Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Raja Malaysia Sultan Ibrahim Iskandar menyatakan ketidaksenangannya atas kontroversi penjualan kaus kaki bertuliskan “Allah” di toko serba ada. Dalam sebuah postingan di Facebook, raja menyerukan tindakan tegas diambil terhadap mereka yang bertanggung jawab.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Umat Islam menjunjung tinggi kata Allah. Hal-hal yang memicu kemarahan tidak boleh muncul.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Entah disengaja atau tidak, dan apakah (kaus kaki tersebut) diimpor atau diproduksi secara lokal, saya ingin aparat penegak hukum menyelidiki masalah ini dan mengambil tindakan tegas untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang kembali.”
Kontroversi muncul setelah foto kaus kaki yang dijual di toko KK Mart Bandar Sunway muncul di media sosial pada Rabu lalu. Pada hari Sabtu, perusahaan meminta maaf dan menyatakan penyesalan atas kejadian tersebut.
Polisi telah menerima 36 laporan mengenai kaus kaki tersebut dan sedang menyelidiki penyebab ketidakharmonisan dan penyalahgunaan fasilitas jaringan.
Sebelumnya hari ini, perusahaan vendor yang memasok kaus kaki tersebut ke KK Mart menyatakan sedang mempertimbangkan tindakan hukum atas kelalaian terhadap pemasoknya di Cina.
Xin Jian Chang Sdn Bhd, sebuah perusahaan lokal yang berbasis di Johor, mengatakan pemasoknya mengakui bahwa kaus kaki tersebut dimasukkan “secara tidak sengaja”.
Penyelidikan internal awal menemukan bahwa kaus kaki tersebut merupakan bagian dari pengiriman yang lebih besar yaitu 18.800 pasang yang dipesan dari perusahaan yang berbasis di provinsi Zhejiang, Cina.
Dalam postingan Facebooknya, Sultan Ibrahim mengatakan “tidak masuk akal” jika sebuah perusahaan dengan karyawan lokal tidak menyadari kepekaan seputar kata “Allah”.
Dia juga mencatat bahwa dia telah meminta seluruh warga Malaysia untuk menjaga keharmonisan negara dan menahan diri untuk tidak menyentuh isu-isu sensitif mengenai keluarga kerajaan, ras dan agama dalam pidato perdananya di Dewan Rakyat bulan lalu.
“Saya baru saja menekankan pentingnya persatuan dan saling menghormati di antara masyarakat multiras di negara ini dalam pidato kerajaan saya di Parlemen, dan sekarang masalah ini muncul,” katanya.
“Kita sudah lama hidup di negara yang majemuk. Kesalahan terkait agama dan ras seperti itu tidak dapat diterima dan tidak boleh terjadi lagi.”
FREE MALAYSIA TODAY
Pilihan editor: Ditemukan Lagi Foto Keluarga Kerajaan Inggris yang Diedit