Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Produsen pesawat terbang asal Amerika Serikat, Boeing, memberhentikan lebih dari 2.500 pekerja di negara bagian Washington, Oregon, South Carolina, dan Missouri, Amerika Serikat. Dilansir dari Reuters, pemutusan hubungan kerja besar-besaran itu sebagai bagian dari pemangkasan 17.000 pekerjaan atau 10 persen dari tenaga kerja globalnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hampir 2.200 pemberitahuan PHK diberikan kepada pekerja di Washington dan 220 lainnya di South Carolina, dua negara bagian tempat Boeing membangun pesawat komersial. Boeing menolak berkomentar mengenai PHK tersebut pada hari Senin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perusahaan raksasa itu mulai memberi tahu para pekerja AS yang terkena dampak pada hari Rabu. Karyawan masih tetap bekerja di Boeing hingga 17 Januari 2025, untuk mematuhi persyaratan federal guna memberi tahu karyawan setidaknya 60 hari sebelum mengakhiri pekerjaan mereka.
Berita bahwa Boeing akan mengirimkan Pemberitahuan Penyesuaian dan Pelatihan Ulang Pekerja (WARN) pada pertengahan November sudah diperkirakan sebelumnya. Putaran berikutnya diperkirakan akan dilakukan pada bulan Desember. Boeing juga dapat menggunakan pengurangan tenaga kerja, perekrutan selektif, dan penjualan anak perusahaan untuk mengurangi tenaga kerja.
Pada bulan Oktober, CEO baru Boeing, Kelly Ortberg, mengatakan bahwa perusahaan tidak bermaksud untuk melepas karyawan dari produksi atau laboratorium teknik. Para pengamat industri telah menunggu WARN untuk mendapatkan beberapa indikasi tentang bagaimana PHK dapat memengaruhi pekerja di pusat-pusat manufaktur utama perusahaan.
Namun beberapa ratus insinyur dan pekerja produksi termasuk di antara mereka yang menerima slip merah muda minggu lalu. Masyarakat Karyawan Teknik Profesional di Bidang Dirgantara mengatakan 438 anggota serikat pekerja di Boeing menerima pemberitahuan PHK minggu lalu, termasuk 218 insinyur dan 220 teknisi.
Asosiasi Internasional Pekerja Mesin dan Dirgantara (IAM) Distrik Lodge 837 di St. Louis mengatakan Boeing mengirimkan pemberitahuan kepada 111 anggota, yang sebagian besar membuat komponen sayap untuk 777X. Pekerja yang diberhentikan bervariasi, menurut beberapa pekerja non-serikat yang menerima WARN mengatakan kepada Reuters.
Seorang teknisi di Boeing Defense, Space & Security mengatakan semua kecuali dua atau tiga anggota dari 12 orang timnya diberhentikan. Pegawai lainnya mengatakan dia adalah satu-satunya dari sekitar 20 orang timnya yang menerima WARN.
Pemberitahuan itu muncul saat Boeing berupaya memulai kembali produksi pesawat 737 MAX yang paling laris, setelah pemogokan selama berminggu-minggu oleh lebih dari 33.000 pekerja Pantai Barat AS. Pemogokan itu menyebabkan produksi sebagian besar jet komersialnya terhenti.