Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Bom mafia di palermo

Mafia italia unjuk gigi, sampai kedubes italia di jakarta mencemaskan nasib putri hakim yang sedang berlibur di bali.

1 Agustus 1992 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KALAH bertarung lawan mafia, pemerintah Italia menerima kecaman keras dari rakyatnya. Selasa pekan lalu, pelayat korban mafia berubah menjadi demonstran yang mengecam para pejabat daerah maupun pusat sebagai "badut". Sementara itu, di Roma, ratusan polisi memprotes sikap pemerintah yang dituduhnya plin-plan dalam menghadapi cosa nostra, sebutan untuk mafia Italia. Lebih dari 10 tahun sudah pemerintah Italia mencanangkan perang melawan mafia. Pada pertengahan 1980an hasilnya memang tampak: sekitar 500 mafioso, tokoh mafia, terjaring operasi polisi Italia. Ternyata, itu belum sama sekali melumpuhkan cosa nostra. Justru muncul pembalasan tak kepalang tanggung. Mei lalu Jaksa Giovanni Falcone, yang menyusun tuntutan untuk para mafioso itu, bersama istri, anak, dan tiga pengawalnya diledakkan di mobilnya. Dan Ahad pekan lalu, hakim yang menjatuhkan vonis pada para bos mafia itu pun, Paolo Borsellino, bersama lima pengawalnya, diledakkan di mobilnya. Dua mereka itu adalah pendekar antimafia yang berdiri di garis depan. Masyarakat memujanya sebagai pahlawan. Merekalah yang menjebloskan 55 gembong mafia ke penjara. Borsellino memang bergerak tak kepalang tanggung. Ia baru saja kembali dari Jerman, mengorek rahasia dari seorang anggota mafia kelas menengah yang sedang berada dalam tahanan polisi Jerman. Konon, Borsellino berhasil memeras informasi tentang kiat mafia Italia. Diduga keras anggota mafia Italia di Jermanlah yang kemudian mengejarnya, dan menghabisinya. Bila dugaan itu benar, cosa nostra setidaknya punya jaringan internasional yang kuat. Mungkin ini soalnya bila pemerintah Italia merasa kewalahan, dan mendatangkan sejumlah penyelidik FBI, polisi federal Amerika, untuk membantu mengungkapkan terbunuhnya Falcone dan Borsellino. Dan itu pula tampaknya yang mencemaskan pihak Kedutaan Besar Italia di Jakarta atas keselamatan Fiametta Borsellino, 19 tahun, putri Borsellino. Ketika ayahnya terbunuh, Fiametta sedang berlibur di Bali beserta pacar dan lima temannya. Pihak Kedubes Italia sampai-sampai meminta bantuan dari siapa saja di Bali agar menemukan Fiametta lewat TVRI dan iklan di radio-radio swasta niaga Bali. Untunglah, akhirnya Fiametta ditemukan, dan Rabu sore pekan lalu langsung terbang ke Italia dari Jakarta. Perang antimafia pemerintah Italia sebenarnya dimulai dengan semangat tinggi. Tapi tampaknya cosa nostra sudah menjalar sampai ke mana-mana, hingga kerahasiaan sulit dijaga. Jaksa Falcone, misalnya, kantornya terletak di sebuah gedung marmer yang untuk mencapainya orang mesti lewat lorong panjang yang tiap beberapa meter dijaga polisi bersenjata yang mengenakan jaket antipeluru. Tapi tak hadirnya suatu kakuatan politik yang dominan telah menyebabkan seringnya kabinet Italia berganti. Dean itu berarti kebijaksanaan antimafia juga berubah. Pernah Falcone diminta pindah dari Palermo, ibu kota Sisilia, ke Roma yang lebih tenteram. Tapi ia menolaknya, sampai kemudian ia terbunuh. ADN

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus