Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

China Longgarkan Aturan Covid, di Shanghai Tes Corona Dihapus

China mulai melonggarkan aturan soal Corona, namun kebijakan zero-Covid belum akan diambil.

5 Desember 2022 | 12.08 WIB

Orang-orang memprotes pembatasan penyakit virus korona China (COVID-19) di depan Kedutaan Besar China di London, Inggris, 27 November 2022. Alexander Mak/via REUTERS
Perbesar
Orang-orang memprotes pembatasan penyakit virus korona China (COVID-19) di depan Kedutaan Besar China di London, Inggris, 27 November 2022. Alexander Mak/via REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah kota di China termasuk Urumqi di ujung barat mengumumkan pelonggaran pembatasan virus corona pada Minggu, 4 Desember 2022. China tengah berupaya membuat kebijakan nol-covid lebih bertarget dan tidak terlalu memberatkan, setelah protes terhadap pembatasan akhir pekan lalu.

Baca: AS: China Tetap Gunakan Vaksin Sendiri meski Tak Efektif Lawan Omicron

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Otoritas mengkonfirmasi, Urumqi, ibu kota wilayah Xinjiang sekaligus tempat protes pertama kali meletus, akan membuka kembali mal, pasar, restoran, dan tempat lain mulai Senin, 5 Desember 2022. Keputusan ini akan mengakhiri penguncian ketat setelah berbulan-bulan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tidak ada tanda-tanda kerusuhan yang signifikan akhir pekan ini, meskipun polisi masih dikerahkan di daerah Liangmaqiao di Beijing dan di Shanghai sekitar Jalan Wulumuqi, yang terinspirasi dari Urumqi. Kedua situs diliput protes selama seminggu yang lalu.

Untuk saat ini, langkah-langkah melonggarkan pembatasan bervariasi di seluruh negeri. Pihak berwenang mengatakan, orang-orang di Zhengzhou tidak lagi harus menunjukkan hasil tes Covid-19 untuk naik transportasi umum, taksi, dan mengunjungi tempat umum.  

Zhengzhou merupakan pusat kota, rumah bagi pabrik iPhone terbesar di dunia yang bulan lalu diguncang kerusuhan hebat. Bar karaoke, salon kecantikan, kafe internet, dan tempat dalam ruangan lainnya di kota dapat dibuka kembali tetapi harus memeriksa hasil tes Covid-19 negatif selama 48 jam.

Shanghai Tak Wajibkan Lagi Tes Covid

Di Shanghai mulai Senin, tes Covid-19 negatif tidak lagi diperlukan untuk naik transportasi umum dan mengunjungi taman, pihak berwenang mengumumkan pada Minggu. Di tempat lain baik Nanning, ibu kota wilayah selatan Guangxi dan Wuhan, kota pusat tempat pandemi dimulai pada 2019,  membatalkan persyaratan tes Covid-19 negatif untuk naik kereta bawah tanah pada Minggu, 4 Desember 2022.

Distrik Haizhu Guangzhou pada Minggu menganjurkan supaya orang tanpa gejala Covid-19 untuk kedepannya untuk tidak melakukan tes virus, kecuali mereka termasuk kelompok khusus tertentu seperti pekerja garis depan, atau mereka yang memiliki kode merah atau kuning. Sementara pada Sabtu di Beijing, pihak berwenang mengatakan pembelian obat demam, batuk dan sakit tenggorokan tidak lagi memerlukan registrasi. 

Pembatasan itu diberlakukan karena pihak berwenang yakin orang menggunakan obat tersebut untuk menyembunyikan infeksi Covid-19. Pihak berwenang di berbagai distrik di ibu kota dalam beberapa hari terakhir juga mengumumkan bahwa orang yang dites positif terkena virus dapat dikarantina di rumah. 

Kebakaran mematikan bulan lalu di Urumqi memicu puluhan protes terhadap pembatasan Covid-19 di lebih dari 20 kota setelah beberapa pengguna media sosial mengatakan para korban tidak dapat melarikan diri dari kobaran api karena gedung apartemen mereka dikunci. Pihak berwenang membantahnya.

Protes tersebut merupakan pertunjukan pembangkangan sipil yang belum pernah terjadi sebelumnya di China daratan sejak Presiden Xi Jinping berkuasa pada 2012. Sejak saat itu, banyak kota telah mengumumkan pelonggaran penguncian, persyaratan pengujian, dan aturan karantina.

China Belum Berencana Berdamai dengan Covid 

Terlepas dari pelonggaran pembatasan, banyak ahli mengatakan China tidak mungkin memulai pembukaan kembali secara signifikan, paling cepat sebelum Maret 2023, mengingat kebutuhan untuk meningkatkan vaksinasi, terutama di antara populasi lansia yang sangat banyak. "Meskipun ada beberapa perubahan lokal pada kebijakan Covid-19 akhir-akhir ini, kami tidak menafsirkannya sebagai China yang baru saja meninggalkan kebijakan nol-covid," kata Goldman Sachs dalam sebuah catatan pada Minggu.

“Sebaliknya, kami melihat mereka sebagai bukti nyata dari persiapan pemerintah China untuk keluar, dan sementara itu berusaha meminimalkan biaya ekonomi dan sosial dari pengendalian Covid-19. Persiapan mungkin berlangsung beberapa bulan dan kemungkinan akan ada tantangan sepanjang jalan."

Wakil Perdana Menteri Sun Chunlan, yang mengawasi urusan Covid-19, mengatakan minggu lalu kemampuan virus untuk menyebabkan penyakit melemah. Perubahan pesan ditunjukkan oleh China sejalan dengan apa yang dikatakan banyak otoritas kesehatan di seluruh dunia selama lebih dari setahun. Sumber menyebut China akan mengumumkan lebih lanjut pelonggaran persyaratan pengujian secara nasional serta mengizinkan kasus positif dan kontak dekat untuk diisolasi di rumah dalam kondisi tertentu.

Simak juga: AS Masukkan China, Iran, dan Rusia sebagai Pelanggar Kebebasan Beragama

REUTERS

Daniel Ahmad Fajri

Bergabung dengan Tempo pada 2021. Kini reporter di kanal Nasional untuk meliput politik dan kebijakan pemerintah. Bertugas di Istana Kepresidenan pada 2023-2024. Meminati isu hubungan internasional, gaya hidup, dan musik. Anggota Aliansi Jurnalis Independen.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus