Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Teodoro Obiang dari Equatorial Guinea akan memperpanjang rekornya sebagai presiden terlama di dunia. Saat ini, ia sudah menjabat selama 43 tahun sejak merebut kekuasaan melalui kudeta pada 1979 dan akan mencalonkan diri lagi dalam pemilihan November mendatang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Pemerintahan Obiang, 80 tahun, telah ditandai dengan penyiksaan lawan politik, pemilihan umum curang, dan korupsi, kata kelompok hak asasi dan pemerintahan asing. Obiang membantah tuduhan tersebut.
Di bawah kekuasaanya, negara Afrika Barat ini menjadi semakin tertutup dan bergantung pada minyak dan gas, yang menyediakan sekitar tiga perempat dari pendapatan negara. Uang memenuhi kantong orang-orang dekat presiden sementara sebagian besar rakyat hidup dalam kemiskinan, kata kelompok hak asasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Putranya, Teodoro Nguema Obiang Mangue, menjadi wakil presiden. Ia seorang jet-setter dengan kecintaan pada pesta, mobil balap, dan perhiasan. Pengadilan Prancis pada 2020 menjatuhkan hukuman karena penggelapan.
Sebuah Koenigsegg, Ferrari dan Bugatti Veyron EB 16.4 Coupe, bagian dari koleksi mobil mewah milik Teodoro Nguema Obiang Mangue, putra presiden Guinea Khatulistiwa, disita jaksa Swiss di Jenewa, 27 September, 2019. Reuters
Dalam unggahan di Twitter pada Jumat, 23 September 2022, ia mengatakan bahwa ayahnya telah dinominasikan untuk mencalonkan lagi "karena karisma, kepemimpinan, dan pengalaman politiknya".
Perekonomian Equatorial Guinea sedang terpukul akibat Covid-19 dan penurunan harga minyak. Namun perang Ukraina membuat harga minyak dan gas non-Rusia naik.
Kemiskinan yang meluas tetap ada. Itu terungkap ketika serangkaian ledakan di barak tentara meratakan bagian dari kota pesisir Bata tahun lalu, menewaskan sekitar 100 orang dan memicu tanggapan bantuan dari bekas penjajah Spanyol.
Reuters