Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Inggris Keir Starmer pada Rabu, 26 Februari 2025, mendesak Presiden Amerika Serikat Donald Trump agar memberikan dukungan tambahan keamanan terhadap masa depan pasukan perdamaian Eropa di Ukraina, jika itu satu-satunya cara mewujudkan perdamaian abadi di Ukraina – bukan gencatan senjata sementara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Starmer bertolak ke Washington untuk rapat dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Dia kembali meyakinkan Inggris akan berkontribusi dalam peran apapun demi terwujudnya perdamaian di Ukraina, namun untuk melakukan itu dibutuhkan dukungan juga dari Amerika Serikat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejak Trump mengabaikan pendekatan ramah dari Kyev untuk penyelesaian perang Ukraina, Inggris dan negara Eropa lainnya telah memperlihatkan persatuan dan meningkatkan upaya diplomatik dalam mendukung Kyev. Akan tetapi, dalam hal penempatan pasukan di Ukaina di kemudian hari, masing-masing negara masih berbeda pandangan.
Prancis berkenan menempatkan tentara di Ukraina, namun negara lainnya seperti Polandia tidak mau. Sedangkan Rusia pada Rabu, 26 Februari 2025, mengatakan tidak akan mempertimbangkan opsi apapun jika Eropa menempatkan pasukan perdamaian di Ukriana.
Bagi Starmer, bagian terpenting dalam kesepakatan damai di Ukraina adalah dukungan dari Trump. Perihal ini belum mendapat kejelasan.
“Saya sangat yakin kami membutuhkan perdamaian yang abadi, bukan gencatan senjata. Untuk mewujudkan hal itu, kami perlu jaminan keamanan,” kata Starmer kepada wartawan yang ikut kunjungan kerja bersamanya ke Washingtong, seperti dikutip dari Reuters.
Sebelumnya pada 14 Februari 2025, Presiden Volodymyr Zelensky blak-blakan waswas jika bantuan Amerika Serikat ke Ukraina bakal dipapas. Dia mengakui Ukriana kecil kemungkinan bisa selamat dari serangan Rusia tanpa dukungan dari Amerika Serikat.
Dalam wawancara dengan NBC News, Zelensky mengatakan Putin ingin datang untuk bernegosiasi, namun bukan untuk mengakhiri perang, tapi untuk mengunci sebuah kesepakatan gencatan senjata agar bisa mencabut sejumlah sanksi yang diberlakukan ke Rusia dan mengizinkan militer Moskow memperkuat kembali.
Ukraina menuntut agar Moskow menarik tentaranya dari wilayah Ukraina yang dikuasai Rusia. Ukraina juga menginginkan keanggotaan di NATO atau jaminan keamanan untuk mencegah Rusia menyarang negara itu lagi.