DUA tanda mata diserahkan PM Polandia Jenderal Wojciech
Jaruzelski kepada Paus Johanes Paulus II sesaat sebelum pemimpin
tertinggi Gereja Katolik itu mengakhiri kunjungannya di
Polandia, pekan silam. Pertama, sekeping baju zirah yang
digunakan kavaleri Polandia ketika turut membebaskan Wina dari
kepungan lasykar Turki, 300 tahun lalu. Dan kedua, sebuah
lukisan Pegunungan Tatra, tempatJohanes Paulus II suka mendaki
tatkala menjabat Uskup Agung Krakow.
Tidak jelas apa yang tersirat di balik pemberian hadiah dari
Jaruzelski. Yang pasti Pegunungan Tatra, di akhir kunjungan Paus
merupakan tempat yang diincar dunia. Sebab di sanalah Lech
Walesa, pemimpin serikat buruh terlarang Solidaritas, diterima
Paus. Sumber resmi menolak menyebutkan lokasi pertemuan
Paus-Walesa. Tapi berdasarkan petunjuk yang kuat, wartawan
Kantor Berita Prancis, AFP, menyebut Kota Chocholowski, sekitar
90 km dari Krakow, sebagai tempat pertemuan.
Apa yang dibicarakan Paus dan Walesa di Chocholowski? Kepada
wartawan yang menunggunya di kediamannya di Zaspa, Gdansk,
Walesa mengatakan: "Pertemuan itu merupakan saat paling penting
dalam hidup saya." Ia kemudian menambahkan "saya seorang
optimistis, tetapi saya juga realistis."
Ucapan ini meningatkan orang pada wawancara Walesa beberapa
hari sebelum kunjungan Paus. Ketika itu, tukang listrik Galangan
Kapal Lenin yang baru bebas dari tahanan 11 bulan itu berkata:
"Kami tidak ingin mencampakkan sosialisme, kami ingin sosialisme
itu melayani kami."
Kesan duniawi sulit dilepaskan dari kunjungan Paus kali ini. Di
tujuh kota yang disinggahinya -- Warsawa, Niepokalanow,
Czestochowa, Katowice, Poznan, Wroclaw, Krakow -- umat berhimpun
mengelu-elukan. Mereka mengacungkan salib, dua jari membentuk V
(tanda kemenangan), bendera, slogan, dan panji Solidarnosc '83.
Lebih 10 juta orang dilayani Paus melalui misa dan pentahbisan.
Dan hampir dalam tiap kesempatan Paus berbicara tentang
"kemerdekaan", "keadilan", "harapan", bahkan "hak berserikat".
Wajar kalau Pemerintah Polandia risau dibuat Paus. Sindiran
tajam datang dari Wakil PM Mieczyslaw Rakowski, dua hari sebelum
Paus balik ke Roma. Melalui wawancara dengan Kantor Berita
Polandia, PAP, Rakowski berbicara tentang "pengajar yang tidak
jujur yang mengkhotbahkan patriotisme dan sikap sosial, seraya
menghapuskan fakta dan meratapi terbatasnya kesempatan generasi
muda Polandia."
Rakowski memang tidak menyebut nama. Tapi siapa pun mafhum,
"tembakan" itu dibidikkannya pada khotbah Paus di depan pemuda
di Czestochowa. Begitu tajamnya khotbah Paus sampai-sampai
pemerintah melarang surat kabar Polandia terkemuka Sabda
Universal, memuat isi wejangan itu secara lengkap. Lembaga
sensur juga membatalkan pemuatan khotbah yang sama di majalah
Polandia, Mingguan Umum Katolik.
Jenderal Jaruzelski, bekas murid Sekolah Jesuit, tak banyak
bicara. Ia tampak sangat berhati-hati menanggapi sepak terjang
Paus. Bahkan Rabu malam pekan lalu, tujuh jam sebelum Paus
berjumpa dengan Walesa, secara tidak terduga Jaruzelski datang
ke Krakow. Kedua pembesar itu lalu terlibat pembicaraan -- yang
kedua setelah pertemuan di Istana Belveder, Warsawa.
Juru bicara pemerintah, Jerzy Urban, menyebut pembicaraan itu
dilakukan "sungguh-sungguh, blak-blakan, dan lugas." Jenderal
Jaruzelski datang ke Krakow "setelah diminta oleh Gereja dalam
waktu yang singkat."
Apakah kunjungan Paus kali ini, terutama pembicaraan tokoh itu
dengan Jenderal Jaruzelski, akan mencairkan Solidaritas dan UU
Darurat? "Solidaritas tak mungkin hidup lagi, ia sudah menjadi
bagian masa silam," kata Jerzy Urban. Akan halnya UU Darurat,
seorang pejabat senior Polandia mengakui, kunjungan Paus
mendorong dihapuskannya UU yang tidak populer itu.
Ada isyarat UU Darurat akan dicabut 22 Juli -- tepat di hari
kemerdekaan Polandia. Penundaan pencabutan lebih banyak bersifat
menyelamatkan muka. Kendati kedudukan Jaruzelski tak
tergoyahkan, ia juga sadar di bawah UU tersebut ekonomi
Polandia porak poranda.
Sekitar 200 perusahaan dan pabrik ditempatkan di bawah
pengawasan militer. Kehidupan diamat-amati. Bantuan ekonomi Uni
Soviet tak bisa diandalkan. Antre makanan bertambah panjang.
anen hasil bumi gagal, produksi batu bara anjlok. Sementara
itu, harga tembaga dan perak jatuh di pasaran dunia. Akibat
defisit dari tahun ke tahun, kini utang Polandia sudah lebih US$
20 milyar.
Keresahan yang bertalu-talu inilah yang telah menambahkan bara
bagi kunjungan Paus. "Paus Sosialis", demikian julukan yang
diberikan pers Barat, diharapkan umat Polandia mampu mematahkan
ketegaran Jaruzelski dan kawan-kawan. Tapi pihak Vatikan bukan
tidak mafhum "perangkap" tersebut. Itulah makanya Vatikan
buru-buru mengeluarkan pernyataan tentang misi Johanes Pauslus
II. "Lawatan Paus ke Polandia sungguh-sungguh bersifat keagamaan
dan moral," kata juru bicara Tahta Suci Pastor Romeo Pancirolli.
Betulkah? Yang jelas setiba di Roma, Paus segera mengirim pesan
ucapan terima kasih kepada Pemerintah Polandia. Sementara di
Warsawa, Jenderal Wojciech Jaruzelski menghadiri sidang Sejm
(Parlemen) untuk menyampaikan laporan pemerintah mengenai
kunjungan Paus Johanes Paulus II.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini