Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Bersaing menjual nuklir

Prancis membantu membangun kembali reaktor nuklir irak di ossirak yang dihancurkan israel. nuklir a di bisnis besar bagi prancis & menjadi persaingan sesama negara industri maju.

18 Juli 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PRANCIS ternyata tak akan mengecewakan Irak. Reaktor Nuklir Ossirak yang dihancurkan Israel akan dibantunya membangun kembali. Prancis! demikian Menteri Luar Negeri Claude Cheysson, masih percaya bahwa Irak akan menggunakan energi nuklirnya untuk maksud damai, bukan untuk tujuan militer. Dalam wawancara koran Al Nahar (Lebanon), Cheysson juga mengungkapkan tekat Prancis meneruskan suplai senjata ke Irak. Israel sudah berulang kali, lewat saluran diplomatik maupun aksi militer, berusaha sekuat tenaga menggagalkan upaya Irak memiliki suatu reaktor nuklir. Terakhir kali, 7 Juni senja, Israel mengerahkan enam pesawat F-15 Eagle dan delapan F-16 Fighting Falcon menghancurkan Reaktor Ossirak, di selatan Baghdad. Reaktor riset itu, menurut kecurigaan Israel, dipakai untuk kepentingan pembuatan bom atom. Tapi Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) yang sudah menginspeksi Reaktor Ossirak, menyanggah anggapan buruk Israel tadi. Apa pun tuduhan Israel, Prancis tidak ingin suplai minyak bumi (crude oil) dari Irak terganggu. Prancis semula mengimpor dari Irak 20% kebutuhan minyak buminya. Sebagai imbalan, berdasarkan perjanjian November 1975. Prancis bersedia menjual teknologi nuklirnya untuk Irak. Dan perjanjian itu masih akan dilanjutkan rupanya. Lagi pula soal nuklir jadi bisnis besar bagi Prancis yang hebat persaingannya antara sesama negara industri maju. Sementara itu pekan lalu IAEA secara mendadak memecat Roger Richter. Ia pernah ditugasi menjadi pengawas atas pemakaian reaktor nuklir di Irak dan Israel. Ia dianggap bersalah karena tanpa setahu atasannya ia memberikan suatu dokumen rahasia IAEA di bidang pengamanan nuklir kepada suatu delegasi diplomatik Amerika yang berkunjung ke Wina. Ia juga dinilai lancang karena mempertanyakan efektivitas sistem pengawasan IAEA sebelum Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS memulai sidangnya. IAEA memang tidak mempunyai wewenang menindak negara-negara yang tidak menandatangani NPT (Non-Proliferation Treaty) 1968. Karena tidak terikat perjanjian itulah, Prancis, RRC, India, Pakistan, Argentina, Brazilia dan Israel, misalnya, dengan bebas melakukan percobaan peledakan bom atom. Israel dikabarkan bekerjasama dengan Afrika Selatan -- sebagai penyedia Uranium -- meledakkan bom atom di Gurun Kalahari, Afrika. India menyelewengkan bahan bakar Uranium untuk Pusat Listrik Tenaga Nuklir Tarapur dari AS buat membuat bom atom -- dan berhasil diledakkannya tahun 1974. Prancis diberitakan tengah mengadakan perundingan dengan Mesir untuk membangun dua reaktor pembangkit tenaga listrik berkekuatan 900 MW. Dengan AS pun, Mesir telah menandatanani persetujuan program pembelian delapan reaktor nuklir dalam tempo 20 tahun. Dalam perjanjian itu, Mesir hanya akan menerima jenis reaktor yang tidak akan mampu menghasilkan Plutonium 239 dan akan menerima Uranium 235 yang tidak diperkaya. AS berusaha semaksimal mungkin mengurangi penyalahgunaan teknologi nuklir oleh negara berkembang. Tapi usaha pencegahan semacam ini tak membuahkan hasil baik. Contohnya India, sekalipun AS sudah membatasi pengiriman Uranium 238, masih bisa meledakkan bom atom. "Sesungguhnya setiap bangsa (yang mempunyai reaktor nuklir) kini mampu membuat bom atom," kata Hans Grumm, Wakil Dirjen IAEA seperti dikutip Time Pada saat ini terdapat 340 reaktor riset dan 475 reaktor pembangkit listrik yang sudah beroperasi maupun sedang dibangun di 46 negara. Jika mereka saling berlomba membuat bom atom, dunia pasti akan semakin kisruh.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus