Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Cadangan Devisa Cina Naik di Tengah Perang Dagang

Cina mencatatkan kenaikan cadangan devisa, khususnya emas batangan, di tengah perang dagang dan melemahnya yuan.

9 September 2019 | 20.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Cadangan devisa Cina meningkat di tengah anjloknya nilai mata uang yuan dan perang dagang Amerika Serikat - Cina. Nilai cadangan devisa Cina itu menjadi US$ 3.1072 triliun atau Rp 43,621 triliun.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dikutip dari rt.com, Senin, 9 September 2019, dalam sembilan bulan terakhir Cina memiliki cadangan devisa berupa emas hampir 2,89 juta troy ons (99 ton). Data terbaru yang dipublikasi Bank Sentral Cina memperlihatkan cadangan emas batangan Cina naik menjadi 62,45 juta troy ons atau 2,141 ton pada akhir bulan lalu. Jumlah itu naik hampir lima persen sejak akhir tahun lalu ketika Cina memiliki 2,042 tons cadangan devisa emas batangan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Cadangan devisa Cina terbesar di dunia yang mencapai US$ 3.1072 trilliun atau naik US$ 3,5 miliar dalam tempo satu bulan. Bank Sentral Cina mengatakan kenaikan ini sebagai dampak dari keseimbangan stabilitas pembayaran internasional, stabilnya pertumbuhan ekonomi dan naiknya harga obligasi di negara-negara besar dunia.

Emas batangan Cina.[marketwatch.com]

Sebelumnya pada awal Agustus 2019, mata uang yuan melemah untuk pertama kalinya ke level 7 per dollar Amerika dalam satu dekade terakhir. Presiden Amerika Serikat Donald Trump menuding Cina sebagai manipulator mata uang. Tuduhan ini telah meningkatkan ketegangan dan memancing kepanikan di pasar keuangan global.  

Naiknya ketegangan akibat perang dagang dan kondisi pasar yang serba tidak pasti telah mendorong pembelian emas batangan oleh banyak bank sentral di berbagai negara. Pada enam bulan pertama 2019, data Dewan Emas Dunia memperlihatkan sejumlah bank sentral total memiliki simpanan emas sebesar 374 metrik tons atau senilai US$ 15,7 miliar atau Rp 220 triliun. Cina dan Rusia adalah pembeli emas terbesar di dunia. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus