KONGRES Partai Komunis Cina (PKC) yang pertama sejak
meninggalnya Mao berlangsung secara diam-diam beberapa hari
yang lalu. Kongres yang berlangsung beberapa saat setelah Teng
Hsio-ping direhabilitir itu tak urung menarik perhatian.
Penjagaan yang amat ketat di kota Peking selama berlangsungnya
kongres makin menimbulkan rasa ingin tahu para diplomat dan
wartawan asing di Peking.
Dugaan para pengamat Cina di Peking maupun di Hongkong terhadap
masalah yang dibahas dalam kongres itu ternyata tidak banyak
meleset. Pengumuman resmi dari hasil-hasil pertemuan penting PKC
itu dilakukan 21 Agustus.
Kerumunan manusia mengalir ke jalan raya memberikan sambutan
gembira. Lambaian bendera merah, tabuh-tabuhan serta teriakan
massa menyemarakkan akhir dari kongres. Laporan dari Peking
melukiskan, bahwa "kota seakan-akan tenggelam dalam bunyi gegap
gempita ledakan petasan dan gabungan pengeras suara. Keadaannya
mirip dengan suasana ria ketika berita mengenai rehabilitasi
Teng Hsio-ping diumumkan beberapa minggu lalu.
Esoknya susunan politbiro - badan partai yang paling berkuasa di
mana keputusan-keputusan penting digodok diumumkan. Bersamaan
dengan itu diumumkan pula kongres telah menerima bulat laporan
politik Hua Kuo-feng serta kebijaksanaan luar negeri yang
dasar-dasarnya telah diletakkan oleh almarhum Chou En-lai.
Dari hasil kongres itu kelihatan bahwa kekuasaan tertinggi di
Cina dibagi rata oleh tiga serangkai: Hua Kuo-feng (ketua
partai), Marsekal Yeh Chien-ying (menteri pertahanan merangkap
wakil ketua partai) dan Teng Hsiao-ping (untuk sementara wakil
perdana menteri merangkap wakil ketua partai).
Dari susunan baru politbiro jelas pula kelihatan tentara
memegang peranan penting. Dari 23 anggota tetap dan 3 anggota
pengganti yang duduk dalam badan partai tertinggi itu. 10 orang
artinya lebih dari 40% - berasal dari tentara. Selain dari
tentara. sebagian besar anggota lain terdiri dari para tehnokrat
dan administrator partai senior yang pernah dipecat selama
Revolusi Kebudayaan (1966-1969). Termasuk di dalanmya Li
Hsien-nien (ahli keuangan yang selama ini secara tak resmi
berfungsi sebagai perdana menteri) dan Wang Tung-hsing itu orang
intel yang pernah jadi komandan pasukan pengawal pribadi Mao.
Anggota lain kebanyakan adalah muka lama. Mereka adalah: Wei
Kuo-ching, Liu Po-cheng, Shu Shih-yu, Chi Teng-kuei. Li Teh
sheng, Wu Teh, Chen Yung-kuei, Chen Hsi-lien, Ulanfu, Fang Yi,
Su Chen-hua. Yu Chiu-li, Chang Ting-fa, Keng Piao, Nieh
Yung-chen, Ni Chin,fu, Hsu Hsiang-chen dan Peng Chung. Sedangkan
tiga anggota pengganti adalah Ny. Chen Mu-hua, Chao Tzu-yng dan
Saifudin.
Dari daftar anggota politbiro ini juga kelihatan bahwa negeri
yang di masa lalu merupakan kiblatnya kaum revolusioner itu
sekarang telah beranjak ke arah "hukum dan ketertiban," dengan
menekankan pentingnya pertumbuhan ekonomi.
Perebutan Kekuasaan
Dalam kongres, Hua mengucapkan suatu laporan yang dibacakannya
selama 4 jam terus-menerus. Porsi terbesar dari pidato itu
disita oleh pengungkapan dosa-dosa yang dilakukan oleh
"komplotan empat" yang dicapnya sebagai "komplotan rahasia
kontra-revolusioner." "Perjuangan antara partai kita dengan
komplotan mereka merupakan perjuangan besar antara dua garis
yang ke-11 dalam sejarah partai komunis di Cina," demikian Hua.
Ia juga mengatakan semasa Revolusi Kebudayaan, "komplotan empat"
telah bersekongkol dengan Lin Piao, bekas menteri pertahanan
yang tewas dan dituduh merencanakan perebutan kekuasaan dari
Mao. Setelah Revolusi Kebudayaan mereka telah merontokkan
rencana strategi pembangunan Mao dengan cara menyerang Chou
En-lai. Serangan terhadap orang kepercayaan Mao itu diselubungi
dengan kampanye yang dinamakan 'anti Lin Piao anti Kong Hu Cu,"
yang sebenarnya juga ditujukan terhadap Yeh Chien-ying, dan
orang-orang terkemuka lain di dalam partai dan administrasi.
Diungkapkan pula oleh Hua bahwa sejak 1974 Mao telah
memperingatkan keempat orang itu. Tapi mereka tak mau mendengar
Dengan demikian. kata Hua. tindakan yang diambil terhadap mereka
adalah sesuai dengan keinginan Mao.
Pada bagian lain dari pidatonya Hua mengajak seluruh rakyat
bekerja keras dalam memoderenkan negara. Suatu "lompatan jauh ke
muka" yang baru sedang dirancang dalam membangun ekonomi Cina.
Karena suasana dalam negeri sekarang "sangatlah cocok" untuk
melaksanakan program tersebut.
Dalam hal pengaturan kembali partai, disebutkan bahwa suatu
kampanye untuk menterapkan kembali pendisiplinan terhadap para
anggota akan diadakan dalam waktu dekat. Salah satu kebiasaan
lama yang dianut kembali adalah peraturan bahwa semua anggota
baru harus menunggu selama satu tahun sebagai masa percobaan.
Sejak beberapa tahun terakhir ini peraturan itu dicabut oleh Mao
untuk menarik pengikut sebanyakbanyaknya dalam perjuangan
melawan birokrat-birokrat partai."
Saingan Utama Lin Piao
Personalia komite sentral - bagian partai yang mengurus
organisasi - pun sangat berbau pragmatis. Susunan komite sentral
yang diumumkan beranggotakan 201 orang, ditambah dengan 132
anggota pengganti. Dan kebanyakan dari mereka merupakan kader
senior bekas korban Revolusi Kebudayaan.
Di antara nama penting yang muncul kembali terdapat Jenderal Lo
Jhiching, bekas kepala staf Tentara Pembebasan Rakyat yang
pernah jadi saingan utama Lin Piao. Ia merupakan salah satu dari
orang-orang pertama yang dipecat di awal Revolusi Kebudayaan.
Jenderal Lo dikenal sebagai satu dari beberapa pemrakarsa
profesionalisme kemiliteran yang sangat dibenci Mao.
Teng Hsiao-ping, orang yang dua kali dipecat atas perintah Mao,
mengucapkan pidato penutupan. Ia mengajak seluruh rakyat Cina
untuk mulai dari sekarang "Inengurangi omong besar dan bekerja
lebih giat" dan hidup sederhana. Lalu Teng pun menutup pidatonya
dengan mengajak 900 juta orang Cina untuk merapatkan barisan dan
"mengangkat tinggi-tinggi panji Ketua Mao."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini