Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Kanselir Austria Sebastian Kurz meyakinkan pihaknya hanya akan membeli vaksin virus corona Sputnik V dari Rusia kalau sudah ada persetujuan dari Badan Medis Eropa (EMA). Pernyataan itu disampaikan Kurz setelah masyarakat Austria mengeluhkan lambannya imunisasi vaksin virus corona di Austria.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Jika Austria jadi membeli vaksin virus corona Sputnik V, maka Austria akan menjadi negara di Eropa barat pertama yang membeli vaksin itu. Sebelumnya Hungaria dan Slovakia telah menjadi negara anggota Uni Eropa yang membeli vaksin Sputnik V, namun sejauh ini baru Hungaria yang sudah menyuntikkannya ke para penerima vaksin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Sejauh ini negosiasi kontrak masih digodok. Kami tidak melihat ini sebagai sebuah tantangan besar, namun lebih pada faktor penentuan, yang secara sederhananya berapa lama EMA butuh waktu untuk menyetujuinya,” kata Kurz.
Suasana produksi Gam-COVID-Vac atau juga dikenal Sputnik-V yang merupakan vaksin virus Covid-19 di fasilitas perusahaan bioteknologi BIOCAD di Saint Petersburg, Rusia 4 Desember 2020. REUTERS/Anton Vaganov
Juru bicara Kurz menambahkan persetujuan EMA adalah prasyarat pembelian vaksin Sputnik V. Kontrak pembelian pun akan berdasarkan hal itu. Diperkirakan EMA akan memberikan keputusannya pada Mei atau Juni 2021.
Hasil uji coba yang dipublikasi jurnal medis Lancet memperlihatkan vaksin virus corona Sputnik V punya efektifitas hampir 92 persen. Banyak pejabat di negara-negara Eropa mempertanyakan niat Rusia melakukan ekspor vaksin Sputnik V, padahal di dalam negerinya Rusia belum tuntas melakukan imunisasi vaksin virus corona pada rakyatnya sendiri.
Sumber: Reuters