Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Oposisi Membentuk Pemerintah Baru di Israel

Berita internasional dalam sepekan.

5 Juni 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Anggota tim softball Olimpiade Australia, tiba di bandara internasional Narita di Narita , Tokyo, Jepang 1 Juni 2021. REUTERS/Issei Kato/Pool

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Koalisi delapan partai oposisi bersepakat membentuk pemerintah baru Israel.

  • Blogger oposisi Roman Protasevich mengakui rencana kudeta terhadap Presiden Belarus Alexander Lukashenko.

  • Meski pandemi Covid-19 masih mengkhawatirkan, Jepang tetap menggelar Olimpiade Tokyo.

ISRAEL

Oposisi Membentuk Pemerintah Baru

KOALISI delapan partai oposisi Israel pimpinan Partai Yamina dan Yesh Atid bersepakat membentuk pemerintah baru. Bila terwujud, pemerintah baru ini akan mengakhiri kepemimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan kebuntuan politik setelah empat kali pemilihan umum dalam dua tahun terakhir yang gagal membentuk pemerintah. “Janji inti dalam pemilihan umum adalah membawa Israel keluar dari kekacauan,” kata Naftali Bennett, pemimpin Yamina, seperti dikutip Times of Israel, Kamis, 3 Juni lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Koalisi ini gabungan dari partai sayap kanan dan kiri serta partai Arab yang selama ini menolak kepemimpinan Netanyahu. Bennett akan menjadi perdana menteri baru sebelum menyerahkan kursinya kepada Yair Lapid, pemimpin Yesh Atid. Koalisi menguasai 62 dari 120 kursi di Knesset, parlemen Israel. Sesuai dengan aturan, mereka harus mendapatkan dukungan minimal 61 suara dalam sidang Knesset, yang direncanakan digelar dalam waktu dekat, agar dapat membentuk pemerintah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Netanyahu, pemimpin Partai Likud, menyebut koalisi ini “berbahaya” dan meminta anggota Knesset sayap kanan menentangnya. Dia menggelar pertemuan dadakan dengan koalisi partai pemerintah pimpinan Likud, termasuk Zionisme Religius, partai ultra-ortodoks Shas, dan Yudaisme Taurat Bersatu. Mereka bersepakat menggelar unjuk rasa besar untuk menentang koalisi Bennett.


JEPANG

Olimpiade Tokyo Tetap Digelar di Tengah Pandemi

MENJELANG Olimpiade Tokyo dan Paralimpiade di Jepang pada 23 Juli nanti, sekitar 10 ribu dari 80 ribu relawan Olimpiade mengundurkan diri. Komite Olimpiade Internasional, penyelenggara acara ini, menyatakan bahwa relawan khawatir akan pandemi Covid-19. “Beberapa keluar karena mereka merasa akan kesulitan untuk benar-benar bekerja setelah memeriksa jadwal kerja mereka atau karena perubahan di lingkungan mereka,” kata Komite, seperti dikutip AP, Kamis, 3 Juni lalu.

Pandemi masih membayang-bayangi Olimpiade tapi Komite menyatakan bahwa pesta olahraga terbesar dunia itu tetap akan digelar dan aman. Jumlah kasus Covid-19 di Jepang mencapai total 756 ribu dengan 13.331 orang meninggal. Tokyo dan tiga daerah lain dinyatakan dalam keadaan darurat karena terus naiknya jumlah kasus. Vaksinasi Covid-19 masih berjalan lambat di sana dan kini hanya sekitar 3 persen penduduk yang sudah divaksin penuh.

Jajak pendapat menunjukkan sekitar 70 responden tak ingin Olimpiade digelar. Beberapa daerah yang akan menjadi tuan rumah para atlet telah mundur karena khawatir program tersebut dapat menambah penyebaran virus. Amerika Serikat membatalkan latihan pra-Olimpiade di sana dengan alasan keselamatan. Serikat dokter juga mengatakan tidak mungkin menyelenggarakan Olimpiade mengingat perkembangan pandemi.


BELARUS

Protasevich Mengakui Rencana Kudeta

Blogger Belarusia Roman Protasevich. Telegram@Zheltyeslivy/Reuters TV/File Photo/File Photo

BLOGGER oposisi Belarus, Roman Protasevich, mengakui adanya rencana kudeta terhadap Presiden Alexander Lukashenko dan ia menjadi mediator antara konspirator dan mantan kandidat presiden Svetlana Tikhanovskaya. Ia hadir dalam rapat pertama virtual mereka. “Ini berhubungan dengan fakta bahwa saya bertindak sebagai penghubung antara para konspirator dan markas Tikhanovskaya,” katanya kepada stasiun televisi pemerintah ONT, seperti dikutip kantor berita Rusia, TASS, pada Kamis, 3 Juni lalu.

Keluarga Protasevich, yang mukim di Polandia, mengatakan pengakuan putranya itu tampaknya dilakukan di bawah tekanan. Wajah Protasevich juga tampak dirias untuk menutupi memar.

Protasevich adalah editor di kanal oposisi Nexta di media sosial Telegram. Dia diciduk polisi Belarus saat menumpang pesawat Ryanair menuju Lituania pada bulan lalu. Dia dicari aparat keamanan Belarus karena dituduh terlibat dalam rencana kudeta oleh kelompok oposisi. Peristiwa itu terjadi setelah unjuk rasa besar yang menolak terpilihnya Alexander Lukashenko dalam pemilihan presiden yang dituduh curang pada 9 Agustus 2020.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus