Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Seorang wanita di negara bagian utara Uttarakhand, India, ditangkap setelah menyamar sebagai pria untuk menikahi dua wanita karena ingin mendapatkan mas kawin atau uang hantaran.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Krishna Sen, 26 tahun, diyakini telah menyamar sejak tahun 2014 saat dia menikahi mantan istrinya. Dia menggunakan Facebook untuk memikat para wanita.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca: Potret Kaum Pemakan Tikus, Termiskin dari yang Termiskin di India
Sen dan istri pertamanya dikabarkan berpisah sesaat setelah mereka menikah. Sen menikahi wanita lain pada April 2017.
Baca: Penganut Kristen India Alami Kekerasan Jelang Hari Natal
Penangkapan ini dilakukan setelah mantan mertuanya mengklaim bahwa Sen sering mengganggu anak mereka untuk meminta uang hantaran dan meminjam lebih dari 9.000 poundsterling atau setara Rp 171,1 juta untuk memulai sebuah bisnis.
Polisi mengatakan bahwa dia tidak pernah menanggalkan pakaian di depan kedua istrinya atau pun berhubungan intim secara seksual dengan mereka.
Menurut polisi, wanita yang juga dikenal dengan Sweety ini mencoba menyembunyikan identitas sebenarnya dengan melakukan aktivitas pria normal. Dia dilaporkan merokok, minum alkohol dan mengendarai sepeda motor.
Sen memiliki teman laki-laki, menggunakan toilet pria, dan berbicara dengan nada suara laki-laki. Dia juga menggunakan alat bantu seks saat berhubungan intim dengan istrinya dalam kegelapan.
"Awalnya kami kesulitan memahami apa yang dikatakan Sen. Kami kemudian memeriksanya dan terkejut saat mengetahui bahwa dia adalah seorang wanita," kata perwira polisi senior Janamejay Khanduri, seperti yang dilansir Daily Mail pada 17 Februari 2018. Berita ini juga dilansir Times of India.
Perwira ini menambahkan polisi juga berusaha memastikan peran anggota keluarga terdakwa dalam keseluruhan rangkaian acara.
Membayar dan menerima mas kawin adalah tradisi lama di India. Orang tua pengantin wanita memberi hadiah uang tunai, pakaian dan perhiasan kepada keluarga mempelai pria. Meski ilegal di India sejak 1961, praktik itu lumrah.