Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

internasional

IAEA Berupaya Israel tak Targetkan Fasilitas Nuklir Iran

Dirjen IAEA Rafael Grossi mengatakan pihaknya dan Iran berupaya mencegah kemungkinan Israel menyerang fasilitas nuklir Iran.

15 November 2024 | 17.39 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi mengatakan pihaknya dan Iran berupaya mencegah kemungkinan Israel menyerang fasilitas nuklir Iran.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kami membahas upaya menangkal serangan Israel terhadap fasilitas nuklir Iran, dan saat ini sedang mencari cara menyelesaikan masalah itu," kata Grossi dalam pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi pada Kamis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pernyataan ini dilontarkan setelah Menteri Pertahanan Israel yang baru, Israel Katz, mengatakan pada Senin bahwa Iran "lebih rentan terhadap serangan terhadap fasilitas nuklirnya dibandingkan sebelumnya."

Grossi mengatakan kepada wartawan bahwa serangan semacam itu dapat menimbulkan konsekuensi yang sangat serius. Dia menambahkan sebagai kepala IAEA ia bertugas mencegah skenario seperti itu.

Grossi juga bertemu dengan Presiden Iran Masoud Pezeshkian selama kunjungannya ke Teheran. Ini merupakan kunjungan pertama pimpinan IAEA ke kota tersebut sejak pemerintahan Iran saat ini dilantik awal tahun ini.

Ketua Organisasi Energi Atom Iran, Mohammad Eslami, juga berbicara pada Kamis, mengomentari meningkatnya tekanan negara-negara Barat terhadap Teheran mengenai pengembangan nuklirnya.

Eslami mengatakan jika negara-negara Barat mengambil jalur interaktif, Iran akan tetap mendukung komunikasi ini. Namun dia menambahkan bahwa jika mereka mengambil jalan lain, Iran akan mengambil keputusan yang diperlukan demi kepentingan dan keamanan nasionalnya.

Kekhawatiran internasional meningkat atas program nuklir Iran. Negara ini telah memproduksi uranium yang diperkaya hingga kemurnian 60 persen. Jumlah tersebut jauh di atas batas 3,67 persen yang ditetapkan dalam perjanjian yang ditandatangani Iran dengan negara-negara besar pada 2015.

Teheran telah meningkatkan produksi uraniumnya setelah pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara sepihak menarik negaranya dari perjanjian tersebut pada 2018.

Pada akhir Oktober, angkatan bersenjata Israel (IDF) mengatakan akan menyerang target-target militer Iran sebagai balasan atas serangan terhadap negara Yahudi tersebut.

Sementara itu, CBS News melaporkan bahwa serangan Israel atas Iran terbatas pada aset militer dan tidak menargetkan fasilitas nuklir maupun minyak Iran.

NHK NEWS | CBS NEWS

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus