HARI-hari ini adalah hari-hari menegangkan bagi bekas orang kuat Korea Selatan: Chun Doo-Hwan. Sejak Chun meninggalkan istana kepresiden Gedung Biru, Februari lalu, satu per satu anggota keluarga bekas kepala negara itu "ditelanjangi" anggota parlemen bahwa mereka telah melakukan korupsi. Terakhir, yang diincar wakilwakil rakyat itu untuk diseret ke pengadilan adalah bekas Ibu Negara Nyonya Lee Sun-Ja. Ia dituduh telah menyelewengkan dana badan amal Saesaedae Foundation. Jumat pekan lalu, Lee dipaksa melepaskan jabatan ketua Saesaedae Foundation, yang telah dipegangnya selama tujuh tahun. Dalam minggu ini, menurut rencana Selasa, ia sudah harus menghadap Komite Penyelidik Kasus Korupsi untuk memberikan keterangan mengenai tuduhan itu. Kalau Lee menolak, berdasarkan undang-undang, ia dapat dipaksa untuk dibawa ke depan Komite Penyelidik. Maka, tokoh-tokoh Partai Keadilan Demokratis (DJP), yang kini berkuasa, sibuk membujuk Lee agar mau memenuhi panggilan Komite Penyelidik. Para pemuka partai itu juga membujuk Lee agar mengungkapkan nama-nama donatir Saesaedae Foundation. Hasil pertemuan pejabat-pejabat DJP dengan Lee tak diungkapkan. Tapi Lee, kabarnya, bersikeras tak mau memenuhi panggilan Komite Penyelidik. Saesaedae Foundation dibentuk 1981. Tujuannya membantu biaya operasi bagi pasien-pasien jantung yang berasal dari keluarga miskin dan memberi beasiswa anak-anak cemerlang. Selama tujuh tahun, begitu pengakuan Lee, terkumpul dana 42 juta dolar AS. Tapi, menurut kelompok oposisi, kekayaan Saesaedae Foundation jauh lebih besar dari itu, dan sebagian di antaranya dikantungi Lee untuk keperluan sendiri. Jika-nanti Lee diajukan ke depan pengadilan, maka ia adalah orang kedua dalam keluarga Chun yang diadili melakukan tindak pidana kasus korupsi. Anggota keluarga Chun yang pertama diseret ke meja hijau adalah Chun Kyung-Hwan. Adik laki-laki Chun Doo-Hwan ini September lalu diganjar 7 tahun penjara oleh pengadilan Seoul. Ia dinyatakan terbukti menyelewengkan dana masyarakat selama masa kepresidenan abangnya sebesar 10 juta dolar. Komite Penyelidik ternyata juga mengincar Lee Kyu-Dong, mertua laki-laki Chun. Ia dituduh Komite Penyelidik "menerima kemudahan" dari menantunya untuk usaha pertaniannya yang terletak di pinggiran Kota Seoul. Lee Kyu-Dong, menurut surat kabar Dong-Ah, membantah keras tuduhan tersebut. "Saya bersedia ditembak di tengah kota jika dakwaan terbukti," katanya. Bagaimana dengan Chun Doo-Hwan? Sudah dua pekan terakhir sekitar 3.000 mahasiswa turun ke jalan, menuntut agar bekas presiden itu ditangkap dan kemudian diadili. Di Kwangju, Kamis pekan lalu, mahasiswa-mahasiswa anti-Chun mengancam: jika sampai awal November Chun dan istri belum ditahan, mereka akan mengirim ribuan mahasiswa ke Seoul untuk meringkus bekas presiden dan ibu negara itu. Mahasiswa-mahasiswa radikal itu menuduh Chun selama berkuasa telah menyelewengkan uang negara jutaan dolar dan melanggar hak-hak asasi manusia. Meski kelompok oposisi yang mendominasi parlemen gencar berusaha agar bekas kepala negara itu bisa diadili, upaya itu tak mudah. Presiden Roh Tae-Woo, sekalipun berjanji akan menyingkapkan kasus korupsi pemerintahan Chun, sejauh ini masih melindungi pendahulunya itu. Ia memveto setiap usul di parlemen yang minta Chun diselidiki. FS
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini