Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Israel Reuven Rivlin pada Rabu memilih Yair Lapid, seorang politisi sentris dan saingan terkuat Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, untuk mencoba membentuk pemerintahan baru.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemimpin terlama Israel, Netanyahu, 71 tahun, telah berjuang untuk mempertahankan jabatannya melalui empat pemilu yang tidak meyakinkan sejak 2019 dan terjerat tuduhan korupsi yang dia bantah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Presiden Reuven Rivlin, dalam pidato yang disiarkan televisi mengumumkan pilihannya atas Lapid, mengatakan mantan menteri keuangan itu mendapat dukungan yang dijanjikan dari 56 dari 120 anggota parlemen, yang masih kurang dari mayoritas.
"Jelas anggota parlemen Yair Lapid bisa membentuk pemerintahan yang memiliki kepercayaan kepada Knesset, meski ada banyak kesulitan," kata Rivlin, dikutip dari Reuters, 6 Mei 2021.
Dalam sebuah pernyataan yang menerima pencalonan tersebut, Lapid, yang memimpin partai Yesh Atid, mengatakan dia akan membentuk pemerintahan kiri, kanan dan tengah untuk menyatukan semua kubu.
Tapi Lapid, 57 tahun, telah mengabaikan tugasnya di pemerintahan Netanyahu, dengan alasan dakwaan kasus korupsi yang menjerat Netanyahu.
Pemimpin partai Yesh Atid, Yair Lapid, memberikan pidato setelah pengumuman hasil hitung cepat dalam pemilihan umum Israel di markas partainya di Tel Aviv, Israel 24 Maret 2021. [REUTERS / Amir Cohen]
Yakin dirinya masih bisa mempertahankan jabatan, Netanyahu mengimbau ultranasionalis Naftali Bennett untuk bergabung dengannya dan membentuk "blok sayap kanan yang solid" yang mengendalikan 59 kursi di parlemen, jumlah yang masih kurang dari mayoritas.
Pengaruh politik Bennett, dari partai Yamina, akan membujuk legislator sayap kanan lainnya yang saat ini berjanji untuk mendukung Lapid, kata Netanyahu dalam sambutannya menyusul pencalonan Lapid.
"Ini kebenaran yang sederhana: ini (koalisi pimpinan Lapid) akan menjadi pemerintah sayap kiri yang berbahaya," kata Bibi, panggilan dekat Netanyahu.
Pemilu Israel terbaru pada 23 Maret, yang diadakan ketika Netanyahu juga diadili atas tuduhan penyuapan, penipuan dan pelanggaran kepercayaan, tidak menghasilkan suara mayoritas untuk petahana atau untuk aliansi oposisi dari seluruh spektrum politik yang bertujuan untuk menggulingkannya.
Mandat 28 hari untuk membentuk koalisi habis pada Rabu tengah malam setelah Netanyahu gagal menyetujui persyaratan dengan calon mitra sayap kanan, membuka jalan bagi Rivlin untuk menugaskan kewajiban tersebut kepada anggota parlemen lainnya.
Lapid juga memiliki waktu 28 hari untuk mencoba membentuk koalisi.
Perjanjian pembagian kekuasaan untuk mengakhiri kebuntuan politik Israel telah diperdebatkan secara luas, di mana Lapid akan merotasi jabatannya dengan Bennett, 49 tahun.
Rivlin bertemu keduanya secara terpisah pada hari Rabu, dan masing-masing mengajukan namanya sendiri untuk memimpin pembicaraan koalisi, kata presiden.
"Saya baru saja berbicara dengan Yair Lapid dan memberitahunya bahwa saya mempercayakannya untuk membentuk pemerintahan, apakah ini pemerintahan yang akan ia pimpin pada awalnya, atau pemerintahan yang dipimpin oleh orang lain terlebih dahulu di mana ia akan menjabat sebagai perdana menteri alternatif," kata Rivlin dalam pidatonya.
Partai Lapid menempati posisi kedua dengan 17 kursi parlemen berbanding 30 untuk Likud Netanyahu dalam pemilihan Maret.
Netanyahu dan lawan-lawannya telah meminta dukungan dari partai-partai yang mewakili 21% minoritas Arab Israel, yang berpotensi memberi mereka suara atas kabinet untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade.
Lima dari enam legislator Joint Arab List memberikan dukungan mereka di belakang Lapid dalam sebuah surat yang dikirim partai tersebut ke Rivlin pada hari Rabu, yang didukung oleh presiden dalam pidatonya.
Kegagalan untuk memecahkan kebuntuan akan mengarah pada pemilu Israel baru, menambah kekacauan politik sementara Israel menghadapi tantangan dari program nuklir Iran dan mengejar pemulihan ekonomi setelah peluncuran cepat vaksin Covid-19.
REUTERS