Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Upaya PAM DKI Sediakan Air Bersih di Enam Kampung Prioritas

Penyediaan air bersih melalui perpipaan atau Kios Air merupakan komitmen Pemprov DKI untuk mewujudkan keadilan sosial. #InfoTempo

8 Oktober 2022 | 13.51 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INFO NASIONAL – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus memastikan ketersediaan air bersih kepada warganya. Tahun ini, PAM Jaya telah melayani air bersih di enam Kampung Prioritas, yakni Kampung Tanah Merah, Kampung Guji Baru, Kampung Sekretaris, Kampung Rawa Timur, Kampung Kerang Ijo, dan Kampung Eceng.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kampung Prioritas adalah program penataan kampung di beberapa titik yang menjadi prioritas pembangunan Pemprov DKI Jakarta. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telahmenerbitkan Keputusan Gubernur DKI No. 878/2018 tentang Gugus Tugas Pelaksanaan Penataan Kampung dan Masyarakat. Saat itu, telah ditetapkan 21 Kampung Prioritas yang akan ditata.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Adapun tata kelola air bersih perpipaan di Kampung Guji Baru dan Kampung Rawa Timur tinggal menunggu Berita Acara Serah terima. “Selanjutnya akan dilakukan proses flushing dan pemasangan flow meter control, kemudian pemasangan sambungan baru,” ujar Direktur Utama PAM JAYA Arief Nasrudin.

Sementara untuk Kampung Sekretaris masih mencari penyedia baru yang saat ini dalam proses perencanaan. Sedangkan Proyek Tanah Merah II sudah 100 persen atau setara dengan 27.467 meter.

Sebelum jaringan air perpipaan secara langsung bisa masuk ke kampung ini, warga menggunakan sistem master meter yang dikelola secara swadaya. Setelah Peraturan Gubernur Nomor 16 Tahun 2020 tentang Tata Cara Penyambungan dan Pemakaian Air Minum, akhirnya PAM JAYA dapat melakukan Sambungan Langsung Khusus (SLK) kepada warga.

Selanjutnya, di Kampung Kerang Ijo dan Kampung Eceng masih proses model ulang (redesign) seturut Pergub No. 83 Tahun 2021 mengenai Tata Rancang Kota Kawasan Muara Angke.

Sambil menunggu implementasi Pergub tersebut, PAM Jaya menyediakan tiga kios air di Muara Angke, Jakarta Utara. Pada 2022, direncanakan akan dibangun tujuh kios air.

Warga Muara Angke atau wilayah Jakarta Utara lainnya memang sangat membutuhkan air bersih, terlebih saat memasuki musim kemarau. Selama tahun ini, PAM Jaya berencana membangun seratus kios air secara bertahap. Pada tahap I, 35 kios air siap dibangun. Pada Tahap II, sebanyak 35 kios air sedang dalam proses lelang. Sedangkan pada Tahap III, masih dalam proses pencarian lokasi kios air. Saat ini, sudah terdapat 12 lokasi.

Pada 2019-2020, sebanyak 102 kios air telah dibangun di Jakarta Utara dan Jakarta Barat, atau daerah yang belum dilalui akses perpipaan.

Arief menuturkan, kehadiran Pemprov DKI Jakarta melalui PAM Jaya dengan proyek perpipaan dan kios air telah memberi manfaat besar kepada masyarakat. Sebelumnya, warga yang tinggal di daerah sulit air harus membeli air jerikan dari pedagang. Satu jerikan berkapasitas 20 liter biasanya dijual Rp6 ribu. Bandingkan dengan tarif PAM Jaya untuk kategori Rumah Tangga Sederhana (Kelompok IIIA) hanya membayar Rp3.550 per meter kubik atau setara dengan 1.000 liter air.

Tarif di kios air yang disediakan PAM Jaya cukup murah pula. Harga satu jeriken air di kios air Rp400 jika pelanggan mengambil sendiri, atau Rp1.200 jika diantarkan ke rumah. 

Bagaimana dengan warga yang ingin membuat sumur bor sendiri? Arief membeberkan kalkulasinya,biaya jasa tukang gali saat ini di kisaran Rp10 juta. “Selain itu, pada dasarnya penggunaan air tanah terkena komponen biaya listrik bulanan,” ucapnya.

Pengambilan air tanah dengan sumur memang sudah selayaknya dihindari karena hal tersebut dapat mempercepat laju penurunan permukaan tanah di Jakarta. Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Joga, mendorong Pemprov DKI untuk mempercepat pembangunan jaringan air minum, terutama diprioritaskan di kawasan Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Timur, serta Jakarta Pusat. "Yang paling diutamakan adalah di permukiman padat penduduk dan kawasan komersial," kata Nirwono seperti ditulis Tempo.co beberapa waktu lalu.

Harapannya, setelah jaringan perpipaan mencakup ke seluruh wilayah Jakarta, barulah Pemprov DKI bisa menjalankan aturan tegas untuk melarang pengambilan air tanah. Semua upaya ini, kata Nirwono, untuk melestarikan sumber air baku.

Sebenarnya, PAM Jaya terus menjalankan proyek yangsejalan dengan pendapat Nirwono. Pengadaan sambungan perpipaan maupun kios air merupakan implementasi dari komitmen Pemprov DKI untuk menyediakan air bersih kepada seluruh masyarakat Jakarta. “Tujuan serta manfaat mengenai program pengembangan dan pengelolaan air bersih adalah untuk memastikan pelayanan air perpipaan dapat merata. Sebab air, bagi kami, adalah syarat terjadinya keadilan sosial,” tutur Arief Nasrudin memungkas. (*)

 

Prodik Digital

Prodik Digital

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus