruya, Jakarta Barat, pada Senin, 14 Oktober 2024. Acara ini dihadiri oleh berbagai unsur masyarakat, mulai dari pemuka agama, tokoh budaya, hingga para calon pejabat publik. Di antara tamu yang hadir, terdapat Ketua Komunitas Tionghoa Cinta Damai, Husein, serta calon Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, yang menjadi sorotan utama dalam diskusi mengenai solusi permasalahan transportasi dan hunian di Ibu Kota.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Topik utama yang diangkat dalam pertemuan tersebut adalah tantangan integrasi transportasi di wilayah Jabodetabek dan sekitarnya. Pramono Anung, dalam sambutannya, menekankan bahwa integrasi transportasi harus lebih menyeluruh, mencakup wilayah-wilayah penyangga hingga ke daerah-daerah di Jawa Barat seperti Cianjur dan Sukabumi. Menurutnya, upaya ini akan memperbaiki mobilitas masyarakat yang bekerja di Jakarta namun tinggal di wilayah sekitar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Harapannya, dengan adanya transportasi terintegrasi hingga wilayah Jawa Barat, masyarakat yang tinggal di daerah penyangga dapat melakukan perjalanan ke Jakarta dengan lebih mudah dan efisien," ujar Pramono. Ia menambahkan bahwa penting bagi pemerintah daerah untuk bekerja sama dalam memperluas jaringan transportasi publik yang efisien agar dapat mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi.
Pramono Anung juga menyoroti pentingnya mengedukasi masyarakat Jakarta dan sekitarnya mengenai penggunaan angkutan umum. Ia berpendapat bahwa salah satu tantangan utama ke depan adalah mengubah pola pikir masyarakat agar lebih memilih moda transportasi massal ketimbang kendaraan pribadi. "Jakarta sudah mulai menunjukkan perbaikan dalam beberapa aspek transportasi, namun tantangan terbesarnya adalah bagaimana kita bisa mengarahkan masyarakat untuk beralih ke angkutan umum yang lebih ramah lingkungan dan efisien," ujarnya.
Selain isu transportasi, diskusi juga menyinggung masalah hunian, terutama terkait pembebasan lahan yang sering menjadi kendala dalam pembangunan infrastruktur di Jakarta. Pramono mencontohkan proyek besar seperti pembangunan Jakarta International Stadium (JIS) yang membutuhkan proses panjang karena permasalahan lahan. "Proyek ini sudah mulai dibahas sejak era Presiden Soeharto dan Megawati, tetapi baru bisa terlaksana belakangan ini. Tantangan seperti ini masih sering kita temui dan memerlukan kerja sama erat antara masyarakat, pemerintah pusat, dan pemerintah daerah," katanya.
Acara silaturahmi yang diadakan oleh Komunitas Tionghoa Cinta Damai ini bukan hanya menjadi ajang pertemuan budaya, tetapi juga wadah untuk berdialog dan berbagi gagasan tentang solusi permasalahan kota Jakarta. Hubungan erat antara komunitas lintas agama dan budaya juga menjadi salah satu kunci penting dalam memperkuat ikatan sosial dan memperluas pandangan mengenai pembangunan kota yang lebih inklusif.
Dalam acara tersebut, para peserta sepakat bahwa tantangan transportasi dan hunian di Jakarta memerlukan kolaborasi lintas sektor dan dukungan dari seluruh elemen masyarakat. Sebagai penutup, Pramono Anung menekankan pentingnya semangat gotong-royong dalam mewujudkan Jakarta yang lebih baik. "Kita perlu terus mendukung upaya pembangunan bersama, tidak hanya dalam segi infrastruktur tetapi juga dalam mempererat persatuan antar masyarakat yang berbeda latar belakang," ujarnya.(*)