Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
HANYA selang sehari sebelum terpilihnya Taro Aso sebagai Ketua Partai Demokrat Liberal, perhelatan lain berlangsung di sebuah hotel di Tokyo. Ichiro Ozawa kembali terpilih sebagai Ketua Partai Demokrat Jepang (DPJ). Jabatan ini sudah tiga kali ia sandang berturut-turut sejak 2006.
Dalam pidato resmi setelah terpilih, Ozawa dengan penuh percaya diri menyebut kemenangannya sebagai jalan untuk meraih pucuk pemerintahan dari tangan Demokrat Liberal. ”Tujuan kita adalah reformasi besar-besaran di tubuh pemerintah,” kata Ozawa.
Menurut dia, sudah masanya Demokrat Liberal menyerahkan kekuasaan kepada partai yang ia pimpin. Ia melihat partainya lebih bisa membawa perubahan yang menjanjikan pada bidang ekonomi dan kehidupan rakyat.
Ozawa juga bertekad punya kekuatan lebih besar untuk merevisi undang-undang. Partai Demokrat mengincar pemilihan umum Majelis Rendah sebagai ajang manifesto program politiknya.
Tokoh politik berusia 66 tahun ini adalah sosok penting di tubuh Diet, parlemen Jepang. Partainya adalah oposisi terbesar dan punya posisi tawar besar dalam sejumlah kebijakan politik Jepang. Ozawa pula yang menggalang penolakan terhadap pemerintah Jepang, yang berujung pada turunnya dua perdana menteri—Shinzo Abe dan Yasuo Fukuda—dalam waktu dua tahun.
Sebagai orang demokrat, mereka mengusung ideologi antikonservatif dan menentang kebijakan militer pemerintah Jepang. Mereka juga cerewet untuk urusan anggaran, perbaikan kesejahteraan rakyat, dan penggunaan pajak.
Sedemikian digdayakah kaum demokrat di parlemen? Agaknya memang begitu. Dibentuk pada 1998, partai ini merupakan penggabungan dari empat partai independen yang menyempal dari Demokrat Liberal. Dengan ketua pertamanya Naoto Kan, mantan menteri kesehatan dan kesejahteraan, partai ini berkembang cepat dan memenangi kursi parlemen dalam jumlah signifikan pada pemilu Diet 2000 dan 2001.
Kekuatan partai ini bertambah dengan masuknya partai kecil kanan-tengah, Partai Liberal pimpinan Ichiro Ozawa. Skenario yang mereka susun, menang pada pemilu 2003. Bergabungnya Ozawa memberi darah segar bagi partai dan mendongkrak tambahan delapan kursi di Majelis Tinggi Parlemen. Meski tak punya kewenangan mengubah undang-undang sebagaimana halnya Majelis Rendah, kekuatan Partai Demokrat di parlemen mampu mengusik pemerintah dan kebijakan yang dibuatnya.
Di tubuh Partai Demokrat, sebenarnya ada sejumlah kubu yang punya kekuatan untuk mengobrak-abrik pemerintah. Ada kelompok Hatoyama, pimpinan mantan orang Demokrat Liberal, Yukio Hatoyama. Kelompok ini punya kekuatan 60 anggota parlemen di Diet. Mereka cenderung berorientasi tengah.
Ada pula kelompok Isshin-kai, yang terdiri atas bekas pendukung Ozawa. Mereka berjumlah 50 orang. Kelompok Kan, yang dimotori mantan Ketua Partai Demokrat Naoto Kan, cenderung kiri. Mereka punya 30 anggota di parlemen. Kelompok Ichiro ada di kubu Partai Liberal. Mereka beranggotakan 30 anggota parlemen. Selebihnya adalah kubu-kubu kecil.
Karena idealisme mereka yang antimiliter dan antikonservatif, partai ini meraih simpati dari kalangan pekerja serta kelas menengah. Mereka juga mendapat dukungan dari kaum perempuan dan kaum urban. Kelompok konservatif tak terlalu disukai kebanyakan perempuan Jepang karena mereka mengusung prinsip yang menentang kaisar perempuan.
Angela Dewi (AFP/AP/BBC/Nikei)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo