Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

internasional

Biden Resmi Izinkan Ukraina Gunakan Rudal Jarak Jauh AS untuk Gempur Rusia

Biden akhirnya mengizinkan Ukraina menggunakan sistem rudal taktis jarak jauh ATACMS buatan AS untuk "serangan terbatas" di dalam teritori Rusia.

18 November 2024 | 09.09 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Ahad akhirnya mengizinkan Ukraina menggunakan sistem rudal taktis jarak jauh ATACMS buatan AS untuk "serangan terbatas" di dalam teritori Rusia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berkat izin ini, Ukraina berencana melancarkan serangan jarak jauh pertamanya dalam beberapa hari mendatang, kata sumber tersebut, tanpa mengungkapkan rinciannya karena masalah keamanan operasional.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Zelensky mengatakan dalam pidato Ahad malam bahwa rudal-rudal tersebut akan “berbicara sendiri”.

“Saat ini, banyak media yang mengatakan bahwa kami telah mendapat izin untuk mengambil tindakan yang tepat,” katanya. “Tetapi serangan tidak dilakukan dengan kata-kata. Hal seperti itu tidak diumumkan.”

Gedung Putih dan Departemen Luar Negeri AS menolak berkomentar.

Perubahan besar dalam kebijakan Biden ini diputuskan menyusul pengerahan tentara Korea Utara untuk menyokong upaya perang Rusia, demikian menurut The Washington Post mengutip dua sumber pejabat AS.

Seorang pejabat senior AS mengatakan, strategi tersebut bertujuan untuk membatasi keterlibatan lebih dalam pasukan Korea Utara dalam serangan Rusia ke Ukraina yang berlangsung sejak Februari 2022.

Sebelumnya, Washington DC menolak sistem rudal ATACMS digunakan Ukraina ditembakkan ke teritori Rusia karena khawatir atas kemungkinan balasan dari Kremlin.

Rudal yang memiliki jangkauan serang 300 kilometer dan dipandu sistem GPS tersebut memiliki daya tembak yang signifikan. 

Keputusan Biden ini menandai pergeseran penting dalam kebijakan AS di tengah meningkatnya kompleksitas di konflik Ukraina, dua bulan menjelang berakhirnya masa jabatnya.

Calon penerusnya di Gedung Putih, Donald Trump, mengisyaratkan akan memangkas bantuan militer untuk Ukraina yang berpotensi melemahkan saat menghadapi Rusia.

Trump telah berjanji mengakhiri perang Rusia-Ukraina selekas mungkin, meski hingga saat ini belum diketahui strategi apa yang akan ia tempuh untuk mencapai tujuan itu.

Rusia telah memperingatkan bahwa mereka akan melihat langkah untuk melonggarkan batasan penggunaan senjata AS oleh Ukraina sebagai sebuah eskalasi besar.

Keputusan Washington untuk membiarkan Ukraina menyerang jauh ke dalam Rusia dengan rudal jarak jauh AS dapat menyebabkan Perang Dunia Ketiga dan akan mendapat respons cepat, kata Vladimir Dzhabarov, wakil ketua pertama komite urusan internasional majelis tinggi Rusia, menurut kantor berita TASS.

Meskipun beberapa pejabat AS menyatakan skeptis bahwa membiarkan serangan jarak jauh akan mengubah arah perang secara keseluruhan, keputusan tersebut dinilai dapat membantu Ukraina pada saat pasukan Rusia memperoleh keuntungan. Dan mungkin menempatkan Kyiv dalam posisi negosiasi yang lebih baik ketika dan jika perundingan gencatan senjata terjadi.

Tidak jelas apakah Trump akan membatalkan keputusan Biden ketika ia menjabat. Trump telah lama mengkritik besarnya bantuan keuangan dan militer AS ke Ukraina dan berjanji untuk mengakhiri perang secepatnya, tanpa menjelaskan caranya.

Juru bicara Trump tidak segera menanggapi permintaan komentar. Namun salah satu penasihat kebijakan luar negeri terdekat Trump, Richard Grenell, mengkritik keputusan tersebut.

“Meningkatkan perang sebelum dia meninggalkan jabatannya,” kata Grenell, dalam postingan X menanggapi berita tersebut.

CHANNEL NEWSASIA | ANADOLU

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus