Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Senator Joe Manchin memilih absen. Ia tak antusias menyimak Barack Obama berpidato di ruang fraksi Partai Demokrat di Capitol Hill gedung parlemen Amerika Serikat. Alih-alih bersama koleganya sesama politikus Demokrat, Manchin, senator dari West Virginia, justru menemui wakil presiden terpilih, Mike Pence. Pence, tiga pekan lalu itu, menjumpai anggota Kongres dari Partai Republik. Seperti Obama, Pence menyambangi Capitol Hill.
Dalam pertemuan tertutup, Obama menyerukan Demokrat agar menyelamatkan Undang-Undang Perawatan Terjangkau alias ObamaCare. "Jangan membantu Republiken menghapus ObamaCare," kata seorang senator Demokrat, menirukan pesan Obama. Di ruang fraksi Republik, Pence juga membahas ObamaCare. "ObamaCare gagal. Kami akan mencabutnya pada hari pertama menjabat," ujar bekas Gubernur Indiana tersebut.
Manchin, 69 tahun, menganggap pertemuan dengan Obama hanya membuang energi. Karena itu, ia memilih Pence, dengan harapan ada solusi baru untuk isu ObamaCare. Namun keputusan Manchin menyeberang ke ruang fraksi Republik berakhir sia-sia. "Mereka memberi tahu kami, kita harus mencabut (ObamaCare)," katanya mengenai hasil pertemuan Pence dengan para legislator Republiken. "Saya tidak bisa melakukan itu."
Republiken sejak awal gatal ingin menyetip ObamaCare. Rasa gatal itu makin parah setelah digaruk Donald Trump, yang mewarisi tongkat estafet Obama mulai 20 Januari. Selama berkampanye, Trump, yang berpasangan dengan Pence, rajin mengkritik ObamaCare. "ObamaCare adalah bencana. Asuransi kesehatan yang sangat buruk dan terlalu mahal," ujarnya. Kepada pendukungnya, Trump berjanji "mencabut dan mengganti" ObamaCare.
Menurut Trump, ObamaCare juga membebani anggaran negara. Data dari Pusat Kesehatan dan Ekonomi menunjukkan ObamaCare menyedot US$ 42,6 miliar (sekitar Rp 565,5 triliun) duit pemerintah federal untuk keperluan subsidi. Angka itu naik US$ 10 miliar (sekitar Rp 132,7 triliun) ketimbang tahun lalu. "Ini akan meledak bila kita berdiam diri," kata Trump sambil memprediksi bahwa perekonomian tahun ini bakal berat bagi Amerika.
Manchin bukannya alergi dengan gagasan mengganti ObamaCare wacana yang didengungkan Republikan sejak aturan itu diteken Obama pada Maret 2010. Selama enam tahun di senat, Manchin mengakui kebijakan asuransi kesehatan warisan Obama itu belum sempurna. "Kita harus memperbaikinya," katanya. Tapi ia batal tergiur ajakan kubu lawan yang rupanya tak menyiapkan jaring pengaman bagi 20 juta pengguna ObamaCare.
ObamaCare adalah pencapaian kebijakan domestik paling mentereng Barack Obama. "Itu menjadi warisan utama bagi dia," kata Desmond King, pakar ilmu pemerintahan Amerika dari Universitas Oxford. ObamaCare lahir setelah Obama sukses membawa Amerika keluar dari krisis keuangan 2007-2008. "Dia membuat skema asuransi kesehatan bagi semua warga Amerika. Tiga pendahulu Obama pernah mencobanya dan selalu gagal."
ObamaCare perluasan dari Medicare dan Medicaid, dua program federal yang diteken Presiden Lyndon B. Johnson pada 1965. Medicare memberi jaminan kesehatan bagi penduduk 65 tahun atau lebih atau menderita cacat berat. Adapun Medicaid memberi layanan kesehatan bagi penduduk miskin. ObamaCare menjangkau jutaan warga di luar cakupan Medicare dan Medicaid. "Ini program bantuan paling signifikan sejak 1960-an," ucap Iwan Morgan, profesor program studi Amerika dari University College London.
Selama delapan tahun berkuasa, Obama tidak hanya menelurkan ObamaCare. Untuk urusan kebijakan dalam negeri, presiden Afrika-Amerika pertama di Negeri Abang Sam itu sukses menciptakan 11,6 juta lapangan kerja. Menurut catatan CNN, angka ini jauh melampaui pendahulu Obama, George W. Bush, yang hanya mencetak 2,1 juta lapangan kerja selama dua periode menjabat di Gedung Putih kantor kepresidenan Amerika.
Prestasi Obama jauh dari Ronald Reagan (1981-1989; 15,9 juta lapangan kerja) dan Bill Clinton (1993-2001; 22,9 juta). Padahal Obama, yang dilantik pada 20 Januari 2009, memimpin Amerika yang tengah dicabik krisis. Ekonomi Amerika terpuruk sejak Depresi Besar pada 1930-an. Tiap bulan 800 ribu pekerjaan menguap. "Ada beda dramatis antara situasi yang dihadapi Obama dan Trump," kata Mark Hamrick, analis ekonomi senior di Bankrate.com.
Dalam isu imigrasi, Obama telah melindungi 730 ribu pendatang muda, yang dibawa ke Amerika saat masih kanak-kanak. Di bawah program Deferred Action for Childhood Arrivals, mereka batal didepak ke Meksiko dan negara-negara Amerika Tengah lainnya karena tak berdokumen resmi. Namun Obama, 55 tahun, belum menuntaskan persoalan mengenai keberadaan 11 juta imigran gelap lain yang tinggal dan bekerja di Amerika.
Imigrasi termasuk isu jualan Trump. Selama berkampanye, ia berkoar bakal membangun tembok raksasa sepanjang 3.100 kilometer di perbatasan Meksiko. Trump juga mengancam akan mendeportasi jutaan imigran gelap dan mencegah imigran muslim masuk Amerika. Janji kampanye Trump ini sempat membuat komunitas Hispanik ketar-ketir. Ia bahkan menyatakan pemerintah Meksiko bakal mengongkosi pembangunan tembok raksasa, klaim yang baru-baru ini ditentang Presiden Enrique Pena Nieto.
The Washington Monthly mencatat 50 prestasi Barack Obama selama menjadi orang nomor wahid di Amerika. ObamaCare masuk 10 besar terbaik, bahkan bertengger di puncak. Namun, alih-alih meneruskan deretan warisan Obama, Donald Trump dan Partai Republik justru ingin mengebirinya. "ObamaCare urutan pertama," kata Mike Pence.
Trump tidak bisa langsung mencoret ObamaCare. Berstatus undang-undang, aturan setebal 2.700 halaman itu hanya dapat diotak-atik di Kongres. Itu sebabnya Trump, 70 tahun, perlu sokongan Republiken, yang menguasai mayoritas kursi di Senat dan Dewan. "Kami punya banyak ide untuk menggantinya," kata Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Paul Ryan tanpa merinci skenario yang disiapkan kubu Republiken.
Kubu Republiken di Senat langsung tancap gas. Mereka mengajukan rancangan undang-undang baru, satu hari setelah Trump menggelar konferensi pers perdananya sejak memenangi kursi presiden, Kamis pekan lalu. Draf berjulukan "resolusi pencabutan" itu menjadi batu pijak pertama untuk menghapus ObamaCare. "Kami harus bertindak cepat untuk membantu rakyat Amerika," kata Pemimpin Mayoritas Senat, Mitch McConnell.
Mencengkeram 52 dari 100 kursi senat, manuver Republiken tidak otomatis aman. Untuk meloloskan draf usul, partai berlambang gajah itu kudu bulat menyokong lewat pemungutan suara. Itu pun belum cukup karena Demokrat masih dapat menjegal upaya mereka bila partai konservatif itu tidak meraup minimal 60 kursi. Artinya, Republiken harus bisa "mencuri" suara tambahan dari Demokrat. Ini yang menjadi kekhawatiran Obama.
Di Capitol Hill, lobi Obama berbuah hasil. Demokrat menyambut langkah pamungkasnya sebagai presiden untuk menyelamatkan ObamaCare. "Mereka (Republiken) akan mencabutnya. Itu tidak akan terjadi," kata Charles Schumer, Pemimpin Minoritas Senat. Mencabut ObamaCare, menurut Schumer, tidak akan "membuat Amerika hebat kembali" menyitir slogan Trump selama kampanye tapi justru bakal membuat Amerika sakit lagi.
Schumer, 66 tahun, menjamin personel Demokrat kompak membela ObamaCare. "Tidak ada seorang Demokrat pun yang bernegosiasi (dengan Republiken)," ujar senator kawakan dari New York tersebut. Lewat MoveOn dan Komite Kampanye Perubahan Progresif, dua lembaga advokasi pro-Demokrat, Schumer juga menggalang dukungan di tingkat konstituen. "Kami tidak akan beristirahat sampai upaya mencabut ObamaCare terhenti."
Trump juga harus menghadapi publik Amerika. Jajak pendapat Kaiser Family Foundation menunjukkan hanya 26 persen responden yang setuju ObamaCare dihapus. Sedangkan 30 persen lainnya justru ingin program itu diperluas. Jumlah peserta ObamaCare pun melonjak. Hingga medio Desember lalu, sekitar 6,4 juta orang mendaftar ObamaCare 2017. "Bertambah 400 ribu dari tahun sebelumnya," kata seorang pejabat Gedung Putih.
Obama cukup yakin ObamaCare dapat bertahan. Apalagi, dengan ObamaCare, hanya sembilan persen rakyat Amerika yang belum punya asuransi kesehatan, turun separuh dari angka tujuh tahun lalu. Namun Obama, dalam pidato perpisahannya di Chicago, Illinois, Selasa pekan lalu, mengaku tak berkeberatan jika Trump mampu mengganti ObamaCare dengan "TrumpCare". "Saya akan mendukungnya secara terbuka," ujarnya.
MAHARDIKA SATRIA HADI (POLITICO, VOX, WASHINGTON POST, SALON, CNN)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo