SATU lagi "dosa Soviet": Senin pekan ini Republik Tajikistan, dekat dengan perbatasan Afghanistan, digoyang gempa. Menurut siaran berita Radio Moskow, gempa berkekuatan 7 pada skala Reichter melanda Desa Sharora, 50 kilometer barat daya Dushanbe, ibu kota Republik Tajikistan. Diduga 1.415 jiwa tewas. Antara lain 600 warga Desa Sharora dipastikan tak dapat diselamatkan karena terkubur lumpur dari bukit yang diguncang gempa selama 40 detik. Georgy Koshlakov, Deputi Perdana Menteri Republik Tajikistan, dalam konperensi persnya menerangkan, Desa Okulibolo dan sebagian besar Desa Sharora serta beberapa desa lain sekitar 100 km persegi membujur dari timur ke barat -- terkubur lumpur. Daerah lain yang teguncang di antaranya Kota Nurek, dekat dengan bendungan pusat pembangkit listrik. Sampai berita ini diturunkan belum ada kabar bahwa bendungan itu selamat, atau jebol. Tajikistan memang daerah rawan gempa. Itu sebabnya sebagian besar bangunan di sini dibuat tahan guncangan. Tapi bila lumpur lalu mengubur kota, apa pula arti rumah tahan gempa? Empat tahun lalu, 1985, Kota Kairakkum, juga di Tajikistan, dilanda gempa yang menelan ribuan korban penduduk dan merusak banyak bangunan. Memang tampaknya gempa yang satu ini tak sedahsyat guncangan di Armenia yang menelan korban sediktinya 25.000 jiwa (menurut dugaan para wartawan, jumlah korban lebih dari 100.000 jiwa). Yang pasti, makin besar beban Gorbachev untuk menyelamatkan rakyatnya. Mungkin ini mendorong penarikan tentara dari Afghanistan tepat pada waktunya, apa pun yang terjadi di negeri yang diperebutkan oleh rezim Najibullah dan pejuang Muslim itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini