Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Serajevo -Konflik Yugoslavia adalah rangkaian konflik dan kekerasan yang terjadi di Republik Federal Sosialis Yugoslavia sejak tahun 1990-an sampai 2001, salah satunya Perang Bosnia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Konflik-konflik ini berkaitan erat dengan etnis dan suku-suku yang ada di Yugoslavia, seperti Suku Slovenia, Suku Kroasia, Suku Bosnia, Suku Serbia, Suku Montenegro, dan Suku Albania.
Konflik yang dialami oleh Yugoslavia menyebabkan kekacauan ekonomi di sana dan berujung pada disintegrasi Yugoslavia. Yugoslavia yang awalnya adalah salah satu wilayah paling luas dan kuat di daratan Eropa menjadi melemah dan terpecah ke dalam tujuh negara baru, termasuk Kosovo.
Konflik yang terjadi di Yugoslavia disebut-sebut sebagai perang paling mematikan di Eropa selepas Perang Dunia Ke-2 dan pada konflik di Yugoslavia terjadi banyak kejahatan perang serta upaya genosida terhadap etnis-etnis tertentu. Salah satu episode dalam Konflik Yugoslavia adalah terjadinya Perang Bosnia.
Perang Bosnia adalah konflik bersenjata yang terjadi di wilayah Bosnia sejak Maret 1992 hingga November 1995. Perang Bosnia melibatkan beberapa negara, seperti Serbia, Montenegro, Kroasia, dan Bosnia. Perang Bosnia adalah sebuah episode perang yang memiliki permasalahan yang kompleks dan berkaitan dengan rasisme yang berujung pada upaya genosida.
Perang Bosnia menjadi semakin buruk dan mendorong banyak pihak untuk segera menyelesaikan perang yang terjadi di Bosnia. Kemudian, lahirlah Perjanjian Dayton.
Perjanjian Dayton adalah sebuah perjanjian yang bertujuan untuk menghentikan salah satu episode dalam Konflik Yugsolavia, yaitu Perang Bosnia. Perjanjian ini disetujui di Pangkalan Udara Wright-Patterson di Dayton, Ohio.
Pertemuan sebelum perjanjian ini ditandatangani sudah dilakukan pada 1 hingga 2 November 1995 dan dihadiri oleh banyak tokoh kunci dalam Perang Bosnia, seperti Presiden Serbia Slobodan Milosevic, Presiden Kroasia Franjo Tudman, Presiden Bosnia Alija Izetbegovic, kepala negosiator asal Amerika Serikat Richard Holbrooke, dan Jenderal Wesley Clark.
Perjanjian Dayton resmi ditandantangani para pihak di Paris, Prancis pada 14 Desember 1995 dan dengan adanya Perjanjian Dayton menandai akhir dari Perang Bosnia. Namun, adanya Perjanjian Dayton tidak serta merta membuat Konflik Yugoslavia berakhir karena Konflik Yugoslavia baru benar-benar berakhir pada 2003.
EIBEN HEIZIER
Baca juga : Lokasi 200 Wanita Bosnia Diperkosa Jadi Tempat Wisata, Google Diminta Intervensi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini