Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Berita Tempo Plus

Bagaimana Hun Sen Menyiapkan Anaknya Memimpin Kamboja

Hun Manet terpilih sebagai Perdana Menteri Kamboja. Anak istimewa Hun Sen sejak lahir.

27 Agustus 2023 | 00.00 WIB

Hun Manet (baju putih) di luar Majelis Nasional, di Phnom Penh, Kamboja, 21 Agustus 2023. REUTERS/Cindy Liu
material-symbols:fullscreenPerbesar
Hun Manet (baju putih) di luar Majelis Nasional, di Phnom Penh, Kamboja, 21 Agustus 2023. REUTERS/Cindy Liu

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ringkasan Berita

  • Hun Manet terpilih sebagai Perdana Menteri Kamboja yang baru.

  • Dia lulusan West Point dan New York University.

  • Disepuh Hun Sen sejak pemilihan umum 2018.

TEPAT menjelang tengah malam pada Kamis, 20 Oktober 1977, pohon chrey, pohon palem yang dianggap keramat dan telah tegak selama ratusan tahun di Distrik Memot, Provinsi Tbong Khmum, Kamboja, tiba-tiba bercahaya. Cahaya itu kemudian menyirami sebuah rumah yang tak jauh dari pohon itu—mirip pulung dalam mitologi Jawa. Saat itulah Hun Manet, putra sulung Hun Sen, lahir dari rahim Bun Rani.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Pulung Jatuh ke Hun Manet"

Iwan Kurniawan

Sarjana Filsafat dari Universitas Gadjah Mada (1998) dan Master Ilmu Komunikasi dari Universitas Paramadina (2020. Bergabung di Tempo sejak 2001. Meliput berbagai topik, termasuk politik, sains, seni, gaya hidup, dan isu internasional.

Di ranah sastra dia menjadi kurator sastra di Koran Tempo, co-founder Yayasan Mutimedia Sastra, turut menggagas Festival Sastra Bengkulu, dan kurator sejumlah buku kumpulan puisi. Puisi dan cerita pendeknya tersebar di sejumlah media dan antologi sastra.

Dia menulis buku Semiologi Roland Bhartes (2001), Isu-isu Internasional Dewasa Ini: Dari Perang, Hak Asasi Manusia, hingga Pemanasan Global (2008), dan Empat Menyemai Gambut: Praktik-praktik Revitalisasi Ekonomi di Desa Peduli Gambut (2020).

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus