DIALAH yang sering disebut jurubicara Vietnam. Memiliki rasa
humor yang tinggi dan punya selera dalam berpakaian, Menlu
Nguyen Co Thach kini disebut-sebut akan diorbitkan menjadi
anggota politbiro. Fasih berbahasa Prancis dan termasuk pandai
memainkan bahasa Inggrisnya--yang ia peroleh dari "seorang
nyonya di India" --Menlu Thach, 57 tahun, punya gaya bicara yang
menawan. Berikut ini adalah beberapa petikan dari wawancara
dengan Menlu RSV itu:
Penyelesaian masalah Kampuchea
Penyelesaian masalah Kampuchea harus ditempuh secara luwes,
melalui konperensi atau konsultasi regional atau melalui
pendelagasian kekuasaan. Misalnya delegasi dari kelompok ASEAN
berunding dengan delegasi dari kelompok Indocina, tanpa
menyebutkan nama dari masing-masing negara. Delegasi itu bisa
terdiri dari satu atau lebih negara. Jadi, kami mencari
penyelesaian masalah Kampuchea tanpa secara jelas
mengikutsertakan pihak Kampuchea.
Dialog ASEAN
Kami sudah mengusulkan suatu agenda terbuka. Tidak saja untuk
ASEAN, tapi bebas: Siapa saja bisa turut serta.
Namun itu harus dilakukan berdasarkan pemilihan yang berimbang.
Kalau anda memberikan satu pertanyaan, dari pihak kami pun
demikian. Kalau hari ini anda membicarakan masalah kami, maka
kami pun akan membicarakan masalah kalian hari itu juga. Itu
tidak sulit, kan?
Tentara Vietnam di Kampuchea
Kehadiran tentara Vietnam di Kampuchea itu terbatas untuk
menghadapi ancaman Cina dari lambung selatan. Tapi penarikan
kembali sebagian tentara Vietnam bisa dilaksanakan kalau
perbatasan antara Cina, Kampuchea dan Muangthai sudah dianggap
daerah damai dan aman. Artinya, tak ada lagi infiltrasi dari
Muangthai ke Kampuchea.
Penarikan mundur seluruh tentara
Vietnam harus dikaitkan dengan ancaman laten dari Cina. Ini tak
bisa dibicarakan antara ASEAN dengan Indocina, karena soal
tersebut berada di luar kekuasaan kita. Itu hanya bisa
diputuskan di Beijing. Sampai sekarang bahaya dari utara bisa
datang sewaktu-waktu. Pejamkan mata anda, dan dengarkan
baik-baik, pasti anda akan mendengar Pelajaran kedua, pelajaran
kedua . . . Mereka selalu akan menciptakan ancaman di kepala
kami, bagaikan pedang Democles. Dan pedang itu belum sampai di
atas kepala anda . . .
Tentara AS yang hilang
Ini memang soal yang rumit. Tak mudah untuk mengetahui di mana
mereka sekarang berada. Mereka kebanyakan adalah para penerbang
yng jatuh atau tertembak pesawatnya. Mereka ada di hutan-hutan
Vietnam. Jadi untuk mencari tahu, kami harus mendapat bantuan
rakyat. Mereka tak bisa ditelusuri dengan alat-alat pencari
jejak yang rumit.
Tapi rakyat Vietnam rupanya masih marah. Mereka selalu bilang:
Kenapa anda jadi ingin menolong orang Amerika itu? Mereka telah
mengebom penduduk, rumah-rumah dan segala milik kita? Dan mereka
belum juga mau membayar pampasan perang? Nyatanya sampai
sekarang Amerika masih juga memusuhi Vietnam. Baik dalam
pertemuan ASEAN, di perbatasan Muangthai dan di udara sekalipun,
melalui radio mereka rentang Muangthai.
Muangthai selalu merasa seakan-akan ada ancaman dari Vietnam.
Kami sejak aman dulu tak pernah menduduki tanah Muangthai. Dan
kami selalu mengusulkan adanya suatu perjanjian tak saling
menyerang, atau perjanjian untuk menegakkan suatu wilayah damai
antara Muangthai dan Kampuchea.
Muangthai selalu mengatakan bahwa kekuatan Pol Pot itu ada di
perbatasan Kampuchea. Sedang kami tahu mereka diberi
perlindungan di perbatasan Muangthai. Pernyataan sebenarnya bisa
membahayakan Muangthai sendiri. Sebab kalau mau, kalau kami
menggunakan hak pengejaran (hot pursue) seperti dilakukan oleh
Amerika di Kampuched pada 1970, dan tak sulit bagi kami untuk
menangkap Pol Pot dan membuktikan kepada dunia bahwa mereka ada
di tanah Muangthai. Tapi kami menolak untuk menggunakan cara
begitu. Kami bukan penganut doktrin yang membenarkan hot pursue
itu.
Hubungan dengan ASEAN
Sejak 1945 semua negara yang kini tergabung dalam ASEAN telah
memusuhi Vietnam, kecuali Indonesia. Mereka telah membangun
tentara di Vietnam Selatan untuk melawan kami. Jadi sebenarnya
kami ini yang berhak khawatir terhadap mereka, bukan
sebaliknya.
Dengan Singapura? Ya, kami memang mempunyai hubungan yang baik
di bidang perdagangan. Sekalipun di bidang politik hubungan
Singapura dengan Vietnam buruk. Mereka itu amat pandai,
pragmatis. Tak seperti Indonesia, konservatif . . .
Sebenarnya kami ingin mengimpor pupuk dari Indonesia, juga untuk
kerjasama di bidang teknik seperti perminyakan. Dan saya sudah
omong-omong dengan beberapa pejabat tinggi Indonesia. Tapi
kelihatannya mereka masih ogah-ogahan. Barangkali karena
pertimbangan solidaritas ASEAN.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini