Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Cina akan memangkas gaji staf di tiga regulator keuangan utama, termasuk bank sentral, hingga separuhnya. Seperti dilansir Reuters pada Selasa 14 Januari 2025, langkah ini diambil sebagai bagian dari perubahan peraturan yang diumumkan pada 2023 agar gaji mereka setara dengan gaji pegawai negeri sipil lainnya, kata sumber.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mulai bulan ini, staf di Bank Rakyat Cina (PBOC), Administrasi Regulasi Keuangan Nasional (NFRA) dan Komisi Regulasi Sekuritas Cina (CSRC) akan mengalami penurunan total pendapatan sekitar setengahnya, kata empat sumber kepada Reuters.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sumber yang mengetahui masalah ini menolak disebutkan namanya karena sensitifnya masalah tersebut.
Pemotongan gaji yang besar ini terjadi karena fokus Cina saat ini dalam meningkatkan konsumsi, termasuk pengeluaran jutaan pegawai negeri, sebagai bagian dari upayanya untuk mempertahankan tingkat pertumbuhan yang stabil pada 2025.
Pemotongan ini juga akan menandai perubahan dalam kebijakan remunerasi bagi staf di badan pengawas keuangan. Ini juga akan terjadi dua tahun setelah perubahan peraturan yang bertujuan untuk mengkonsolidasikan kekuasaan dan pengawasan di tingkat puncak pemerintahan.
Kantor Informasi Dewan Negara, yang menangani pertanyaan media atas nama pemerintah Cina, dan regulator tidak segera membalas permintaan komentar Reuters.
Tak satu pun dari ketiga regulator tersebut mengungkapkan jumlah pegawai resmi mereka secara pasti.
NFRA, yang merupakan versi lebih lengkap dari regulator industri perbankan dan asuransi, didirikan sebagai bagian dari perombakan tersebut. Badan itu mengawasi semua aspek sektor keuangan seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Indonesia, tidak termasuk industri sekuritas.
Perubahan ini juga membuat NFRA dan CSRC duduk langsung di bawah Dewan Negara atau kabinet. PBOC telah berada di bawah Dewan Negara sejak 1997, namun gaji stafnya disesuaikan dengan dua regulator lainnya dalam beberapa tahun terakhir.
Sebagai akibat dari perubahan tersebut, beberapa ahli memperkirakan bahwa pendapatan staf di regulator keuangan akan dipotong agar sesuai dengan gaji pegawai negeri di lembaga pemerintah lainnya seperti Kementerian Keuangan dan Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (NDRC).
Sebelum adanya perubahan, baik regulator perbankan maupun pengawas sekuritas dikategorikan sebagai lembaga publik. Sistem remunerasi pegawainya memungkinkan mereka memperoleh manfaat dari skala gaji yang lebih kompetitif dibandingkan dengan pegawai negeri sipil lainnya.
Meningkatkan Konsumsi
Pemotongan gaji di kalangan regulator diharapkan akan menjembatani kesenjangan di lembaga-lembaga negara. Seorang kepala departemen CSRC, misalnya, mendapat penghasilan 300.000-400.000 yuan atau sekitar Rp 667.510.399-Rp 890.013.866 per tahun. Ini hampir dua kali lipat penghasilan pegawai negeri di lembaga negara lainnya, kata salah satu sumber kepada Reuters.
Sementara semua kepala departemen di tiga regulator keuangan akan mengalami pemotongan gaji sekitar setengahnya, pejabat di bawah pangkat mereka akan mengalami pemotongan sebesar 40 persen, kata sumber kedua.
Beberapa pejabat senior di tingkat direktur dan di atasnya akan menghadapi pengurangan gaji sebesar 60 persen, sumber itu menambahkan.
Namun, pemotongan gaji yang besar di badan-badan regulator ini terjadi pada saat yang sulit bagi Cina, yang berupaya meningkatkan konsumsi untuk menghidupkan kembali perekonomian yang melambat, dan kontras dengan beberapa langkah pemerintah baru-baru ini.
Jutaan pegawai pemerintah di seluruh Cina mendapat kenaikan gaji yang mengejutkan pada awal bulan ini, kata orang-orang yang terkena dampak kebijakan tersebut kepada Reuters, dengan rata-rata upah bulanan meningkat sekitar 500 yuan atau sekitar Rp1.112.517.
Terakhir kali Cina secara terbuka mengumumkan kenaikan gaji pegawai negeri secara nasional adalah pada 2015, ketika pemerintah menaikkan gaji pejabat daerah sebesar lebih dari 30 persen. Ini sebagai bagian dari upaya memerangi korupsi dan meningkatkan daya beli konsumen.
Selain itu, awal bulan ini, seorang pejabat senior partai di kota besar Chongqing di barat daya Cina meminta kader partai untuk memimpin dalam hal konsumsi.
Sebanyak 3,4 juta orang berbondong-bondong mengikuti ujian pegawai negeri tahun lalu, karena terpikat oleh prospek jaminan kerja seumur hidup dan tunjangan termasuk perumahan bersubsidi dan asuransi sosial, yang merupakan daya tarik utama bagi para lulusan yang kecewa dengan kurangnya kesempatan kerja di sektor swasta.
Namun, selama beberapa tahun terakhir, beberapa pemerintah daerah kesulitan membayar gaji pegawai negeri sipil karena kondisi keuangan mereka yang memburuk. Pegawai negeri sipil lainnya bertahan hidup hanya dengan 4.000 yuan atau sekitar Rp8,9 juta sebulan sambil menghidupi keluarga dan membayar pinjaman.
Pilihan Editor: Ada Kesenjangan Gaji, Guru Sekolah Negeri di Cina Unjuk Rasa