Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Belgia memulai persidangan pada Senin 5 Desember 2022 dalam sidang terbesarnya untuk menentukan apakah 10 pria berperan dalam bom Brussels pada 2016. Serangan bom itu menewaskan 32 orang dan melukai lebih dari 300 orang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lebih dari enam tahun setelah serangan itu, hakim ketua Laurence Massart akan mengkonfirmasi identitas semua pihak dalam kasus tersebut. Termasuk para terdakwa dan pengacara yang mewakili sekitar 1.000 orang yang terkena dampak serangan yang diklaim oleh kelompok teroris Negara Islam (ISIS).
Massart kemudian akan berbicara kepada juri, yang dipilih dari 1.000 warga Belgia pekan lalu dalam proses yang berlangsung selama 14 jam.
Sidang pengeboman Brussels memiliki hubungan yang jelas dengan sidang Prancis atas serangan Paris November 2015. Enam dari terdakwa Brussels dijatuhi hukuman penjara antara 10 tahun dan seumur hidup di Prancis pada Juni. Namun, persidangan Belgia akan berbeda karena akan diselesaikan oleh juri dan bukan hakim.
Pengeboman kembar di Bandara Brussels dan bom ketiga di metro kota pada 22 Maret 2016 menewaskan 15 pria dan 17 wanita. Korban merupakan warga negara Belgia, Amerika Serikat, Belanda, Swedia, Inggris, China, Prancis, Jerman, India, Peru dan Polandia. Korban berasal dari banyak negara karena banyak institusi yang berbasis di Brussels, rumah bagi Uni Eropa dan aliansi militer NATO.
Sembilan pria didakwa dengan beberapa pembunuhan dan percobaan pembunuhan dalam konteks teroris, dengan potensi hukuman seumur hidup. Adapun ke-10 orang tersebut juga didakwa karena berpartisipasi dalam kegiatan kelompok teroris.
Mereka termasuk Mohamed Abrini, yang menurut jaksa pergi ke bandara dengan dua pelaku bom bunuh diri tetapi melarikan diri tanpa meledakkan koper bahan peledaknya. Ada pula Osama Krayem, warga negara Swedia yang dituduh berencana menjadi pelaku bom kedua di metro Brussel.
Salah Abdeslam, tersangka utama dalam persidangan di Paris, juga menjadi tersangka. Jaksa mengatakan, Abdeslam bersama yang lainnya menjadi tuan rumah atau membantu penyerang tertentu. Salah satu dari 10 orang yang diduga tewas di Suriah akan diadili secara in absentia.
Sesuai dengan prosedur pengadilan Belgia, para terdakwa belum menyatakan apakah mereka bersalah atau tidak bersalah. Jaksa diharapkan mulai membaca dakwaan setebal 486 halaman pada Selasa, sebelum pemeriksaan sekitar 370 ahli dan saksi dapat dimulai.
Uji coba di bekas markas NATO diperkirakan berlangsung tujuh bulan dan diperkirakan menelan biaya setidaknya 35 juta euro.
REUTERS