Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Pas-pasan buat begin

Partai likud pimpinan menachem begin berhasil mengungguli saingannya partai buruh yang dipimpin 0leh shimon peres. dengan demikian begin masih punya kemungkinan untuk memimpin israel.

18 Juli 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DI tengah eluan massa yang menyambutnya bagaikan seorang raja, di manapun ia berkampanye menjelang pemilu 30 Juni di Israel, Ketua Partai Likud Menachem Begin memperkenalkan dirinya tak lebih dari seorang hamba saja. Pekik rakyat "Begin, Raja Israel", selalu dijawabnya: "Saya adalah seorang abdi, bukan seorang monarkis. Jika kalian mencintai saya, jangan panggil saya raja. Tapi pilihlah saya di hari pencoblosan nanti." Saingan utama Begin, yang punya peluang sama untuk jadi perdana menteri (PM), adalah Ketua Partai Buruh Shimon Peres. Ternyata Begin, 67 tahun, masih punya kemungkinan untuk memimpin Israel -- minimal sampai pemilu 1985. Likud berhasil mengungguli saingan utamanya sekalipun dengan perbedaan satu kursi. Ketika hasil penghitungan suara diumumkan pekan lalu, Partai Likud mendapat 48 (naik dari 43 semula) kursi. Sedang Partai Buruh memperoleh 47 kursi (naik dari semula 32 kursi). "Kalau saja waktu kampanye lalu kami tidak diteror, belum tentu Partai Likud menang," ujar Peres. Ia menuding Begin bagai orang yang bertanggungjawab terhadap teror yang dialamatkan kepadanya. Kampanye pemilu 1981 di Israel telah jadi semacam arena "jual kecap" terburuk sepanjang 33 tahun sejarah republik itu. Peres selama berkampanye berulang kali menjadi sasaran lemparan telor dan tomat busuk dari kelompok pemuda tak dikenal. Hampir tak ada kampanye Partai Buruh yang aman dari gangguan tangan-tangan jahil. Tuduhan itu dibantah Begin. "Saya tidak mengurusi dan juga tidak mau mengganggu urusan rumahtangga orang lain," kata Begin. Untuk memerintah Israel diperlukan mayoritas 61 dari 120 kursi di Knesset (parlemen). Begin tampaknya akan bisa memperoleh dukungan dari kelompok kecil lain, sedikitnya 13 suara tambahan di parlemen. Partai Buruh pagi-pagi sudah menyatakan menolak bekerja sama dengan Partai Likud. "Perbedaan pendapat antara Partai Likud dan kami terlalu besar," kata Peres. Partai Buruh rupanya lebih suka tetap jadi oposisi, tanpa berusaha membentuk pemerintahan koalisi. Dukungan yang dibutuhkan Begin diperkirakan akan datang dari Partai Agama Nasional (NRP) yang memperoleh enam kursi, Partai Agudat Israel empat kursi, Partai Tami tiga kursi, Partai Tehiya dua kursi, dan Partai Telem satu kursi. "Memerintah dengan mayoritas terbatas bukan alasan untuk bersedih," kata Begin. 'Toh dengan kelebihan sau suara saja sudah cukup kekuatan untuk mengerjakan roda pemerintaham' Partai-partai tadi juga membantu Begin dalam pemerintahan lalu. Selama tiga dekade sejarah Israel memang baru dua kali pemerintah mendapat dukungan penuh semua partai. Pertama kali beberapa saat sebelum perang 1967, sewaktu Levi Eshkol menjadi PM. Kedua kalinya, tahun berikutnya, dalam masa pemerintahan Golda Meir yang menggantikan Eshkol. Pada masa Eshkol dan Meir, keduanya tokoh Likuid, banyak anggota partai mereka pun menduduki jabatan menteri. Bahkan Begin sendiri adalah anggota kabinet Fishkol. Tertariknya partai-partai kecil berkoalisi dengan Likud diduga karena masalah nasional yang dilontarkan Begin. Ketua Partai Likud itu berjanji bahwa pemerintahnya akan memlperluas daerah pemukiman bagi bangsa Yahudi di kawasan Tepi Barat Yordania yang diduduki Israel sejak tahun 1967. "Sasaran utama kita ialah mengirimkan sebanyak mungkin orang Yahudi bermukim di sana," ujar Begin. Ini membuat dirinya populer di kalangan rakyat. Serangan mendadak Israel ke reaktor nuklir Irak di masa kampanye juga jelas membantu posisi Begin dalam pemilu. "Saya mencintai Begin lebih dari ayah kandung sendiri," ujar seorang sopir bis, yang mengaku selalu menghadiri kampanye Begin di pelosok mana pun diadakan. Sopir ini mengaku tinggal di Haifa. Peres dinilainya paling banter bisa memberikan janji. Tak hanya rakyat Israel yang menaruh harapan pada Begin. Juga tokoh Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Yasir Arafat. Bagi orang Palestina, menurut Arafat, lebih disukai Begin yang memimpin Israel dibanding Peres. Sebab Begin, demikian Arafat tidak neko-neko sebagaimana Peres. "Terpilihnya kembali Begin akan berakibat baik bagi bangsa Arab," kata Arafat dalam suatu wawancara Newsweek. Adalah Begin yang menandatangani perjanjian damai dengan Presiden Mesir Anwar Sadat di Camp David, Amerika Serikat. Dunia Arab, terutama Mesir, memang menaruh perhatian sekali terhadap kelangsungan pemerintahan Begin. Dalam perjanjian Camp David, tiga uhun lalu, disebutkan bahwa Israel akan mengembalikan sisa Semenanjung Sinai kepada Mesir, April 1982. Kalau Peres yang berkuasa, bukan tidak mungkin persetujuan Israel-Mesir itu mentah lagi. Tapi bagi Lebanon tampaknya akan sama saja -- selalu diserang pasukan Israel. Bahkan Minggu kemarin suatu serangan militer Israel terbesar kembali dilancarkan ke desa El Nahme -- 15 km di selatan Beirut. Diperkirakan 25 orang tewas dan luka-luka. Persoalan utama bagi Begin ialah apakah pemerintahannya mampu menyehatkan ekonomi negeri. Saat ini laju inflasi di Israel selalu melonjak, mencapai 130%. Anggaran belanjanya banyak dipergunakan untuk masalah keamanan. Jika masalah ini tidak cepat teratasi oleh Begin, para pengamat politik memperkirakan suatu keguncangan di Israel tak akan terelakkan lagi. Tidak mustahil kabinet Begin akan jatuh dibuatnya. Peres melihat masalah dalam negeri Israel ini tak mungkin dapat diselesaikan Begin. Mereka yang mengelu-elukan Begin dalam kampanye pemilu, katanya, akan berdemonstrasi di jalan raya. Maka ia cenderung menjadi oposisi sambil menunggu peluang dalam pemilu berikut-diduganya tahun depan. Hasil pemilu 1981 bagi Partai Buruh cukup menggembirakan sebenarnya. Sebanyak 47 kursi yang diperolehnya itu suatu kenaikan menyolok dari hasil pemilu 1977, cuma 32 kursi. Tambahan jumlah kursi tidaklah seberapa bagi Likud, walaupun partai ini bisa tetap berkuasa. Keunggulannya tipis sekali, dan guyah .

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus