Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Adu Strategi Ekonomi Dua Kandidat PM Inggris, Siapa Unggul?

Dua kandidat PM Inggris Liz Truss dan Rishi Sunak bersaing ketat untuk menggantikan Boris Johnson.

25 Juli 2022 | 18.37 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Dua calon perdana menteri atau PM Inggris bersaing kuat untuk memperebutkan kursi menggantikan Boris Johnson. Dua nama itu adalah Rishi Sunak yang sebelumnya menjabat sebagai menteri keuangan dan Liz Truss, menteri luar negeri.

Liz Truss terus berkampanye guna menggalang dukungan. Pada Senin, 25 Juli 2022, dia menyatakan akan menyusun rencana menciptakan kebijakan baru zona investasi rendah regulasi dan peningkatan pelabuhan bebas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam sebuah pernyataan Liz Truss mengatakan, seandainya dia diangkat sebagai perdana menteri, dia akan bekerja sama dengan masyarakat lokal untuk mengidentifikasi situs pembangunan kembali zona investasi. Timnya menyebut wilayah itu sebagai "Full Fat Freeports".

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Zona seperti itu diproyeksikan memiliki beban pajak yang rendah untuk mendorong investasi dan konstruksi, mengurangi pembatasan perencanaan, dan peraturan yang disesuaikan untuk mendorong "industri bernilai tinggi" seperti kecerdasan buatan.

Liz Truss unggul dalam jajak pendapat di antara anggota Partai Konservatif untuk posisi perdana menteri. Rishi Sunak sebenarnya memimpin dalam semua putaran pemungutan suara di antara anggota parlemen partai sampai pada akhirnya muncul dua kandidat. Namun, belum lama ini dia mengakui bahwa posisinya memang underdog dalam kontestasi ini.

Walau begitu, saat pidato di kota Grantham, Inggris tengah, pada Sabtu, 23 Juli 2022, Rishi Sunak yakin bahwa anggota partainya menuntut sebuah pilihan. "Saya pikir mereka mau mendengarkan (perbedaan ini)," katanya.

Fokus utama Truss adalah mendorong pertumbuhan pada saat inflasi meningkat dan kemungkinan resesi. Sebelumnya ia mengatakan pemotongan pajak diperlukan untuk merangsang pertumbuhan. 

"Mengambil uang dari orang-orang yang tidak perlu kita ambil itu sangat keliru. Orang-orang di seluruh negeri berjuang dengan biaya krisis hidup," katanya kepada wartawan di Kent, Inggris tenggara, setelah bertemu dengan anggota partai.

Liz Truss bersaing ketat dengan Rishi Sunak dalam kontestasi memperebutkan kursi perdana menteri Inggris. Keduanya diharapkan bisa menggantikan Boris Johnson yang mengumumkan mundur pada awal Juli.

Boris Johnson terpaksa mengundurkan diri bulan ini setelah ia kehilangan dukungan legislatifnya. Dia dirundung skandal selama berbulan-bulan, termasuk pelanggaran aturan penguncian pandemi COVID-19.

Dalam pidatonya Sabtu lalu di tempat kelahiran Mantan Perdana Menteri Inggris Margaret Thatcher, Rishi Sunak memaparkan apa yang disebutnya kebijakan "akal sehat Thatcherisme". Dia menjanjikan pengelolaan ekonomi yang cermat sebelum pemotongan pajak.

Rishi Sunak sendiri mempertanyakan moralitas pemotongan pajak langsung, yang diusulkan oleh Truss pada saat inflasi melonjak. Dia mengkritik janji Truss untuk meningkatkan pengeluaran pertahanan hingga 3 persen dari PDB pada 2030 itu sewenang-wenang.

Hasil pemilihan perdana menteri akan diumumkan pada 5 September 2022. Siapa pun pemenangnya mewarisi beberapa kondisi ekonomi paling sulit di Inggris dalam beberapa dekade. Inflasi berada di jalur untuk mencapai 11 persen per tahun, pertumbuhan terhenti, aksi industri meningkat, dan pound mendekati posisi terendah bersejarah terhadap dolar. 

Baca: Calon PM Inggris Rishi Sunak Janji Lebih Keras ke China: Cukup Sudah

REUTERS | AL JAZEERA

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus