Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

"masalah dalam negeri" reagan

Pesawat awacs untuk arab saudi belum juga diputuskan oleh as. sementara itu inggris menawarkan pesawat radar nimrod kepada saudi arabia. reagan kecam campur tangan asing.

10 Oktober 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

LIMA pesawat AWACS (Airborne arning and Control Systems) yang dipesan Arab Saudi tampak masih akan nongkrong di hanggar Boeing--perusahaan yang membuat kapal terbang intai itu. Izin "tinggal landas", walau pesawat tersebut sudah siap untuk diterbangkan ke negara pemesan, masih belum diberikan oleh Senat Amerika Serikat. "Penjualan pesawat AWACS kepada Saudi akan mengancam keselamatan Israel," kata Senator Paul Laxalt, wakil Republik dari Nevada. Ia didukung oleh 50 senator lainnya --separuh dari jumlah anggota Senat AS. Presiden Ronald Reagan, di Washington, pekan lalu, menilai kekhawatiran Laxalt berlebihan. Ia menjamin penjualan pesawat AWACS, juga perlengkapan militer lainnya, tidak akan menjadi unsur ancaman bagi Israel, sekarang maupun nanti. "Pesawat AWACS tersebut dibutuhkan Saudi untuk melindungi wilayah mereka terhadap kemungkinan serangan musuh tiba-tiba," ujar seorang pejabat Departemen Pertahanan AS. "Terutama ladang minyak." Waktu perang Irak-Iran meletus, September 1980, AS meminjamkan empat pesawat AWACS kepada Saudi guna memonitor perkembangan di negeri tetangganya itu untuk kepentingan keamanan dalam negeri. Jaminan Reagan diberikan untuk melunakkan senator "penentang". Jika kelompok oposisi itu masih tak mengubah sikap, otomatis penjualan peralatan militer seharga US$ 8,5 milyar kepada Saudi akan batak Sebab setiap kebijaksanaan pemerintah, terutama menyangkut hubungan luar negeri, keabsahannya diakui setelah mendapat persetujuan mayoritas senator. Pemungutan suara akan dilakukan di Kongres, gabunan Senat dan House of Representative. Waktunya belum diketahui pasti. Tapi Kongres, berdasarkan undang-undang AS, diberi tempo 30 hari-untuk kasus ini terhitung dari 1 Oktober - buat melakukan pemungutan suara tersebut. Senator John Glenn, wakil Demokrat dari Ohio, masih meragukan jaminan Reagan. Bekas astronaut itu menyebut syarat penjualan peralatan militer untuk Saudi itu--kendati beberapa di antaranya telah diubah pemerintah --masih belum dapat disetujui Senat. Glenn tidak memperinci klausul yang masih jadi hambatan. Tapi mungkin, antara lain, klausul itu menyebut agar pesawat AWACS tidak dioperasikan langsung oleh pilot Saudi. Gemilang Keberatan Senat untuk meratifikasi penjualan pesawat dan senjata itu tak pelak lagi hasil desakan kelompok orang Yahudi di dekat para wakil rakyat. Keberatan yang disampaikan Laxalt, juga senator lainnya, tak banyak berbeda dengan keberatan yang diutarakan PM Israel Menachem Begin. Kelompok Yahudi itu, dipimpin oleh Rabbi Alexander Schindler, telah banyak memainkan peran mempengaruhi senator dalam menyetujui atau menolak kebijaksanaan Pemerintah AS, terutama keputusan yang ada hubungannya dengan kepentingan Israel. Alasan kecemasan Israel: pesawat AWACS itu dapat mendeteksi serangan udara dari radius 320 km--radar darat cuma sampai kejauhan 32 km -- dan mampu bertahan di udara selama 10 sampai 12 jam tanpa mengisi bahan bakar. Mengenai keampuhannya, pesawat AWACS ini pernah diuji dalam latihan pertempuran udara terbesar AS, 1976, dan hasilnya gemilang. Pesawat AWACS yang ditugasi mengendalikan 134 kapal terbang berbagai jenis mampu "mengalahkan" 274 pesawat "musuh". Israel juga punya kecemasan lain Saudi tak cuma membeli lima pesawat AWACS. Negeri petrodollar terkaya itu juga memasukkan ke dalam paket pembeliannya delapan pesawat tangki Boeing 707 serta 62 pesawat tempur F-15 (Eagle). Khusus untuk F-15, Saudi minta agar pesawat itu dilengkapi dengan tangki tambahan serta peluru kendali udara-ke-udara Sidewinder. Yang terakhir ini baru: Angkatan Laut AS, ketika merontokkan dua pesawat Sukhoi-22 Libya di Teluk Sidra, Agustus yang lalu, memakai peluru kendali sejenis. Saudi memesan 1.177 buah Sidewinder. Tak cuma kelompok "Lobi Yahudi" yang aktif di AS untuk menggagalkan pesanan Saudi itu. Juga Duta Besar Israel Nachman Shai. Mereka optimistis usaha itu akan berhasil. Dalih mereka menggertak AS: pesawat F-15 bertangki ekstra itu, lebih jika ditempatkan di pangkalan militer Saudi di Tabuk, dekat perbatasan Israel, akan mampu menyelusup sampai jauh ke pedalaman negeri Yahudi tersebut. "Ini membahayakan sekali," kata Shai. Saudi juga tak tinggal diam dalam mendapatkan pesawat AWACS maupun pesawat F-15. Tidak disebutkan "kartu" yang mereka pakai. "Yang pasti, kami akan menolak sekiranya pesawat AWACS itu tidak dilengkapi dengan peralatan mutakhir," kata jurubicara Angkatan Bersenjata Saudi. Ia menambahkan jika mereka mau menerima syarat AS, tentang pengurangan palengkapan tertentu, sudah lama pesawat AWACS diterima Saudi. Muncul Ingris Ketidakpastian pengiriman pesawat AWACS dari AS telah dimanfaatkan oleh Inggris. PM Margaret Thatcher, yang singgah di Bahrain dalam pajalanan ke Australia, dua minggu lalu menyatakan Inggris bersedia menjual pesawat radar Nimrod kepada Saudi seandainya pengiriman pesawat AWACS batal. Negeri yang sedang butuh meluaskan padagangan itu juga menawarkan senjata kepada enam negara di Teluk Persia, seperti Kuwait, Emirat Arab dan lainnya. Tak hanya Inggris yang melirik ke Saudi. Juga Prancis dan Jerman Barat. Presiden Prancis Francois Mitterand yang tiba di Taif, Saudi, akhir September dikabarkan akan maundingkan kembali kontrak penjualan senjata sebesar US$ 4 milyar yang terkatung-katung. Perjanjian ini ditandatangani di zaman Presiden Valery Giscard d'Estaing, pendahulu Mitterand. Dalam kontrak tercantum, antara lain, pembelian kapal meriam, helikopter, kendaraan lapis baja, dan lain-lain. Tanggapan Saudi terhadap penawaran Inggris, Prancis, maupun Jerman Barat belum terdengar. Tapi Reagan setelah mendengar Inggris manawarkan pesawat Nimrod, setaraf dengan pesawat AWACS, langsung memberikan reaksi. Ia menegaskan pemerintah tetap akan mempertahankan rencana penjualan pesawat AWACS kepada Saudi. "Penjualan pesawat AWACS merupakan masalah dalam negeri Amerika Serikat," kata Reagan. "Semua tantangan terhadap hal ini, terutama yang datang dari luar negeri, tidak bisa diterima." Sasaran kecarnan Reagan adalah Israel. Jika Kongres, bersidang Oktober ini, menyetujui kebijaksanaan Reagan, maka pesawat AWACS serta perlengkapan lainnya akan tiba di Saudi, 1985. Jika tidak, Amerika akan kehilangan kesempatan dagang, juga mungkin sekutu. Tapi Israel akan membuktikan sekali lagi dengan itu, bahwa "masalah dalam ncgeri Amerika Serikat" masih tetap dapat dicampurinya, dengan mudah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus