Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, London - Menteri Luar Negeri Inggris, Boris Johnson, mendukung kebijakan pemerintah Amerika Serikat untuk menyiapkan opsi militer terhadap Korea Utara dalam mengatasi krisis yang sedang berlangsung di Semenanjung Korea.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada Senin, 23 Oktober 2017, Johnson mengatakan memerangi Korea Utara adalah pilihan yang tidak diinginkan. Namun ini tetap menjadi tugas Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, untuk menjajaki solusi militer terkait upaya negosiasi dengan Pyongyang, yang selama inii kerap gagal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Walikota London Boris Johnson (tengah) berjalan menuju rumah dinas Gubernur DKI Jakarta sebelum melakukan pertemuan dengan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di kawasan Taman Suropati, Jakarta, 29 November 2014. TEMPO/Dhemas Reviyanto
"Saya tidak berpikir ada orang yang bisa menginginkan solusi militer untuk masalah ini. Namun jelas, kemungkinan semacam pilihan militer, setidaknya harus dipertahankan secara teoretis di atas meja," kata Johnson.
Baca: Terkena Sanksi Ekonomi, Pembelot: Korea Utara Segera Bangkrut
Komentar ini datang sehari setelah Trump memperingatkan bahwa Amerika Serikat benar-benar siap untuk menghadapi Korea Utara terkait pengembangan senjata nuklir dan rudal jarak jauh, yang berpotensi menyerang target di daratan AS.
Selama pidatonya di London, Johnson mencatat setiap orang, termasuk Kim Jong-un, harus tahu bahwa Trump didorong oleh kepentingan nasional Amerika Serikat.
Donald Trump dan Kim Jong-un. trofire.com
"Saya khawatir Presiden Amerika Serikat, siapapun dia, memiliki tugas mutlak untuk mempersiapkan pilihan agar tetap aman tidak hanya bagi orang-orang Amerika tapi juga semua orang yang terlindung di bawah kepentingan nasionalnya," kata Johnson, seperti dilansir Telegraph pada 23 Oktober 2017.
Korea Utara telah memberi isyarat menolak negosiasi dalam bentuk apapun terkait program pengembangan nuklir sampai Gedung Putih menghentikan sikap bermusuhan.
TELEGRAPH | TELESUR TV