Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Setidaknya 14 orang tewas dan puluhan lainnya terluka setelah sebuah papan reklame besar menimpa mereka saat terjadi badai petir di ibu kota keuangan India, Mumbai, menurut pihak berwenang setempat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Papan reklame tersebut roboh menimpa beberapa rumah dan sebuah pompa bensin di sebelah jalan yang sibuk di pinggiran timur Ghatkopar menyusul angin kencang dan hujan pada Senin malam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Banyak orang lain yang terjebak setelah kejadian tersebut, dan operasi penyelamatan berlanjut hingga Selasa pagi 14 Mei 2024. Perusahaan Kota Mumbai mengatakan 74 orang dibawa ke rumah sakit karena luka-luka setelah kecelakaan itu, 31 di antaranya telah dipulangkan.
Hujan yang disertai angin kencang menyebabkan papan reklame setinggi 30 meter yang terletak di sebelah jalan sibuk di kawasan Chheda Nagar di Ghatkopar tumbang dan menimpa sebuah pompa bensin dan beberapa rumah pada Senin malam.
Kantor berita Press Trust of India, mengutip pejabat polisi, melaporkan bahwa papan reklame tersebut dipasang secara ilegal.
Pada Senin malam, Devendra Fadnavis, wakil kepala menteri negara bagian Maharashtra, mengatakan penyelidikan tingkat tinggi telah diperintahkan atas insiden tersebut dan tindakan tegas akan diambil terhadap mereka yang bertanggung jawab.
“Penyelidikan tingkat tinggi telah diperintahkan atas insiden tersebut”, kata Fadnavis dalam sebuah postingan di X.
Mumbai, ibu kota Maharashtra, dilanda angin kencang disertai hujan dan badai debu yang menumbangkan pepohonan dan menyebabkan pemadaman listrik singkat di beberapa bagian kota, serta gangguan pada jaringan kereta api kota.
Badai petir membuat lalu lintas terhenti di beberapa bagian kota dan mengganggu operasional bandara, salah satu bandara tersibuk di negara itu, dengan sedikitnya 15 penerbangan dialihkan.
India mencatat hujan lebat dan banjir besar selama musim hujan antara Juni dan September, yang menyebabkan sebagian besar curah hujan tahunannya. Hujan sangat penting bagi pertanian tetapi seringkali menyebabkan kerusakan parah.
ALJAZEERA