Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Obiang Memimpin Equatorial Guinea 43 Tahun, dengan Wapres Anak Sendiri

Teodoro Obiang menjadi Presiden Equatorial Guinea selama 43 tahun sejak merebut kekuasaan melalui kudeta pada 1979 dan akan maju pilpres lagi

24 September 2022 | 15.33 WIB

Presiden Guinea Khatulistiwa Teodoro Obiang Nguema Mbasogo menghadiri sesi pleno Forum Perdamaian Paris, Prancis 12 November 2019. Ludovic Marin/Pool via REUTERS/File Photo/File Photo
Perbesar
Presiden Guinea Khatulistiwa Teodoro Obiang Nguema Mbasogo menghadiri sesi pleno Forum Perdamaian Paris, Prancis 12 November 2019. Ludovic Marin/Pool via REUTERS/File Photo/File Photo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Teodoro Obiang dari Equatorial Guinea akan memperpanjang rekornya sebagai presiden terlama di dunia. Saat ini, ia sudah menjabat selama 43 tahun sejak merebut kekuasaan melalui kudeta pada 1979 dan akan mencalonkan diri lagi dalam pemilihan November mendatang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Pemerintahan Obiang, 80 tahun, telah ditandai dengan penyiksaan lawan politik, pemilihan umum curang, dan korupsi, kata kelompok hak asasi dan pemerintahan asing. Obiang membantah tuduhan tersebut.

Di bawah kekuasaanya, negara Afrika Barat ini menjadi semakin tertutup dan bergantung pada minyak dan gas, yang menyediakan sekitar tiga perempat dari pendapatan negara. Uang memenuhi kantong orang-orang dekat presiden sementara sebagian besar rakyat hidup dalam kemiskinan, kata kelompok hak asasi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Putranya, Teodoro Nguema Obiang Mangue, menjadi wakil presiden. Ia seorang jet-setter dengan kecintaan pada pesta, mobil balap, dan perhiasan. Pengadilan Prancis pada 2020 menjatuhkan hukuman karena penggelapan.

Sebuah Koenigsegg, Ferrari dan Bugatti Veyron EB 16.4 Coupe, bagian dari koleksi mobil mewah milik Teodoro Nguema Obiang Mangue, putra presiden Guinea Khatulistiwa, disita jaksa Swiss di Jenewa, 27 September, 2019. Reuters

Dalam unggahan di Twitter pada Jumat, 23 September 2022, ia mengatakan  bahwa ayahnya telah dinominasikan untuk mencalonkan lagi "karena karisma, kepemimpinan, dan pengalaman politiknya".
 
Perekonomian Equatorial Guinea sedang terpukul akibat Covid-19 dan penurunan harga minyak. Namun perang Ukraina membuat harga minyak dan gas non-Rusia naik.

Kemiskinan yang meluas tetap ada. Itu terungkap ketika serangkaian ledakan di barak tentara meratakan bagian dari kota pesisir Bata tahun lalu, menewaskan sekitar 100 orang dan memicu tanggapan bantuan dari bekas penjajah Spanyol.

Reuters

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus