PRESIDEN Truong Chinh, 79, berdiri paling depan, menundukkan kepala di hadapan keranda kaca tempat jenazah Kamrad Le Duan disemayamkan. Ia memimpin anggota Politbiro PKV dalam prosesi penghormatan untuk pemimpin partai yang meninggal dalam usia 79 tahun itu. Hanoi menetapkan masa berkabung lima hari, membentuk komite pemakaman, tapi hanya mengundang Uni Soviet, Laos, dan Kamboja ke upacara resmi penguburan, Selasa pekan ini. Padahal, Almarhum adalah tokoh kedua terbesar, sesudah Ho Chi Minh. Mengapa Hanoi tidak bersikap lebih terbuka? Mungkin sekali kesederhanaan itu diselaraskan dengan gaya kepemimpinan Le Duan yang senantiasa menjauh dari sorotan pers, mengharamkan kultus individu, dan selalu mengutamakan kepemimpinan kolektif. Sebagai pemimpin PKV ia menolak disebut ketua, cukup dengan panggilan sekjen saja. Dia termasuk angkatan pertama yang menyambut seruan Ho untuk mendirikan Partai Komunis Indocina. Dalam perlawanan terhadap Prancis, Le Duan dua-tiga kali tertangkap, bahkan sempat mendekam 10 tahun di penjara Pulau Con Son. Aksi perlawanannya berlanjut menentang Jepang dan memuncak dalam usaha menggalang kekuatan bersenjata di Selatan untuk menghadapi agresi AS. Baru pada usia 50 tahun, Le Duan -- dilahirkan 7 April 1907 -- ditarik Ho Chi Minh ke Hanoi untuk melebarkan sayap partai. Pada masa itu ia menggariskan strategi revolusi, yakni meneruskan revolusi sosialis di Utara dan merampungkan revolusi demokratik di Selatan. Terlahir dalam keluarga pegawai kereta api di Quan Tri, Vietnam Tenah -- sebagian besar politikus Vietnam berasal dari kawasan ini -- Le Duan kemudian menerapkan sistem kepemimpinan kolektif, sebuah -- troika bersama-sama PM Pham Van Dong dan Le Duc Tho. Tapi ia juga dianggap arsitek penyerbuan ke Kamboja yang harus dibayar mahal, baik secara politis maupun ekonomis. Dan sebelum itu, ia masih harus menyaksikan masa-masa sukar: penggabungan pahit Utara dan Selatan, pelarian sejuta orang Vietnam ke berbagai penjuru dunia, dan rencana pembangunan 5 tahun yang tidak kunjung mencapai sasaran.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini