Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Para pelayat berkumpul di barat daya Turki pada Sabtu 14 September 2024 untuk menghadiri pemakaman Aysenur Ezgi Eygi, aktivis Amerika Serikat-Turki yang ditembak mati tentara Israel saat memprotes pemukiman ilegal Israel di Tepi Barat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pembunuhan Eygi, perempuan berusia 26 tahun pekan lalu, telah memicu kecaman internasional dan membuat marah Turki.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pembunuhannya semakin meningkatkan ketegangan atas perang di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 41.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak. Jenazah Eygi, yang dibungkus dengan bendera Turki, tiba di tempat peristirahatan terakhirnya di Kota Didim di Aegea pada Jumat setelah upacara syuhada di bandara Istanbul.
Eygi sering berkunjung ke resor tepi laut. Pihak keluarga menginginkan Eygi dimakamkan di Didim, tempat tinggal kakeknya dan neneknya dimakamkan.
“Aysenur adalah anak yang sangat spesial. Dia peka terhadap hak asasi manusia, terhadap alam, terhadap segala hal,” kata ayahnya Mehmet Suat Eygi, pada Kamis di luar rumah keluarganya di Didim.
Ankara pekan ini mengatakan pihaknya sedang menyelidiki kematiannya dan mendesak PBB untuk melakukan penyelidikan independen. Turki juga berencana mengeluarkan surat perintah penangkapan internasional bagi mereka yang bertanggung jawab atas kematian Eygi, tergantung pada temuan penyelidikannya.
Militer Israel mengklaim Eygi ditembak “secara tidak sengaja” oleh pasukan ketika mereka sedang menanggapi “kerusuhan yang disertai kekerasan.”
Pemakaman diperkirakan akan dihadiri banyak orang, termasuk anggota partai AKP yang berbasis Islam pimpinan Presiden Recep Tayyip Erdogan, serta aktivis yang mendukung perjuangan Palestina. Pemakaman dijadwalkan dilakukan setelah salat Zuhur.
Mencari Keadilan
Jenazah wanita muda tersebut tiba di Istanbul pada Jumat pagi sebelum dipindahkan ke kota terbesar ketiga di Turki, Izmir, tempat otopsi dilakukan. Para pejabat Turki mengatakan temuan dari otopsi tersebut akan digunakan sebagai bukti untuk penyelidikan Turki sendiri.
Eygi ditembak di kepala saat ikut serta dalam demonstrasi pada tanggal 6 September di bagian utara Tepi Barat yang diduduki, dekat Nablus. Ibunya, Rabia Birden, pada Jumat mendesak pejabat Turki untuk menegakkan keadilan.
“Satu-satunya hal yang saya minta dari negara kami adalah mencari keadilan bagi putri saya,” katanya seperti dikutip kantor berita Anadolu. Erdogan, yang berdedikasi pada perjuangan Palestina, telah berjanji untuk memastikan “bahwa kematian Aysenur Ezgi tidak dibiarkan begitu saja.”
PBB mengatakan Eygi telah mengambil bagian dalam “protes damai anti-permukiman” di Beita, tempat terjadinya demonstrasi mingguan. Permukiman Israel, yang dihuni sekitar 490.000 orang di Tepi Barat, adalah ilegal menurut hukum internasional.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Rabu menyerukan Israel untuk memberikan “pertanggungjawaban penuh” atas kematian Eygi. Tentara Israel mengakui melepaskan tembakan di daerah tersebut dan mengatakan pihaknya sedang menyelidiki kasus tersebut.
Otopsi yang dilakukan oleh tiga dokter Palestina menunjukkan adanya tembakan langsung yang menembus tengkorak korban.
AL ARABIYA | ANADOLU