Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Angin Kencang Sulitkan Pemadaman Kebakaran Hutan di Korea Selatan

Kebakaran hutan di Korea Selatan sulit dipadamkan akibat angin kencang. Korban tewas mencapai 18 orang.

26 Maret 2025 | 16.00 WIB

Bangunan rumah yang hangus terbakar di Gangneung, Korea Selatan, 11 April 2023. Sekitar 300 orang dievakuasi dari Gangneung, Korea Selatan, saat angin kencang dan cuaca kering memicu kebakaran hutan. Yonhap/via REUTERS
Perbesar
Bangunan rumah yang hangus terbakar di Gangneung, Korea Selatan, 11 April 2023. Sekitar 300 orang dievakuasi dari Gangneung, Korea Selatan, saat angin kencang dan cuaca kering memicu kebakaran hutan. Yonhap/via REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kebakaran hutan masih membara di Korea Selatan. Sekitar 18 orang tewas akibat kebakaran hutan yang melanda wilayah tenggara Korea Selatan. Ribuan pemadam kebakaran yang dibantu oleh militer dikerahkan untuk mengatasi salah satu kebakaran hutan terburuk di negara itu dalam beberapa dekade.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dilansir dari Reuters, kebakaran hutan yang mematikan itu telah menyebar dengan cepat dan memaksa lebih dari 27.000 penduduk mengungsi dari rumah. Kebakaran yang dipicu oleh angin kencang dan cuaca kering itu telah membakar seluruh lingkungan, menutup sekolah, dan memaksa pihak berwenang memindahkan ratusan narapidana dari penjara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Kami mengerahkan semua personel dan peralatan yang tersedia untuk menanggapi kebakaran hutan terburuk yang pernah ada, tetapi situasinya tidak baik," kata Penjabat Presiden Han Duck-soo. Ia menambahkan bahwa militer Amerika Serikat di Korea juga turut membantu.

Hingga pukul 5 pagi waktu setempat, sebanyak 14 orang tewas dalam kebakaran hutan yang terjadi di daerah Uiseong. Sementara empat orang lainnya tewas akibat kebakaran lain di daerah Sancheong, menurut Kementerian Keamanan.

Banyak dari korban tewas berusia 60-an dan 70-an, kata Son Chang-ho, seorang pejabat polisi setempat.

Menurut Lee Byung-doo, pakar bencana hutan di Institut Nasional Ilmu Kehutanan, kebakaran Uiseong, hanya berhasil dikendalikan 68 persen. Situasi diperburuk oleh angin kencang, menunjukkan skala dan kecepatan yang tak terbayangkan, 

Perubahan iklim diproyeksikan akan membuat kebakaran hutan lebih sering terjadi, kata Lee. Sebabnya kebakaran hutan yang melanda sebagian Los Angeles pada bulan Januari dan kebakaran hutan baru-baru ini di timur laut Jepang masih relatif jarang.

"Kita harus mengakui kebakaran hutan skala besar akan meningkat dan menyiapkan lebih banyak sumber daya dan tenaga kerja," katanya kepada stasiun televisi lokal.

Untuk membantu memadamkan kebakaran hutan di pegunungan, Korea Selatan mengandalkan helikopter. Korea Selatan menggunakan delapan helikopter Rusia dari armada 48 milik Dinas Kehutanan. Namun karena adanya sanksi terhadap Rusia akibat perang dengan Ukraina, helikopter tersebut tak bisa digunakan karena kesulitan suku cadang.

Kim Jong-gun, juru bicara Dinas Kehutanan Korea, mengatakan telah mengerahkan 4.919 personel pemadam kebakaran pada Rabu, termasuk ratusan petugas polisi dan unit militer. Sebanyak 87 helikopter digunakan.

Kebakaran yang terjadi pada hari Sabtu di Uiseong belum dapat dipadamkan. Kebakaran telah menghanguskan kuil-kuil kuno dan menghancurkan rumah-rumah.

Kebakaran Uiseong juga mengancam beberapa situs Warisan Dunia UNESCO, Desa Hahoe dan Akademi Konfusianisme Byeongsan, di kota Andong pada Rabu. Situs ini terancam karena pihak berwenang menyemprotkan bahan penghambat api untuk mencoba melindunginya.

Api telah membakar Kuil Gounsa, kuil kuno yang dibangun pada 681. Pemerintah telah menetapkan daerah yang terkena dampak sebagai zona bencana khusus. Sebanyak 15.000 hektare lahan hangus akibat kebakaran hutan.

Pilihan editor: Iran Berterima Kasih RI Konsisten Dukung Palestina

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus