Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Donald Trump mengatakan kepada stafnya dia ingin menghalangi penerbitan buku John Bolton dengan alasan buku tersebut menyimpan rahasia negara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Trump juga menyebut mantan penasihat keamanan nasional AS tersebut sebagai pengkhianat, menurut dua sumber yang mengetahui percakapan tersebut kepada Washington Post, dikutip CNN, 23 Februari 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Presiden secara khusus mendesak para pembantunya bahwa buku Bolton, "The Room Where It Happened: A White House Memoir," seharusnya tidak diterbitkan sebelum pemilihan presiden November, kata kedua sumber.
Berita tentang upaya Trump datang ketika Bolton dan pengacaranya terlibat dalam pertempuran dengan Gedung Putih selama berminggu-minggu atas isi buku itu, yang akan diterbitkan pada bulan Maret. Pemerintahan Trump meningkatkan kekhawatiran dengan mengklaim isi buku Bolton mengandung informasi rahasia yang dilindungi oleh hak istimewa eksekutif.
Kantor manajemen arsip Gedung Putih bertanggung jawab untuk meninjau buku Bolton dan memberikan respons.
Presiden Donald Trump, kanan, melakukan pertemuan disela-sela sidang umum PBB dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy. Sumber: REUTERS/Jonathan Ernst
Adalah New York Times melaporkan bulan lalu bahwa Bolton, dalam manuskripnya yang tidak dipublikasikan, menuduh bahwa Trump mengarahkannya untuk membantu mendapatkan informasi yang merusak Demokrat dari Ukraina.
Menurut laporan New York Times pada 26 Januari, Bolton juga menuduh bahwa Trump tidak mau mencabut penangguhan bantuan militer ke Ukraina sampai para pejabat di sana memenuhi permintaan itu. Pengacara Bolton tidak membantah substansi laporan New York Times tetapi mengecam kebocoran isi buku.
Ketika proses peninjauan berlangsung, Presiden telah berulang kali membawa buku itu bersama stafnya, kata kedua orang sumber Washington Post, dan mengatakan dia memandang Bolton sebagai "pengkhianat" karena menulisnya.
Dalam sambutan publik pertamanya sejak penyelidikan pemakzulan, Bolton mengeluarkan teguran terhadap "sensor" Gedung Putih atas manuskripnya.
"Saya harap itu tidak ditekan," kata Bolton saat acara di Duke University pada 18 Februari. "Saya mengatakan hal-hal dalam naskah tentang apa yang dia (Trump) katakan kepada saya," tambahnya. "Saya berharap mereka menjadi publik suatu hari nanti."
Di depan hadirin Duke University, Bolton menolak untuk membahas perincian masalah Ukraina yang menyebabkan pemakzulan Trump, dan dia tidak memberikan pendapat tentang hasil persidangan yang membebaskan presiden. John Bolton malah memberikan jawaban yang samar, dengan mengatakan pertanyaan tentang itu akan terjawab dalam bukunya jika ia diizinkan untuk menerbitkannya.