Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Demi merdeka, dan troika

Upacara pemakaman le duan dilakukan secara sederhana. negara yang diundang hanya soviet, laos, dan kamboja. profil le duan sebagai tokoh legendaris komunis di vietnam. (ln)

19 Juli 1986 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PRESIDEN Truong Chinh, 79, berdiri paling depan, menundukkan kepala di hadapan keranda kaca tempat jenazah Kamrad Le Duan disemayamkan. Ia memimpin anggota Politbiro PKV dalam prosesi penghormatan untuk pemimpin partai yang meninggal dalam usia 79 tahun itu. Hanoi menetapkan masa berkabung lima hari, membentuk komite pemakaman, tapi hanya mengundang Uni Soviet, Laos, dan Kamboja ke upacara resmi penguburan, Selasa pekan ini. Padahal, Almarhum adalah tokoh kedua terbesar, sesudah Ho Chi Minh. Mengapa Hanoi tidak bersikap lebih terbuka? Mungkin sekali kesederhanaan itu diselaraskan dengan gaya kepemimpinan Le Duan yang senantiasa menjauh dari sorotan pers, mengharamkan kultus individu, dan selalu mengutamakan kepemimpinan kolektif. Sebagai pemimpin PKV ia menolak disebut ketua, cukup dengan panggilan sekjen saja. Dia termasuk angkatan pertama yang menyambut seruan Ho untuk mendirikan Partai Komunis Indocina. Dalam perlawanan terhadap Prancis, Le Duan dua-tiga kali tertangkap, bahkan sempat mendekam 10 tahun di penjara Pulau Con Son. Aksi perlawanannya berlanjut menentang Jepang dan memuncak dalam usaha menggalang kekuatan bersenjata di Selatan untuk menghadapi agresi AS. Baru pada usia 50 tahun, Le Duan -- dilahirkan 7 April 1907 -- ditarik Ho Chi Minh ke Hanoi untuk melebarkan sayap partai. Pada masa itu ia menggariskan strategi revolusi, yakni meneruskan revolusi sosialis di Utara dan merampungkan revolusi demokratik di Selatan. Terlahir dalam keluarga pegawai kereta api di Quan Tri, Vietnam Tenah -- sebagian besar politikus Vietnam berasal dari kawasan ini -- Le Duan kemudian menerapkan sistem kepemimpinan kolektif, sebuah -- troika bersama-sama PM Pham Van Dong dan Le Duc Tho. Tapi ia juga dianggap arsitek penyerbuan ke Kamboja yang harus dibayar mahal, baik secara politis maupun ekonomis. Dan sebelum itu, ia masih harus menyaksikan masa-masa sukar: penggabungan pahit Utara dan Selatan, pelarian sejuta orang Vietnam ke berbagai penjuru dunia, dan rencana pembangunan 5 tahun yang tidak kunjung mencapai sasaran.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus