Ahli tari, penulis resensi pertunjukan, Dr. Edi Sedyawati, 53 tahun, dikukuhkan sebagai guru besar tetap pada Fakultas Sastra UI Sabtu pekan lalu. Ibu dua anak kelahiran Malang itu, selain sebagai dosen adalah Ketua Jurusan Sastra Daerah di FS UI. Lewat pidato pengukuhannya yang berjudul "Sistem Kesenian Nasional Indonesia: Sebuah Renungan" Edi Sedyawati menyebutkan saat ini ada tiga situasi yang menentukan proses perkembangan kesenian di Indonesia. Yakni pembentukan nilai seni nasional Indonesia yang dikuasai pemerintah, penyerbuan nilai seni barat populer, serta penanganan produksi seni dengan rancangan komersial. Dua yang terakhir itu kini banyak dikuasai swasta. Ditambahkannya, sistem kesenian Indonesia merupakan satu sistem yang ketat dan memiliki batas yang tegas. Ia membagi sistem itu atas empat komponen, yakni nilai-nilai seni tradisional, seniman penghasil karya-karya seni yang mengandung nilai seni nasional, karya-karya seni, dan penikmat seni. Edi yang dikenal sebagai ahli arkeologi bahkan satu-satunya ahli ikonografi yang dimiliki Indonesia meraih gelar doktor pada 1985 di FS UI. Disertasinya, yang merupakan penelitian panjang, "Pengarcaan Ganesha Masa Kediri dan Singhasari: Sebuah Tinjauan Sejarah Kesenian" mengantarkannya untuk meraih gelar doktor dengan predikat f48Magna Cum Laude.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini