Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Irlandia pada Kamis, 18 Januari 2024, mengkritik Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu karena memperpanjang perang di Gaza. Kritikan disampaikan setelah Netanyahu memprediksi perang mungkin bisa berlangsung sampai 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Dalam pandangan saya, ini jelas tidak bisa diterima, dimana Perdana Menteri Israel mengatakan perang bisa berlanjut sampai 2025. Terlalu banyak nyawa tak berdosa yang hilang, terlalu banyak anak-anak kehilangan nyawa dan Anda tidak bisa menyelesaikan situasi seperti ini secara militer saja,” kata Menteri Luar Negeri Irlandia Michael Martin seperti diwartakan kantor berita Anadolu.
Menurut Martin, Perdana Menteri Netanyahu dan seluruh pihak terkait perlu fokus pada bagaimana mengakhiri perang ini secepat mungkin. Hamas pun harus berhenti melepaskan roket dan mau bersama-sama menyatakan gencatan senjata – meletakkkan senjata.
Kritik tersebut disampaikan Martin dalam acara jumpa wartawan bersama Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock di Ibu Kota Berlin. Martin menyadari Irlandia dan Jerman memiliki sudut pandang yang berbeda soal perang di Gaza, namun kedua belah pihak memiliki objektifitas yang sama ketika menyangkut masalah – masalah kemanusiaan.
“Kami sangat jelas, bagi kedua negara perkara bantuan kemanusiaan untuk masuk Gaza harus dibuka akses tanpa hambatan dan ini harusnya dilakukan atas dasar kemanusiaan,” kata Martin.
Dia juga menekankan perdamaian abadi hanya bisa dicapai lewat solusi dua negara. Irlandia dan Jerman juga mengikat diri dalam perjanjian semacam ini.
“Dalam hal perdamaian dan politik, pada akhirnya akan mengarah pada solusi dua negara. Kedua negara sangat setuju dengan hal ini,” ujar Martin.
Kepala Dana Investasi Palestina, Mohammed Mustafa, berdasarkan skala kehancuran yang disebabkan oleh serangan Israel, setidaknya diperlukan dana sebesar $15 miliar atau Rp234 triliun lebih untuk membangun kembali rumah-rumah di Gaza.
Mustafa mengatakan laporan internasional menunjukkan 350 ribu unit rumah rusak seluruhnya atau sebagian di Gaza. Dengan asumsi 150 ribu rumah perlu dibangun kembali dengan biaya rata-rata US$100 ribu per unit.
Israel telah menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza dalam serangan yang menurut otoritas kesehatan di Gaza telah menewaskan 24.448 orang sejak 7 Oktober 2023. Angka yang dikeluarkan kantor media Hamas di Gaza menunjukkan lebih dari 360 ribu unit rumah mengalami kerusakan parah atau sebagian, dan lebih dari 70.000 unit hancur total.
Sumber: middleeastmonitor.com
Pilihan editor: 60 Ribu Ibu Hamil di Gaza Alami Komplikasi Kehamilan