Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Aparat pemantauan Cina saat ini menguji coba penggunaan alat pengenal wajah Muslim Uighur yang mayoritas tinggal di wilayah bergolak Xinjiang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sistem pengenalan wajah menggunakan alat berupa kamera keamanan yang terhubung dengan database Muslim asal Xinjiang dan rekam jejak pergerakan mereka.
Baca: Cina Bersiap Ambil Sampel DNA Etnis Uighur Muslim
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sistem ini akan memberikan peringatan kepada aparat tentang orang-orang yang terekam kamera dengan jarak 300 meter dari area aman.
Alat pengenal wajah ini bahkan menjangkau sampai rumah dan tempat kerja Muslim Xinjiang, mengutip seorang sumber yang tahu tentang proyek ini kepada South China Morning Post, 18 Januari 2018.
"Sistem seperti ini benar-benar cocok untuk mengawasi orang," kata Jim Harper, anggota pendiri Komisi Keamanan Privasi Data dan Integritas di Kementerian Dalam Negeri Amerika Serikat.
Menurutnya, di masa lalu sistem seperti ini sebagai simbol masyarakat yang hidup di negara tirani.
Baca: Cina Larang Etnis Uighur Berjenggot dan Berjilbab
Xinjiang yang berada di perbatasan Afganistan dan Pakistan merupakan tempat tinggal sekitar 10 juta Muslim beretnis Uighur.
Presiden Xi Jinping memerintahkan memberangus ekstrimis Islam setelah terjadi serangan mematikan yang melibatkan sejumlah etnis Uighur di tahun 2013 dan 2014. Beberapa Uighur juga ditemukan bertempur di Suriah.
Aparat keamanan membuat pos pengecekan, pos polisi dan kamera pengaman di mana-mana di Xinjiang.
Pemerintah setempat juga memerintah setiap warganya untuk memasang sistem satelit pemantau jejak di mobil mereka.
Aparat Cina juga mengharuskan warga Uighur terlebih dahulu mengikuti pemindaian wajah sebelum masuk ke dalam pasar, membeli bahan bakar atau mengunjungi tempat umum seperti terminal bus di Urumqi.