Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Mulut lee, harimau seow

Eks jakgung singapura francis seow menuntut lee hsien loong minta maaf & ganti kerugian. lee menganggap tak ada ahli hukum punya kualitas memimpin komisi penyelidik tahanan marxis.

22 Oktober 1988 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DI Singapura, pengadilan ternyata berfungsi juga sebagai senjata politik. Perdana Menteri Lee Kuan Yew beberapa kali menggusur lawan-lawan politiknya lewat meja hijau. Tuduhannya antara lain melakukan korupsi, penghinaan, atau memberikan keterangan palsu. Mereka yang jadi korban politik di meja hijau di antaranya bekas Presiden Devan Nair, tokoh oposisi Jeyaretnam, dan Francis Seow. Penggunaan jalan hukum untuk mempermalukan lawan-lawan politik itu menjadi efektif lantaran Lee memiliki sebuah kantor pengacara di bawah nama Lee & Lee. Semua tuntutan terhadap lawan-lawan politik pemerintah diajukan ke pengadilan oleh firma hukum tersebut. Belakangan golongan oposisi juga mulai menggunakan saluran hukum untuk melawan pemerintah. Dua pekan lalu, bintang baru oposisi Singapura, bekas Jaksa Agung Seow, memilih jalan hukum untuk menuntut Menteri Perdagangan dan Industri Lee Hsien Loong. Dalam tuntutan yang diajukan melalui Kantor Pengacara Dube & Co., Seow menuntut Lee Hsien Loong minta maaf secara terbuka dan membayar kerugian atas penderitaan batin yang dialaminya. Pangkal dakwaan Seow tak lain dari ucapan Lee Hsien Loong dalam jumpa pers pada 29 April lalu. Lee Hsien Loong, yang dikenal suka ngomong ceplas-ceplos itu, kata Seow, menuduh dirinya mengatakan tak ada seorang ahli hukum Singapura yang bermutu buat memimpin komisi penyelidik para tahanan yang dituduh Marxis. Karena itu, kata Lee, Seow menuntut agar komisi tersebut diketuai oleh seorang Queen Counsel. Keterangan pers itu diberikan Lee Hsien Loong sehubungan dengan penahanan kembali para tahanan politik yang dituduh Marxis itu. Dasar penahanan kembali mereka, setelah dilepaskan beberapa hari, adalah undang-undang keamanan dalam negeri (ISA). Walau komisi penyelidik itu tidak jadi dibentuk, karena tahanan-tahanan politik tersebut menyatakan tak diperlakukan buruk, Seow tetap menuduh ucapan Lee Hsien Loong merugikan dirinya. Turut dituntut untuk minta maaf dan mengganti kerugian adalah surat kabar The Straits Times. Koran semipemerintah itu dituduh Seow telah menyiarkan keterangan Lee Hsien Loong, yang dianggapnya menyesatkan. Pengacara dari Kantor Lee & Lee, yang bertindak atas nama Lee Hsien Loong, menjawab tuduhan Seow itu dengan mengatakan ucapan kliennya pada jumpa pers lima bulan itu "punya dasar yang kuat". Dalam surat mereka ke pengadilan tinggi juga disebutkan bahwa Seow perlu waktu selama lima bulan buat mengadu. Karena itu kata mereka dalam surat balasan tersebut, dasar-dasar tuntutan Seow kurang kuat. Atas dasar itu mereka minta pengadilan menolak tuntutan Seow. Pengacara dari Kantor Dube & Co. mengatakan, mereka telah menerima surat balasan Lee Hsien Loong. Mereka sedang menyiapkan sebuah argumen sanggahan terhadap surat balasan tersebut. Tuntutan terhadap surat kabar The Straits Times, sampai akhir minggu lalu, belum berjawab. A. Dahana

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus