Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Moscow Undercover

Berita tentang skandal seks Donald Trump di Moskow meledak. Menerbitkan debat panjang di seputar etika pemberitaan dan kecurigaan kedekatan Trump dengan Rusia.

16 Januari 2017 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PEMBICARAAN yang paling hangat minggu ini tentu saja tentang Donald Trump. Ya, Presiden Amerika Serikat ke-44 yang baru akan dilantik Jumat esok ini tapi sudah menyalakan api permusuhan dengan pers dan masyarakat intelijen.

Semua ini berawal setelah Senator John McCain menyerahkan 38 halaman dokumentasi rahasia kepada Kepala Badan Investigasi Federal (FBI) James Comey. Dokumentasi itu menyebutkan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin telah "mengolah, memberikan dukungan, dan menolong Trump dalam lima tahun terakhir". Bukan cuma Trump, sebenarnya intelijen Rusia juga mengumpulkan banyak keterangan tentang kandidat presiden Hillary Clinton. Namun tak ada data yang lebih mengguncang daripada kunjungan Trump ke Moskow saat pemilihan Miss Universe 2003.

Di Hotel Ritz-Carlton Moskow, begitu dokumen itu menyebutkan, tepat di kamar suite yang dulu pernah ditempati Presiden Barack Obama beserta istri, Trump melakukan kegiatan seksual menyimpang kompromat istilah Rusianya. "Cukup untuk memerasnya," demikian tertulis dalam dokumen mengenai data yang satu ini. Bukan rahasia lagi, Putin akan senang sekali melihat Amerika melemah terpecah menjadi dua, kubu yang pro dan anti-Trump tapi dari soal kegiatan seksual Trump di Ritz-Carlton itu muncul kontroversi panjang.

Dari informasi seorang diplomat kelas atas pada pemerintahan Barack Obama, Newsweek Online menuliskan potongan cerita mengenai dinas intelijen Rusia, FSB, yang memanfaatkan obsesi Trump akan seks. Mereka memasoknya dengan beberapa orang pelacur berikut kamera dan mikrofon tersembunyi untuk melakukan adegan seks menyimpang. BuzzFeed mempublikasikan apa yang disebutnya semua dokumentasi "yang dikumpulkan seseorang yang mengaku bekas pejabat dinas intelijen Inggris".

Sementara itu, CNN cukup mengandalkan catatan sepanjang dua halaman yang berisi kesimpulan dokumen 30-an halaman tersebut. Stasiun televisi ini berhenti pada "keterangan ini bagian dari catatan yang dikumpulkan seorang pejabat intelijen Inggris yang menurut para pejabat intelijen Amerika bisa dipercaya", ketimbang memastikan lebih jauh. "Catatan itu berasal dari penelitian pihak oposisi yang pertama kali dilakukan orang-orang Republiken anti-Trump, lantas orang Demokrat juga," begitu reportase CNN, sambil menambahkan bahwa "FBI menyelidiki kebenaran dan ketepatan catatan yang berasal dari informasi sumber-sumber Rusia".

Ketiga media massa ini menyebutkan bahwa artikel atau tayangan berasal dari sumber yang kebenarannya belum bisa diverifikasi. Terakhir, intelijen Amerika mengemas dan mempresentasikan semua data yang terkumpul ini kepada Presiden Obama dan presiden terpilih Donald Trump.

Menyaksikan ini semua, meledaklah amarah Trump. "Berita palsu, tak pernah terjadi," ujar Trump dalam konferensi pers di Menara Trump, New York, Amerika, Rabu pekan lalu. "Saya ekstrahati-hati, dikelilingi para bodyguard. Di kamar-kamar itu ada saja kamera di tempat tak terduga. Kita tak dapat melihatnya dan tak akan tahu." Dia menyamakan pemberitaan yang menyodoknya seperti itu dengan gaya pemberitaan Nazi.

Ketika The Washington Post menuliskan berita tentang Trump yang suka membanggakan diri dengan petualangan seksnya ia suka mencium dan berhubungan seks Agustus lalu, para pemuja bos properti ini masih mengatakan itu bagian dari orang eksentrik ini. Namun ketika catatan di atas menunjukkan kedekatannya dengan Kremlin, apalagi ditambah bahwa rekaman kelakuannya yang menyimpang itu berada di tangan intelijen Rusia, muncullah kecurigaan: sejauh apa keakraban dia dengan Rusia. Apalagi sekarang dia mulai mengakui keterlibatan Rusia dalam menyudutkan kandidat Partai Demokrat.

Belum jelas skala kerusakan yang bakal ditimbulkan berita jenis ini pada pemerintahan Trump kelak. Selalu ada kemungkinan bahwa dokumen itu sama sekali tak berdasar, benar sebagian, atau benar semua. Yang jelas, ini membuktikan bahwa skandal seks menjual lebih laris daripada pisang goreng.

IDRUS F. SHAHAB (BBC, THE GUARDIAN, THE NEW YORK TIMES)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus