Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Internasional

Israel Tolak Mundur dari Perbatasan Gaza-Mesir, Langgar Gencatan Senjata

Israel mengatakan bahwa militernya tidak akan menarik diri dari jalur strategis di sepanjang perbatasan Gaza-Mesir, meski harus mundur besok

28 Februari 2025 | 15.51 WIB

Tentara Israel berdiri di samping terowongan menuju Mesir di tengah konflik antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza, di wilayah Koridor Philadelphia di Gaza selatan, 13 September 2024. Militer Israel menunjukkan kepada wartawan sebuah terowongan lebar yang cukup besar untuk dilalui truk, yang mengarah ke Mesir tetapi diblokir dari sisi Mesir. REUTERS/Amir Cohen
Perbesar
Tentara Israel berdiri di samping terowongan menuju Mesir di tengah konflik antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza, di wilayah Koridor Philadelphia di Gaza selatan, 13 September 2024. Militer Israel menunjukkan kepada wartawan sebuah terowongan lebar yang cukup besar untuk dilalui truk, yang mengarah ke Mesir tetapi diblokir dari sisi Mesir. REUTERS/Amir Cohen

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Israel pada Kamis mengatakan bahwa militernya tidak akan menarik diri dari jalur strategis di sepanjang perbatasan Gaza-Mesir. Seperti dilansir Anadolu, meskipun perjanjian gencatan senjata Gaza menuntut penarikan pasukan paling lambat Sabtu 1 Maret 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Menurut kesepakatan gencatan senjata, Israel diharuskan untuk mulai menarik pasukannya dari Koridor Philadelphia paling lambat Sabtu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Namun, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengatakan bahwa Koridor Philadelphi di perbatasan antara Gaza dan Mesir akan tetap menjadi “zona penyangga.”

“Koridor Philadelphi akan tetap menjadi zona penyangga seperti (perbatasan Israel dengan) Lebanon dan Suriah,” kata Katz dalam pernyataan yang disiarkan oleh Channel 12 Israel.

Israel dijadwalkan mulai menarik diri dari koridor sepanjang 14 kilometer pada Sabtu berdasarkan gencatan senjata Gaza dan perjanjian pertukaran tahanan dengan Hamas.

Seorang pejabat Israel mengkonfirmasi bahwa Tel Aviv tidak akan menarik diri dari koridor tersebut pada Sabtu.

“Kami tidak akan meninggalkan Koridor Philadelphi,” lembaga penyiaran publik KAN mengutip pernyataan pejabat tersebut.

"Kami tidak akan membiarkan militan Hamas berkeliaran lagi di perbatasan kami dengan truk dan senapan, dan kami tidak akan membiarkan mereka mempersenjatai diri kembali melalui penyelundupan."

Menteri Energi Israel Eli Cohen mengatakan kepada Kan Reshet Bet Radio bahwa 59 sandera masih berada di Gaza dan bahwa pembebasan mereka tetap menjadi prioritas utama.

Dia mengatakan Israel hanya akan berlanjut ke fase gencatan senjata berikutnya jika empat syarat terpenuhi, yaitu pembebasan semua sandera, penghapusan Hamas dari kekuasaan, demiliterisasi Gaza, dan kendali keamanan penuh Israel atas daerah kantong tersebut.

Cohen juga menyatakan bahwa dukungan dari pemerintah Amerika Serikat dan dimulainya kembali pengiriman bom berat, yang sebelumnya dihentikan oleh pemerintahan Biden, memperkuat tekad Israel untuk mempertahankan tuntutannya.

Tentara Israel merebut koridor tersebut selama genosida di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 48.360 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan meninggalkan daerah kantong tersebut dalam keadaan hancur.

Belum ada komentar langsung dari Hamas mengenai pernyataan Israel tersebut. Namun, Hamas sebelumnya mengatakan siap untuk merundingkan fase gencatan senjata berikutnya.

Dalam sebuah pernyataan, kelompok tersebut mengatakan "satu-satunya cara" untuk memastikan pembebasan sandera yang tersisa adalah melalui komitmen terhadap gencatan senjata yang langgeng.

Genosida Israel dihentikan berdasarkan perjanjian gencatan senjata yang berlaku di Gaza pada 19 Januari.

Pada Kamis dini hari, Israel menerima jenazah empat sandera sebagai pertukaran untuk pembebasan ratusan warga Palestina yang ditahannya. Pertukaran tersebut menjadi pertukaran terakhir di bawah fase pertama dari kesepakatan gencatan senjata tiga tahap yang akan berakhir pada Sabtu.

Tiga dari sandera tersebut tewas saat berada dalam tawanan, sedangkan sandera keempat meninggal dalam serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober 2023, klaim kantor perdana menteri (PM) Israel. Pakar forensik di Tel Aviv mengonfirmasi identifikasi keempat jenazah itu setelah diserahkan oleh Hamas.

"Berdasarkan intelijen dan semua informasi yang tersedia, Ohad Yahalomi, Tsahi Idan, dan Itzik Elgarat tewas saat ditawan di Gaza," kata kantor PM Israel, seraya menambahkan bahwa Shlomo Mantzur (86) tewas dalam serangan 7 Oktober dan jenazahnya saat itu turut dibawa ke Gaza.

Belum ada komentar langsung dari Hamas, yang sebelumnya menegaskan bahwa pengeboman besar-besaran Israel menewaskan para sandera.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus