Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Keamanan PBB akan kembali menggelar rapat perihal ketegangan di Palestina dan Israel. Dikutip dari kantor berita Reuters, rapat akan digelar pada Ahad nanti usai salah satu anggota DK PBB, Amerika, menolak rapat di hari Jumat.
Menteri Luar Negeri Amerika Antony Blinken berkata, rapat di hari Jumat kurang ideal. Menurutnya, DK PBB perlu memberikan waktu kepada Palestina, Israel, dan utusan khusus Amerika untuk mengupayakan de-eskalasi.
"Kami secara terbuka mendukung diskusi terbuka di PBB," ujar Blinken menambahkan pada Kamis kemarin, waktu setempat, 13 Mei 2021.
Sebelumnya, DK PBB sempat mencoba untuk mengeluarkan resolusi atau pernyataan bersama terkait ketegangan di Palestina dan Israel pada Kamis kemarin. Namun, upaya itu mendapat pertentangan dari Amerika yang menganggap rancangan DK PBB "kontra-produktif". Amerika meminta rapat sekali lagi yang akhirnya disepakati di hari Minggu.
Tidak semua anggota DK PBB mendukung langkah Amerika yang merupakan salah satu pendukung utama Israel. Tak lama setelah Amerika memblok resolusi atau pernyataan bersama DK PBB, beberapa negara dari blok Eropa memilih untuk mengeluarkan pernyataan bersama lebih dulu. Mereka adalah Norwegia, Estonia, Prancis, dan Irlandia.
"Kami meminta Israel untuk melakukan menghentikan pertempuran, penghancuran, maupun penggusuran, tak terkecuali di Yerusalem Timur," ujar pernyataan mereka.
Sistem anti-rudal Iron Dome Israel mencegat roket yang diluncurkan dari Jalur Gaza menuju Israel yang terlihat dari Ashkelon, Israel 10 Mei 2021. Sebanyak 20 orang tewas akibat serangan udara Israel ke Palestina. REUTERS/Amir Cohen
Secara terpisah, Duta Besar Palestina untuk PBB, Riyad Mansour, mengirim surat permohonan ke PBB. Dalam surat itu, ia meminta PBB segera mengambil tindakan untuk menghentikan serangan Israel ke warga Palestina, terutama di jalur Gaza.
Ketegangan antara Palestina dan Israel sudah berlangsung selama nyaris sepekan. Hal itu bermula dari langkah Israel yang hendak menggusur warga Palestina dari kawasan Sheikh Jarrah. Padahal, Sheikh Jarrah adalah wilayah yang diakui sebagai bagian Palestina.
Warga yang menolak penggusuran itu kemudian menggelar perlawanan. Perlawanan pertama berupa unjuk rasa di kawasan Masjid Al-Aqsa. Israel merespon keras unjuk rasa itu, berujung pada bentrok antara warga dan aparat. Dari sana, situasi berkembang hingga pertempuran antara milisi Palestina, Hamas, dengan militer Israel.
Total ratusan, bahkan ribuan, roket diluncurkan kedua kubu yang berujung pada tewasnya warga sipil. Apabila mengacu pada data Kementerian Kesehatan Palestina, 69 orang tewas pada serangan Kamis kemarin. Sebanyak 17 di antaranya adalah anak-anak dan 8 perempuan. Korban luka-luka ada 390 orang.
Baca juga: Amerika Dikabarkan Memblok Deklarasi DK PBB Ihwal Konflik Palestina - Israel
ISTMAN MP | REUTERS
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini