Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat pada Jumat, 3 Januari 2025, menyetujui penjualan senjata ke Israel senilai USD8 miliar (Rp126 triliun) untuk membantu Tel Aviv dalam perang Gaza yang telah menewaskan ribuan orang. Kesepakatan penjualan senjata itu sekarang membutuhkan persetujuan dari DPR dan komite Senat Amerika Serikat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut laporan Axios, di antara senjata yang dijual ke Israel itu adalah sejumlah amunisi untuk jet tempur, helikopter penyerang serta peluru artileri. Paket tersebut juga mencakup bom berdiameter kecil dan hulu ledak. Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat belum mau berkomentar perihal ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Unjuk rasa terjadi di beberapa negara di dunia dalam beberapa bulan terakhir menuntut agar ada embargo senjata ke Israel. Namun kebijakan Amerika Serikat sebagian besar masih tidak berubah. Pada Agustus 2024, Amerika Serikat menyetujui penjualan senjata senilai USD20 miliar (Rp324 triliun), yang meliputi penjualan jet tempur dan peralatan militer lainnya ke Israel.
Pemerintahan Presiden Joe Biden mengatakan mereka membantu sekutunya melawan Iran yang memberikan dukungan pada kelompok-kelompok seperti Hamas di Gaza, Hizbullah di Lebanon dan Houthi di Yaman. Meski dikritik, Washington masih tetap mendukung Israel selama perang Gaza yang telah menghancurkan 2.3 juta jiwa populasi Gaza, menyebabkan krisis kelaparan dan mengarah pada genosida.
Kementerian Kesehatan Gaza menyebut korban tewas dalam perang Gaza sudah tembus lebih dari 45 ribu orang. Jumlah itu belum termasuk korban yang jasadnya belum terangkat karena masih terkubur puing-puing reruntuhan.
Sebelumnya pada September 2024, Biden menyetujui penjualan trailer tank berat dan peralatan terkait senilai 164,6 juta dolar AS (sekitar Rp2,5 triliun) kepada Israel di tengah konflik yang sedang berlangsung di Jalur Gaza dan eskalasi kekerasan di Tepi Barat. Penjualan ini merupakan bagian dari komitmen Amerika Serikat untuk memperkuat kemampuan pertahanan Israel, yang selama ini dianggap sebagai sekutu strategis di kawasan Timur Tengah.
Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan Amerika Serikat telah memberi tahu Kongres mengenai potensi penjualan ini, dengan rencana pengiriman yang diperkirakan akan dimulai pada 2027. Dalam pernyataannya, badan tersebut menegaskan penjualan senjata ini sejalan dengan kepentingan nasional Amerika Serikat, yang bertujuan untuk membantu Israel mengembangkan dan mempertahankan kemampuan pertahanan diri yang tangguh dan siap
Sumber: Reuters
Pilihan editor: Sulitnya Menemukan Tempat Ibadah Ramah Penyandang Disabilitas
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini