Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Pameran 200 ribu pelipur lara

Cina mengadakan latihan perang-perangan melibatkan 200 ribu orang tentara pembebasan rakyat. cina rupanya ingin memamerkan kemampuan tempur & peralatan persenjataannya.

10 Oktober 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SI Naga Merah sedang mengaum? Yang pasti, latihan perang-perangan yang melibatkan 200 ribu orang Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) berlangsung pekan lalu di Provinsi 1abei, dekat Beijing. Ini adalah latihan terbesar sejak komunis berkuasa di Cina. Dalam latihan yang menyertakan angkatan udara, artileri dan pasukan para itu, Cina rupanya ingin memamerkan kemampuan tempur dan peralatan persenjataannya. Dengan pilihan waktu yang khusus: latihan itu hampir bersamaan dengan latihan yang diselenggarakan Soviet di Polandia. Harian Rakyat, yang terbit di Beijing, melaporkan bahwa manuver yang ditampilkan selama latihan menunjukkan adanya "kemajuan" di bidang persenjataan dan kemampuan teknis pada angkatan bersenjata. Namun kalangan pengamat menganggap bahwa latihan itu lebih ditujukan pada usaha untuk menunjukkan adanya kesatuan sikap dalam tubuh PLA. Memang, sejak dilancarkan modernisasi, PLA mengalami pukulan yang hebat. Anggaran belanjanya sebagian besar dikurangi. Ini tentu saja berakibat merosotnya semangat dan kebanggaan yang selama ini dipunyai oleh 4,7 juta orang anggota PLA. Mungkin karena itu para pemimpin Cina merasa perlu untuk hadir dalam parade militer )ang diselenggarakan bersamaan dengan acara latihanperang-perangan itu. Apalagi belakangan ini ada usaha untuk menggunakan kembali kepangkatan militer dalam tubuh Tentara Pembebasan Rakyat. Hal ini dikemukakan oleh Kepala Staf Umum PLA, Jenderal Yang Dezhi, akhir Agustus lalu. Sejak 1965, kepangkatan telah dihapuskan oleh Ketua Mao Zedong. Menurut Mao, dengan adanya perbedaan pangkat akan mempersulit tumbuhnya kesetiakawanan dan sekaligus memperlebar jurang antara perwira dan prajurit. Tapi anggapan serupa itu kemudian berubah. Banyak di antara pemimpin Cina sekarang ini yang menghendaki dikembalikannya kepangkatan dalam tubuh PLA. Alasan utama untuk meningkatkan disiplin. Hal itu juga merupakan kebutuhan suatu angkatan bersenjata modern. Jenderal Yang adalah orang pertama yang mengusulkan dikembalikannya kepangkatan itu. Pengalaman Yang ketika memimpin perang melawan Vietnam, Februari 1979, membuat ia semakin percaya bahwa tanpa adanya kepangkatan akan timbul kebingungan, terutama bagi mereka yang berada di garis depan. Dan lebih dari itu, tanpa adanya kepangkatan, akan sulit untuk bertempur secara efisien. Namun yang menolak ide ini cukup banyak juga. Maka itu harapan satusatunya untuk menyelesaikan masalah ini hanya ada pada siapa lagi kalau bukan Wakil Ketua Partai Komunis Cina, Deng Xiao-ping. Dalam kedudukannya selaku Ketua Komisi Militer PKC, Deng telah memulai kampanye, dengan menganjurkan perlunya peningkatan disiplin. Ini nampaknya ditujukan untuk menciptakan kondisi bagi pelaksanaan ide kepangkatan itu. Bila dilaksanakan, itu petunjuk lagi bahwa ajaran Mao semakin ditinggalkan. Bila tak jadi, berarti kaum Maois masih cukup punya tenaga dalam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus