Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menjelang akhir bulan suci Ramadan tahun ini, masyarakat dari berbagai negara mempersiapkan tradisi menyambut hari raya Idulfitri atau Lebaran pada 1 Syawal 1445 Hijriah. Di Indonesia, sidang isbat yang digelar oleh Kementerian Agama (Kemenag) menjadi penentu tanggal jatuhnya hari raya Idulfitri. Kemenag menggelar sidang isbat pada Selasa, 9 April 2024 dan pemantauan hilal di 120 lokasi di seluruh Indonesia.
Masyarakat Indonesia merayakan Idulfitri berdasarkan penetapan pemerintah dan organisasi keagamaan Islam besar seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, atau bahkan mengikuti tokoh agama setempat hingga menggunakan metode penghitungan yang turun-temurun. Tradisi Lebaran di Indonesia pun berbagai macam. Beberapa tradisi yang paling umum antara lain mudik atau pulang ke kampung halaman, sungkem untuk memohon maaf kepada orang yang lebih tua, dan halalbihalal untuk saling meminta maaf bersama sekumpulan orang.
Bukan hanya di Indonesia, negara-negara lain juga memiliki tradisi Lebaran yang khas. Dari Timur Tengah hingga Eropa, berikut beberapa tradisi unik yang dilakukan saat Lebaran di berbagai negara.
Arab Saudi
Anak-anak di Arab Saudi memperingati Ramadan dan Lebaran dengan tradisi yang disebut Al-Hawwamah, yang dirayakan sebelum atau selama Idulfitri tergantung masing-masing keluarga. Tradisi Saudi ini, paling populer di wilayah di Riyadh, ketika anak-anak mengenakan pakaian terbaik mereka dan berjalan-jalan di sekitar lingkungan mereka sambil menyanyikan lagu tradisional. Selama Al-Hawwamah, anak-anak juga bersemangat menerima makanan manis seperti biskuit dan permen dari orang sekitar.
Seperti dilansir Arab News, Al-Hawwamah berarti “berkeliaran” dalam bahasa Inggris. Biasanya anak laki-laki mengenakan thobe tradisional saat menjalani tradisi ini, sementara anak perempuan mengenakan penutup kepala hitam dengan hiasan emas.
Selama Al-Hawwamah berlangsung berbagai kegiatan yang dilakukan bersama seperti tarian tradisional, sesi bercerita dan melukis henna. Mahkamah Agung Arab Saudi telah mengimbau umat muslim untuk memperhatikan munculnya bulan sabit pada 8 April 2024 petang. Idulfitri di Arab Saudi tahun ini diperkirakan akan jatuh pada Rabu, 10 April 2024.
Turki
Idulfitri di Turki juga dikenal dengan julukan “eker Bayram”, yang berarti perayaan yang dilakukan selama tiga hari dengan mengonsumsi makanan manis seperti permen, coklat, manisan berbahan gel pati Turkish delight, hingga baklava.
Nama hari raya “eker Bayram” di Turki diyakini akibat salah pengucapan, karena konon awalnya hari raya itu disebut dengan “ükür Bayram” yang berarti “hari raya yang patut disyukuri”. Menurut pakar era Ottoman Murat Bardakç, kata “ükür” (terima kasih) dan “eker” (gula) dieja menggunakan karakter yang sama dalam alfabet Ottoman, sehingga seiring berjalannya waktu makna hari raya tersebut disalahartikan.
Mengutip harian Turki Daily Sabah, mendiang akademisi Güngör Uras mengklaim alasan Idulfitri dirayakan sebagai “Pesta Gula” di Turki adalah karena tradisi istana Ottoman yang menawarkan nampan baklava kepada tentara militer pada hari ke-15 puasa.
Senegal
Senegal memiliki tradisi mengenakan baju baru yang disebut boubou untuk merayakan Idulfitri, yang disebut Korité, dan memberi hadiah kepada anak-anak berupa uang tunai atau kue manis yang disebut Kunu. Di negara dengan mayoritas penduduk muslim itu, baik perempuan maupun laki-laki mengenakan boubou, yaitu jubah panjang berlengan lebar yang biasanya dikenakan di negara-negara Afrika Barat.
Setelah salat Ied di masjid, banyak keluarga Senegal memanggang daging di rumah untuk pesta besar di sore hari. Saat matahari terbenam, baik anak-anak maupun orang dewasa berjalan di sekitar lingkungan mereka saling menyapa sambil memamerkan pakaian baru atau boubou mereka.
Amerika Serikat
Terdapat sekitar 4,5 juta orang muslim di Amerika Serikat (AS) yang populasinya beragam, menurut sensus agama pada 2020. Menurut surat kabar Washington Post, umat Islam di AS biasanya berkumpul untuk melaksanakan salat Idulfitri dan menghadiri festival dengan kegiatan menyenangkan bagi anak-anak dan keluarga.
Perayaan Idulfitri di AS tidak sebesar perayaan di negara dengan lebih banyak populasi muslim. Lebaran merupakan acara yang berlangsung selama satu hari di AS, berbeda dengan beberapa negara lain yang merayakannya hingga sepekan.
“Anda dapat satu hari perayaan Idulfitri di Amerika. Jadi, Anda harus memanfaatkan hari itu sebaik-baiknya. Karena kami masih minoritas di negara ini, jadi kami tidak bisa merayakannya seperti di negara muslim,” kata Aly Ghanim, auditor teknis senior di salah satu badan sertifikasi halal AS.
Ia juga menjelaskan bahwa tidak ada cuti Lebaran di AS, dan hari libur untuk merayakannya tergantung pada kebijakan perusahaan masing-masing. “Apa yang dapat Anda lakukan adalah mengambil cuti kerja, tetapi sebagian besar perusahaan tidak akan tutup (saat Lebaran),” ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
NABIILA AZZAHRA A. | ARAB NEWS | DAILY SABAH | WASHINGTON POST | BBC
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini