Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Angin Segar Dari Paus

Dalam kunjungnnya di polandia, paus johannes paulus berhasil bertemu dengan lech walesa. (ln)

2 Juli 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DUA tanda mata diserahkan PM Polandia Jenderal Wojciech Jaruzelski kepada Paus Johanes Paulus II sesaat sebelum pemimpin tertinggi Gereja Katolik itu mengakhiri kunjungannya di Polandia, pekan silam. Pertama, sekeping baju zirah yang digunakan kavaleri Polandia ketika turut membebaskan Wina dari kepungan lasykar Turki, 300 tahun lalu. Dan kedua, sebuah lukisan Pegunungan Tatra, tempatJohanes Paulus II suka mendaki tatkala menjabat Uskup Agung Krakow. Tidak jelas apa yang tersirat di balik pemberian hadiah dari Jaruzelski. Yang pasti Pegunungan Tatra, di akhir kunjungan Paus merupakan tempat yang diincar dunia. Sebab di sanalah Lech Walesa, pemimpin serikat buruh terlarang Solidaritas, diterima Paus. Sumber resmi menolak menyebutkan lokasi pertemuan Paus-Walesa. Tapi berdasarkan petunjuk yang kuat, wartawan Kantor Berita Prancis, AFP, menyebut Kota Chocholowski, sekitar 90 km dari Krakow, sebagai tempat pertemuan. Apa yang dibicarakan Paus dan Walesa di Chocholowski? Kepada wartawan yang menunggunya di kediamannya di Zaspa, Gdansk, Walesa mengatakan: "Pertemuan itu merupakan saat paling penting dalam hidup saya." Ia kemudian menambahkan "saya seorang optimistis, tetapi saya juga realistis." Ucapan ini meningatkan orang pada wawancara Walesa beberapa hari sebelum kunjungan Paus. Ketika itu, tukang listrik Galangan Kapal Lenin yang baru bebas dari tahanan 11 bulan itu berkata: "Kami tidak ingin mencampakkan sosialisme, kami ingin sosialisme itu melayani kami." Kesan duniawi sulit dilepaskan dari kunjungan Paus kali ini. Di tujuh kota yang disinggahinya -- Warsawa, Niepokalanow, Czestochowa, Katowice, Poznan, Wroclaw, Krakow -- umat berhimpun mengelu-elukan. Mereka mengacungkan salib, dua jari membentuk V (tanda kemenangan), bendera, slogan, dan panji Solidarnosc '83. Lebih 10 juta orang dilayani Paus melalui misa dan pentahbisan. Dan hampir dalam tiap kesempatan Paus berbicara tentang "kemerdekaan", "keadilan", "harapan", bahkan "hak berserikat". Wajar kalau Pemerintah Polandia risau dibuat Paus. Sindiran tajam datang dari Wakil PM Mieczyslaw Rakowski, dua hari sebelum Paus balik ke Roma. Melalui wawancara dengan Kantor Berita Polandia, PAP, Rakowski berbicara tentang "pengajar yang tidak jujur yang mengkhotbahkan patriotisme dan sikap sosial, seraya menghapuskan fakta dan meratapi terbatasnya kesempatan generasi muda Polandia." Rakowski memang tidak menyebut nama. Tapi siapa pun mafhum, "tembakan" itu dibidikkannya pada khotbah Paus di depan pemuda di Czestochowa. Begitu tajamnya khotbah Paus sampai-sampai pemerintah melarang surat kabar Polandia terkemuka Sabda Universal, memuat isi wejangan itu secara lengkap. Lembaga sensur juga membatalkan pemuatan khotbah yang sama di majalah Polandia, Mingguan Umum Katolik. Jenderal Jaruzelski, bekas murid Sekolah Jesuit, tak banyak bicara. Ia tampak sangat berhati-hati menanggapi sepak terjang Paus. Bahkan Rabu malam pekan lalu, tujuh jam sebelum Paus berjumpa dengan Walesa, secara tidak terduga Jaruzelski datang ke Krakow. Kedua pembesar itu lalu terlibat pembicaraan -- yang kedua setelah pertemuan di Istana Belveder, Warsawa. Juru bicara pemerintah, Jerzy Urban, menyebut pembicaraan itu dilakukan "sungguh-sungguh, blak-blakan, dan lugas." Jenderal Jaruzelski datang ke Krakow "setelah diminta oleh Gereja dalam waktu yang singkat." Apakah kunjungan Paus kali ini, terutama pembicaraan tokoh itu dengan Jenderal Jaruzelski, akan mencairkan Solidaritas dan UU Darurat? "Solidaritas tak mungkin hidup lagi, ia sudah menjadi bagian masa silam," kata Jerzy Urban. Akan halnya UU Darurat, seorang pejabat senior Polandia mengakui, kunjungan Paus mendorong dihapuskannya UU yang tidak populer itu. Ada isyarat UU Darurat akan dicabut 22 Juli -- tepat di hari kemerdekaan Polandia. Penundaan pencabutan lebih banyak bersifat menyelamatkan muka. Kendati kedudukan Jaruzelski tak tergoyahkan, ia juga sadar di bawah UU tersebut ekonomi Polandia porak poranda. Sekitar 200 perusahaan dan pabrik ditempatkan di bawah pengawasan militer. Kehidupan diamat-amati. Bantuan ekonomi Uni Soviet tak bisa diandalkan. Antre makanan bertambah panjang. anen hasil bumi gagal, produksi batu bara anjlok. Sementara itu, harga tembaga dan perak jatuh di pasaran dunia. Akibat defisit dari tahun ke tahun, kini utang Polandia sudah lebih US$ 20 milyar. Keresahan yang bertalu-talu inilah yang telah menambahkan bara bagi kunjungan Paus. "Paus Sosialis", demikian julukan yang diberikan pers Barat, diharapkan umat Polandia mampu mematahkan ketegaran Jaruzelski dan kawan-kawan. Tapi pihak Vatikan bukan tidak mafhum "perangkap" tersebut. Itulah makanya Vatikan buru-buru mengeluarkan pernyataan tentang misi Johanes Pauslus II. "Lawatan Paus ke Polandia sungguh-sungguh bersifat keagamaan dan moral," kata juru bicara Tahta Suci Pastor Romeo Pancirolli. Betulkah? Yang jelas setiba di Roma, Paus segera mengirim pesan ucapan terima kasih kepada Pemerintah Polandia. Sementara di Warsawa, Jenderal Wojciech Jaruzelski menghadiri sidang Sejm (Parlemen) untuk menyampaikan laporan pemerintah mengenai kunjungan Paus Johanes Paulus II.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus