JENDERAL Sayood adalah wakil komandan ISOC (International
Security OperatioAs Command), suatu bagian dari Tentara
Kerajaan Muangthai yang bertugas khusus menumpas subversi
Komunis di negera itu. Kurang enaknya keadaan di perbatasan
Malaysia Muangthai karena kegiatan gerilya Komunis belakangan
ini menyebabkan Sayood banyak didengar suaranya. Salim Said,
dari TEMPO sempat berwawancara dengan perwira tinggi
Muangthai itu di Bangkok:
Tentang Penarikan Pasukan Amerika
Soal bahwa kami belum siap untuk ditinggalkan oleh AS, saya kira
itu tergantung pada apa yang kami harus pertahankan. Kalau harus
menghadapi musuh dari luar dengan persenjataan yang hebat, kami
memang belum siap. Tapi lain soalnya jika kita bicara mengenai
masalah keamanan dalam negeri. Bagi saya, kehadiran AS itu juga
mempunyai arti psikologis. Jadi sebenarnya bisa saja dikatakan
bahwa kita ini belum siap untuk ditinggalkan oleh
pasukan-pasukan Amerika, tapi juga bisa dikatakan sebaliknya.
Soalnya amat tergantung terhadap apa yang kita pertahankan.
Tentang Bantuan Yang Diperlukan
Pasukan Muangthai diperlengkapi sepenuhnya dengan persenjataan
buatan AS. Beberapa di antaranya dengan alat yang amat mahal
sekali. Mengenai bantuan yang kami perlukan -- ini pendapat
salah seorang tentara Muangthai - tentu saja amat terutama
adalah spare parts untuk alat-alat itu. Mengenai tekanan dari
pihak Angkatan Bersenjata Muangthai kepada pemerintahan baru ini
untuk meninjau kembali keputusan kabinet Kukrit yang mengusir
keluar pasukan-pasukan Amerika, saya kira saya tidak berhak
memberikan komentar. Tentang alat-alat intelejen Amerika yang
ada di sini, sebagian bisa kita tangani, tapi tidak semuanya.
Keamanan Dalam Negeri
Beberapa bulan silam, banyak yang meramalkan bahwa setelah
kejatuhan Indocina, keadaan keamanan di Muangthai akan gawat.
Kini ternyata itu tidak benar. Saya sendiri heran. Mengapa?
Salah satu dugaan adalah ini, Partai Komunis Muangthai yang
bergerak di bawah tanah itu tidak sanggup mengacaukan suasana
seperti yang diduga dulu itu. Ada banyak hal yang digunakan
untuk menjelaskan ketidakmampuan itu, salah satu di antaranya
adalah perpecahan dalam diri Partai Komunis Muangthai yang
bersumber juga pada perpecahan Moskow Peking. Jatuhnya Laos dan
kamboja juga memainkan peranan dalam mempersulit aksi Komunis
di sini. Rakyat sekarang tahu nasib saudara-saudara mereka yang
berada di negara yang dikuasai Komunis. Kalau dahulu pihak
pemerintah yang menjelaskan kekejaman Komunis kepada rakyat,
kini di perbatasan Muangthai, rakyat yang menjelaskan kepada
pejabat pemerintah kengerian mereka terhadap kawn Komunis. Ini
saya alami sendiri baru-baru ini ketika saya berada di
perbatasan .
Keadaan Darurat Di Banyak Propinsi
Kalau pemerintahan di propinsi-propinsi itu tidak memerlukan
bantuan kami, tidak bakal ada keadaan darurat. Keadaan itu
diadakan untuk mempermudah tugas kami yang harus beroperasi di
wilayah-wilayah yang rawan secara bebas. Tidak banyak bedanya
antara daerah dengan keadaan darurat dengan daerah yang tidak
dalam keadaan tersebut. Soal berapa lama ini akan berlangsung
tentu saja tergantung pada keadaan. Tapi harus diketahui bahwa
strategi Peking (yang banyak membantu ,Partai Komunis Muangthai)
sekarang ini sudah berubah. Mereka tidak lagi seperti dulu yang
melihat Asia Tenggara ini sebagai kartu-kartu domino yang satu
demi satu harus dijatuhkan secara berturut. Akibat dari
perubahan strategi itu bisa berarti tiadanya campur tangan
langsung mereka dalam membantu aksi Partai Komunis Muangthai.
Dalam hal tanpa bantuan luar negeri, soalnya jauh lebih mudah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini